TINTAKALTIM.COM-Kerja cepat untuk merespons pelayanan air bersih PDAM kepada warga, dilakukan jajaran direksi dan dewan pengawas Perumda Tirta Manuntung Balikpaan (PTMB). Jangka pendek, rencana membangun penyulingan air laut menjadi air tawar (desanilasi) di kawasan Balikpapan Barat.
Lokasinya, di pesisir berdekatan dengan rencana pembangunan Rumah Sakit Sayang Ibu di Kampung Baru. Nantinya, pembangunan desanilasi ini jadi proyek percontohan (pilot project) PDAM. Dan, rencana juga akan dilakukan di kecamatan lainnya.
“Kami sadar Pak Walikota Balikpapan H Rahmad Mas’ud SE ME mendorong percepatan bagaimana air baku itu diwujudkan. Sebab, sangat dibutuhkan warga. Di sisi lain, jumlah penduduk terus bertambah, sehingga PDAM harus kerja cepat,” kata Direktur Utama (Dirut) PTMB Yudhi Saharuddin SE MM dalam pertemuan dengan puluhan awak media di ruang rapat kantor PTMB kawasa Ruhui Rahayu, Minggu (2/06/2024).
Dirut bertemu wartawan juga didampingi Kepala Bappeda Balikpapan Hj Murni, Ketua Dewan Pengawas PDAM Agus Budi Prasetyo yang juga Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BKAD) dan stafnya yakni Khoiruddin, Adelina dan para manajer lainnya.
Disebutkan Yudhi, program kerja PDAM yang masuk business plan sudah dibuat untuk periode 2024-2030. Dan, banyak program dibuat baik dari penyediaan air baku, penurunan angka kehilangan air atau non revenue water (NRW) serta revitalisasi jaringan perpipaan dalam kota.
Menurut Yudhi, pelanggan PDAM sekarang 122.471 sambungan dengan kebutuhan konsumsi air sebesar 1.063 liter/detik dan kapasitas produksinya 1.444 liter/detik. Sementara, kebutuhan total distribusi melayani pelanggan ekisting 1.496 liter/detik, sehingga ada defisit air berkisar 52 liter/detik jika kondisi normal belum termasuk sambungan baru.
Saat ini kata Yudhi, Balikpapan tidak memiliki sumber air baku yang handal seperti sungai besar. Hanya, mengandalkan tadah hujan dan sumur dalam yang total kapasitas air baku yang eksisting sekitar 1.570 liter/detik.
“Bahkan, sumur dalam yang digunakan adalah 4 sumur IPAM Kampung Damai kapasitas 58 liter/detik, 2 sumur IPAM ZAMP (10 liter/detik), 6 sumur IPAM Gunung Sari (140 liter/detik), 2 sumur IPAM Kampung Baru (20 liter/detik) dan 2 sumur IPAM Prapatan (27 liter/detik) yang totalnya 16 sumur 250-270 liter/detik,” jelas Yudhi Saharuddin.
“Mengenai desanilasi nanti kerja menyeluruh (holistik) tak hanya PDAM saja. Tentu perlu dukungan bappeda di bidang perencanaan dan institusi lainnya. Nanti kecamatan lain juga direncanakan, tahap awal 120 liter/detik dulu di Balikpapan Barat,” kata Yudhi.
DIKAJI
Sementara itu Murni menambahkan, proyek desanilasi sedang dikaji. Penentuan lokasi dan perencanaan pembiayaan, karena hal ini harus terwujud. Jangan sampai ada pendapat bahwa desanilasi itu mahal, sehingga sulit diwujudkan.
“Di Balikpapan sudah ada desanilasi di PT Pertamina untuk mendukung kegiatan kilang (steam). Mengapa harus takut desanilasi. Jangan dihantui dengan bayangan mahal, ini ada vendor bisa melakukan dengan biaya relatif murah,” kata Kepala Bappeda Litbang Balikpapan tersebut.
Konsep desanilasi itu kata Murni, menggunakan sistem Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) yang cara kerjanya memisahkan kandungan garam yang terkadung di air laut menjadi air tawar.
“Untuk desanilasi ini akan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), diperkirakan menelan biaya Rp50 miliar. Dan, tidak menggunakan pola Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU). Sehingga, APBD masuk ke kas PDAM dalam bentuk penyertaan modal,” jelas Murni.
Murni merasa optimistis. Apalagi, desanilasi ini biayanya murah. Sehingga, harus direalisasikan. Sebab, kawasan Balikpapan Barat juga kesulitan air bersih karena debit airnya tak besar.
Dijelaskan Murni, kaitan desanilasi mitigasi finansial sudah dilakukan. Bahkan sudah dihitung secara detail dukungan anggarannya, jangkauan layanan hingga proses pengambilan air sampai distribusinya.
“Kita sudah menghitung berapa harga jual air dari hasil desanilasi ini. Harganya tak berbeda dengan harga yang PDAM yang dijual sekarang,” kata Murni. Untuk harga jual air (HJA) PDAM sekarang berkisar Rp10.000 per meter kubik.
Sementara itu, kepala BKAD yang juga Ketua Dewan Pengawas PDAM Agus Budi Prasetyo menambahkan, proses pembangunan unit desanilasi tidak memerlukan zounding market atau mendapat masukan dari pelanggan. Karena, airnya nanti dijual ke pelanggan PDAM bukan pelanggan khusus.
“Nanti airnya itu dialirkan dan diproses di Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Kampung Baru dan diolah. Lalu, airnya dialirkan ke pelanggan. Sehingga, kapasitas 120 liter/detik yang lain bisa dialihkan ke pelanggan kawasan yang debit airnya kecil,” jelas Agus Budi.
Proses pengalihan 120 liter/detik jika IPAM Kampung Baru terisi, maka wilayah lainnya akan mendapat debit tambahan baru. Belum lagi, jika desanilasi sukses maka di tiap kecamatan juga dipasang desanilasi.
“Termasuk juga menganalisa dan merealisasikan SPAM Regional yang mengambil air dari Sungai Mahakam,” ujar Agus Budi.
Sementara itu tenaga ahli PDAM bidang SDM Hendri Munir mengatakan, sudah ada tiga vendor siap untuk mengelola desanilasi. Tentu nanti akan dipilih siapa yang paling feasible. “Kita juga sudah melakukan tolok ukur (benchmark) ke desanilasi di Pulau Seribu Jakarta. Di sana berjalan lancar dan akan sama pemetaannya dengan Kampung Baru nantinya,” ujar Hendri.
Secara hubungan harga pokok produksi (HPP) dan harga jual air (HJA) kata Hendri, juga sangat murah. Sehingga, hal ini bisa diintegrasikan ke IPAM Kampung Baru dan airnya dialirkan ke warga
“Kita masih terus analisa baik teknis dan finansial. Intinya, desanalisasi itu solusi paling tepat untuk mengatasi debit air bagi PDAM Balikpapan, sehingga proses pengaliran air ke pelanggan dapat lancar,” kata Hendri Munir.
Sementara itu, media ini melakukan peninjauan di lapangan. Dari area yang rencana dibangun desanilasi hingga menuju IPAM Kampung Baru, diperkirakan pipa transmisi yang harus dipasang sepanjang 1,5 kilometer. Dan, posisinya memang agak menanjak.
Tetapi, jika kekuatan tekanan air dengan debit 120 liter/detik, akan mampu mendistribusikan air ke pelanggan dengan catatan tekanan air mencapai 10 bar dan idealnya masuk ke rumah-rumah warga antara 0,5 – 3 bar. (gt)