Penulis: Munir Asnawi
TINTAKALTIM.COM-Berada di belasan penderita kanker yang sedang menjalani kemo dan puluhan pasien cuci darah di ruang hemodialisa Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD), Jumat siang kemarin, pengurus dan anggota Balikpapan Ladies Group (BLG) berduka.
Didampingi pengurus dan anggota komunitas Kita Peduli Kanker (KPK) Balikpapan, anggota BLG dipimpin ketuanya Mellanie Jones dan KPK yang dipimpin Rini menyambangi pasien yang terbaring lemah di ranjang perawatan.
Sembari menyerahkan bingkisan, Mellanie bersama lainnya berbincang akrab dengan penderita kanker. Dia bertanya penyakit yang diderita pasien dan telah berapa lama menjalani perawatan. Mereka terus menggelorakan semangat kepada pasien. Pasien pun larut dalam keceriaan. Bahkan ada yang minta foto bareng, hasilnya dikirim kepada keluarga di luar Kota Balikpapan.
Mellanie mengatakan, kegiatan carity gagasan komite BLG, Farah Teguh sangat baik. BLG ingin berbagi kebahagiaan dengan pasien penderita kanker dan juga mereka yang sedang menjalani cuci darah di RSKD.

Dijelaskan, anggota BLG terdiri ekspatriat dari berbagai negara ini, seperti Australia, Perancis, Inggris, Srilanka, Filipina, Afrika Selatan dan Indonesia di Balikpapan telah mendapatkan manfaat dari kota ini. Melalui BLG mereka memberi manfaat balik ke kota ini.
“Kami memberi ke kota ini. Bentuknya kegiatan sosial, seperti sekarang ini,” ujar wanita berusia 39 tahun asal Australia.
Selain kunjungan ke penderita kanker, BLG setiap tahun menggelar acara membantu pendidikan kepada keluarga kurang mampu dan juga membantu perlindungan beruang madu di kawasan KM 23 Balikpapan.
Ditanya, alasan dia bersama kawannya dan anggota KPK berkunjung ke pasien kanker, Mellanie mengaku, ada beberapa anggota BLG yang bersentuhan dengan penyakit mematikan ini. Dia mencontohkan dirinya. Neneknya juga menderita kanker. Karena itu, dia merasakan derita yang dialami penderita kanker.
“Bertemu pasien kanker ini, saya sedih. Saya ingat nenek,” katanya.
Lain Mellanie, beda pula Nadine Gudwin. Kakek dari suaminya meninggal dunia, karena penyakit kanker. “Keluarga kami berduka, karena kakek kami meninggal karena kanker ganas,” ujar wanita bule yang telah lama berada di Kaltim.

Ketua KPK Balikpapan, Rini mengatakan, jumlah pasien kanker se-Balikpapan mencapai angka 200 orang. Sebagian besar rutin menjalani kemotrafi di RSKD. “Jumlah penderita cukup banyak. Kami diberi kesempatan RSKD setiap hari jumat pada minggi ke-2 dan 4 untuk mengunjungi pasien,” katanya.
Kepala Ruangan Kemo RSKD, Emen mengatakan, pasien kanker yang menjalani kemo di rumah sakit tipe B ini datang dari berbagai kota di Kaltim. “Yang kami layani bukan hanya warga Balikpapan, juga ada dari Kaltara. Tergantung pasien,” sebut dia.
Misalnya saja, Kartini (61). Wanita penderita tumor usus yang sejak Maret mendapat perawatan berasal dari Nunukan, Kaltara. Sementara Sarkam yang telah 8 kali dari 12 kali menjalani kemo berasal dari Babulu, Kabupaten Paser.
Emen mengatakan, menghadapi tuntutan dan kemajuan, juga Balikpapan sebagai penyangga ibukota kota negara (IKN), jajaran RSKD berkad menjadikan rumah sakit itu, menjadi rumah sakit tipe A. “Kami ingin naik kelas,” katanya.
Kini, kata dia, sedang dibangun pusat penanganan kanker. Di perkirakan pada tahun 2020 mendatang sudah selesai dan pada tahun 2021 sudah bisa digunakan. Tentu akan dilengkapi peralatan yang sangat memadai dan modern.
Menurut dia, pengidap kanker terbanyak yang berobat di RSKD, adalah kaum wanita yang terserang kanker payudara, disusul kanker usus dan lainnya. “Dari catatan pasien yang ditangani, kanker payudara yang terbanyak,” jelasnya. (***)