TINTAKALTIM.COM-Naik sepeda motor. Bagi warga Balikpapan biasa. Ini adalah alat transportasi yang terjangkau oleh berbagai kalangan. Tentu harganya relatif murah dan mudah. Disebut mudah, karena siapapun dapat mengendarainnya.
Naik sepeda motor ke kantor. Itu dilakukan Wakil Walikota Balikpapan H Rahmad Mas’ud SE. Hanya di hari-hari tertentu saja. Sesuai keinginannya. Dari rumahnya Jl Wiluyopuspoyudo atau biasa disebut kawasan ‘bakso taman’ ke kantor Pemkot Balikpapan.
“Untuk refreshing saja. Catat ya bukan pencintraan. Nanti pingin menikmati sepeda motor disebut aneh-aneh lagi,” kelakar Rahmad kepada Tintakaltim.Com saat dirinya ditanya alasannya naik sepeda motor ketika harus ke kantor.
Rahmad menyebut, belajar naik sepeda motor sejak duduk di bangku SD. Saat belajar, sempat menabrak pagar rumah orang dan sepertinya agak kapok. Tapi, terus dilakukan demi bisa menikmati sepeda motor.

Sepeda motor Rahmad dibeli gres alias baru merek Kawazaki W 175. Motor ini jenis retro atau jenis motor klasik. Tapi jangan salah fiturnya modern. Mesinnya kecil dan berselinder. “Ini motor sport dan body-nya nggak terlalu besar, jadi lincah dan enak kalau dipakai,” jelas Rahmad.
Sepeda motor ini sebenarnya punya warna silver, yellow, fire red, black metallic. Wawali Balikpapan memilih warna kuning. Tentu disesuaikan dengan ‘warna hatinya’ yang memang dominan kuning. Maklum, ia juga sebagai Ketua Partai Golkar Kota Balikpapan yang partainya dikenal dengan warga kuning.
Pejabat naik sepeda motor ke kantor tak hanya dilakukan Rahmad Mas’ud. Di Semarang misalnya, Walikota Semarang juga naik motor ke kantor. Tapi, sepeda motornya menggunakan listrik, sehingga bebas dari emisi gas buang.
Juga di kalangan menteri, kita kenal juga Susi Pudjiastuti, mantan menteri perikanan dan kelautan. Di Jakarta sebelumnya juga ada pejabat naik motor ke kantor yakni mantan Gubernur DKI, Djarot Syaiful Hidayat.
Bahkan dari catatan penulis, saat berkunjung ke Kota Bogor, ternyata Sekda Kota Bogor sebelumnya Dodi Rosadi ke kantor naik sepeda motor Harley Davidson. Seluruh pegawai sudah paham jika deru suara motor sekda menggema. “Kan nggak ada larangan naik sepeda motor ke kantor. Termasuk naik motor gede (moge),” kata Dodi kepada Tintakaltim.Com saat itu.
Diakui Rahmad, banyak pejabat naik motor ke kantor. Termasuk Wawali Depok Priadi Supriatna. “Sekali-kali kan boleh. Naik mobil terus sudah bosan,” kelakar Rahmad.
Menurut Rahmad, selain motor berenergi BBM, juga ada motor listrik. Tentu lebih cinta lingkungan dan mendukung pengembangan energi baru terbarukan. “Kan sudah ada sepeda motor elektrik yang energinya batre di Indonesia. Nanti saya juga kampanyekan,” ujar Rahmad.
BIKERS COMMUNITY

Rahmad memang punya jadwal bersama komunitas anak motor atau bikers community untuk berkeliling dari masjid ke masjid membudayakan dan menggerakkan anak muda cinta terhadap masjid. Programnya, salat Subuh berjamaah.
Gerakan salat Subuh berjamaah ini di Indonesia mulai marak. Seperti di Padang, Bandung dan daerah lainnya. Bahkan di Bandung, sudah ada gerakan salat Subuh berjamaah yang dipimpin mantan Walikota Ridwan Kamil yang sekarang jadi Gubernur Jawa Barat.
“Di Kota Balikpapan saya akan budayakan salat berjamaah di masjid. Anak muda yang salat Subuh berjamaah di masjid, itu mencerminkan sosok pemuda yang tangguh baik secara mental atau spiritual,” ujar Rahmad Mas’ud.
Saat itu Rahmad Mas’ud sempat berkeliling naik sepeda motor. Ia berkeliling bersama bikers Kota Balikpapan yang membuat program Subuhan Akbar. Anak-anak muda ini pun cukup kreatif membuat tagline yang mereka sebut Bersilaturahmi Lewat Hobi, Dari Roda Dua Bersaudara. Acaranya saat itu digelar di Masjid Ar-Rahman, Sepinggan Pratama pada 6 Oktober 2019.
Cara yang dilakukan Rahmad tentu berbeda dari kebiasaan. Sebab, secara pribadi Rahmad Mas’ud dikenal golongan keluarga yang mobil pribadinya jika anak gaul menyebut bejibun alias banyak sekali dan mahal-mahal. “Naik sepeda motor itu asyik kok. Merasakan juga seperti Aparatur Sipil Negara (ASN) lainnya. Dan, saya juga akan budayakan. Saat blusukan melihat fasilitas publik juga enak naik sepeda motor,” jelas Rahmad.
Menurut Rahmad, dirinya memberi apresiasi anak muda yang salat Subuh berjamaah di masjid. Jika perlu harus dibudayakan Salat Subuh berjamaah seramai Salat Jumat. Sebab, Subuh itu sangat sulit bagi orang-orang tertentu untuk bangun pagi. “Saya salut kalau ada anak muda salat berjamaah. Apalagi salat Subuh. Mereka bisa disebut pejuang Subuh. Dan caranya memprovokasi agar anak-anak muda berjamaah dan datang ke masjid. Ini provokasi yang positif,” contoh Rahmad sambil senyum.
Dikatakan Rahmad, gerakan anak muda yang positif harus didukung. Jangan yang tua-tua saja mengisi masjid. “Saya salut dan harus terus memotivasi anak-anak muda itu. Dan, boleh kita abadikan sebagai mujahid Subuh mereka itu,” pungkas Rahmad Mas’ud yang juga bakal calon Walikota Balikpapan dari Partai Golkar ini. (git)