TINTAKALTIM.COM-Bagi Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PDAM), Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja (SMK3) punya filosofi untuk pelayanan, budaya kerja, kerjasama dan kesejahteraan pegawai. Sehingga, penerapannya harus konsisten dan maksimal.
“Yang kita lakoni di PDAM Balikpapan tidak bosan-bosan rapat membahas K3. Sebab, ini berkaitan dengan kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan. Tentu, pegawai yang sehat akan menghasilkan produktivitas maksimal,” kata Direktur Umum (Dirum) Perumda Tirta Manuntung Balikpapan, Noer Hidayah menjelaskan, mengapa perusahaannya harus concern dengan SMK3.
Dalam perusahaan kata Nunu, SMK3 diterapkan karena ini mampu mencegah terjadinya gangguan kesehatan yang diakibatkan pekerjaan. Juga melindungi pekerja dari risiko yang timbul dari faktor pekerjaan.
“Sebenarnya sangat sederhana, ini merupakan tanggung jawab moral. Pegawai diinstruksikan jangan menganggap sepele K3. Sebab, bukan untuk ‘menggugurkan kewajiban’ karena pemenuhan regulasi kaitan SMK3. Ini cermin budaya kerja,” urai Noer Hidayah yang akrab disapa Nunu ini.
Memang kata Nunu, yang terus dilakukan adalah bagaimana mempertahankan sikap pegawai untuk selalu kerjasama. Dan, ada yang menyebut kalau penerapan SMK 3 itu seperti buang-buang uang. “Itu pendapat keliru. Memberi anggaran untuk penerapan SMK3 di perusahaan juga bagian dari bagaimana mengelola manajemen perusahaan dengan benar,” jelasnya.
Oleh karena itu ungkap Nunu, jika ada pegawai yang enggan menerapkan K3 dan budaya kerjanya menurun, tentu akan menjadi catatan bagi perusahaan.
“Kalau pegawai sehat, dia akan produktif. Tentu, ini akan punya korelasi pada kesejahteraan. Sehingga, penerapan SMK3 di Perumda Tirta Manuntung Balikpapan semacam ‘harga mati’. Sebab, perusahaan-perusahaan kelas dunia selalu menerapkan untuk peningkatan kinerja,” katanya. (gt)