TINTAKALTIM.COM-Pandemi covid-19 membuat orang inovatif. Itu dilakukan Yayasan Rahmad Mas’ud Centre (RMC) untuk mengeluarkan zakat. Pembinanya, Rahmad puny ide smart untuk melakukan transformasi zakat.
Jauh-jauh hari, Rahmad sudah antisipasi. Karena, situasinya tak mungkin mengumpulkan penerima zakat (mustahik) dari masjid ke masjid atau rumah. Sebab, Rahmad mengindahkan protokol kesehatan (prokes) yang salah satunya menghindari kerumunan.
Rahmad ingin mengubah perilaku pembayar zakat (muzakki) menyerahkan zakat lewat kanal digital atau transfer. Tak lagi konvensional. “Teknologi makin canggih, sehingga dirancang pembayaran zakat lewat online. Itu yang kita lakukan di RMC,” kata Rahmad usai menyerahkan zakat dan infaq secara simbolis, Selasa (4/05/2021) di aula rumah jabatan wawali.
Rahmad mengakui, cara konvensional beberapa waktu lalu dianggapnya karena ingin silaturahmi dan melihat kerja-kerja lapangan tim RMC. Tapi, karena Islam itu mudah dan memudahkan, sekarang menggunakan sistem online.
Setidaknya, Rahmad telah mengubah paradigma berzakat konvensional sebelumnya yang harus bertemu, berkumpul dan datang ke masjid sekarang lewat cara-cara yang praktis dan tak ada pertemuan.
“Memang masih ada anggapan, zakat harus dibayar secara konvensional, padahal itu bukan syarat sah. Yang sah itu ya ada niat dan distribusikan termasuk lewat transfer,” katanya.
DICETAK 10.000 ATM
Pola tranformasi pembayaran zakat Rahmad yang juga mengusung ‘Bani Mas’ud’ atau keluarga Mas’ud ini, dilakukan dengan mencetak Automatic Teller Machine (ATM) yang diserahkan ke seluruh mustahik. Tahap awal 10.000 ATM dan berangsur hingga 24 ribu jiwa mendapat zakat.
Rahmad menyerahkan kartu ATM dan buku tabungan secara simbolis kerjasama BRI dan Mandiri. Hanya, penerima zakat berkurang dari 30.000 menjadi 23 ribu jiwa. “Ini bagus, artinya yang dulu mustahik sekarang menjadi muzakki. Syukur-syukur penerima zakat dari tahun ke tahun berkurang,” ujar Rahmad, walikota terpilih ini.
Rahmad menyebut, penerima zakat itu sudah haknya dan ia memberi apresiasi karena secara simbolis, penerima zakat bisa hadir khusus memenuhi undangan keluarga Rahmad Mas’ud. Kendati hanya perwakilan dan tak semua.
“Keluarga kami membayar zakat karena kewajiban, sebab dari harta yang kita miliki ada hak orang lain harus diserahkan. Saya berdoa, kalau tahun ini sebagai penerima, tahun depan Insya Allah mustahik nanti sebagai pembayar zakat,” harap Rahmad Mas’ud.
MENINGKAT
Sementara itu, salah satu pembina RMC Drs Ahmad Mallolongan menyebut, sejak tahun 2010 Rahmad Mas’ud sudah menyalurkan zakatnya. Saat itu nilainya belum banyak.
“Karena rezeki makin bertambah, RMC dibentuk dan di tahun 2014 pembagian dilakukan di masjid-masjid menyebar di 6 kecamatan Kota Balikpapan,” ujar Ahmad Mallolongan yang juga bendahara DPD Partai Golkar Balikpapan ini.
Proses pemetaan (mapping) dilakukan kata Ahmad Mallolongan, RMC terus bergerak melakukan pendataan terhadap keluarga miskin (gakin) kerjasama dengan dinas sosial dan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM).
“Jadi datanya akurat karena by name by address atau sesuai nama dan alamat. Sehingga, tepat sasaran penyerahan zakatnya dan benar-benar gakin,” ujar Ahmad Mallolongan.
Sejalan dengan perkembangan zaman dan teknologi maka RMC mencari pola baru. Transformasi zakat itu dilakukan dengan dibayar online. “Tinggal transfer dan ditunggu di rumah. Jadi tak berkumpul untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19,” jelas Ahmad Mallolongan.
Sementara itu, mantan Ketua RMC Ustaz Mustaqim Lc MM menyebutkan, zakat dianggap sah bila sudah ada niat berzakat dan adanya perpindahan harta ke mustahik melalui amil yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat. “Selama berniat dan dananya dipindah lewat amil, maka zakat sah termasuk polanya ditransfer tadi. Terkadang amilnya ya muzzaki seperti Rahmad Mas’ud sendiri,” ujarnya
Pembayaran zakat secara online ini kata Mustaqim khususnya di bulan Ramadan setidaknya ada gerakan, edukasi cinta zakat ke berbagai lapisan termasuk mengubah pola distribusi.
“Secara syariat Islam, pembayaran zakat lewat transfer juga sah. Apalagi sistem online mempermudah. Dan laporannya juga sederhana. Lebih cepat. Intinya anytime anywhere. Kapan saja dan di mana saja bisa dilakukan. Tapi karena Ramadan, ya harus bulan Ramadan,” kata Ustaz Mustaqim.
Dalam proses penyerahan simbolis itu, hadir juga pembina-pembina RMC yakni Junaidi Latief dan Ketua KNPI Balikpapan Andi Welly serta tim RMC lainnya Rosman Abdullah dan Sekretaris RMC Idham.
Bahkan Idham menyebutkan, mengubah pola atau bertranformasi ke sistem online karena kebutuhan. Lebih sederhana dan bisa mengetahui secara langsung siapa penerima. Sebab, data RMC akurat.
“Ada juga data berkurangnya penerima zakat ada yang meninggal dan lainnya. Tapi, kalau setiap tahun berkurang dan seperti kata pembina beralih ke muzzaki, memang itu target RMC bagaimana pola perilaku berubah itu terjadi,” katanya. (gt)