TINTAKALTIM.COM-Siaga bencana. Itu yang dilakukan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Balikpapan. Sehingga, pelatihan mitigasi bencana digelar di Kampung Santri Bairuha (KSB). Menariknya, santriwan-santriwati dilibatkan demi meningkatkan level kewaspadaan dini.
Kampung Santri Bairuha jadi saksi. Di mana, skill mereka dipertontonkan ke publik. Alhasil, solusi konkret ingin dihasilkan, jika di masyarakat terjadi bencana, maka santri LDII itu pun turun tangan.
“Ini sumbangsih LDII untuk memberi pengetahuan tentang bencana. Tentu, mitigasi bencana untuk memberikan pemahaman dan langkah strategis yang harus dilakukan jika ada ancaman bencana di lingkungan sekitar atau lainnya,” kata Ketua LDII Balikpapan, Herry Fatamsyah menjelaskan kegiatan mitigasi bencana yang digelar 8-9 Juli 2023.
Berbagai pihak hadir. Walikota diwakili Camat Balikpapan Tengah Agung Budi Wibowo dan sangat memberi apresiasi. Juga unsur TNI-Polri serta undangan lainnya. Hadirnya LDII dalam siaga bencana, membantu masyarakat dan program Pemkot Balikpapan.
“Mitigasi bencana yang dilakukan bukan lagi sifatnya sekadar skenario atasi bencana. Justru, secara skill sudah seperti menangani bencana sesungguhnya. Ini dahsyat,” ujar Agung.
Kegiatan itu mengusung tema Kampung Santri Bairuha Siap Sinergi dan Kolaborasi Mendukung Pemkot Balikpapan dalam Program Mitigasi Bencana. Tak heran, sejumlah pihak hadir dari kepolisian, TNI, Badan Penanggulangan Bencana, Dinas Sosial, Sentra Komunikasi (Senkom) LDII dan undangan lainnya.
Aksi ratusan santri di depan undangan memukau. Selain santri pondok, ada pula murid sekolah di SMP & SMA IT Tri Sukses Generus dan warga sekitar. Bahkan, Kampung Santri Bairuha (KSB) ini mendapat kepercayaan publik karena dukungan di acara itu pun datang seperti Pemkot Balikpapan, anggota DPRD Fraksi Partai Golkar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan, Lurah Gunung Sari Ulu, BSI Kota Balikpapan, PT Bayan Resources Tbk serta sponsor lainnya.
Menurut Herry, kegiatan mitigasi bencana di KSB memberi pemahaman konsep dasar dan teori mitigasi bencana. Juga meningkatkan kemampuan untuk melakukan perencanaan mitigasi bencana, memahami kerusakan akibat bencana serta cara-cara tindakan mitigasi bencana.
“Kami ingin cetak tenaga terlatih untuk mengedukasi masyarakat dan ke depan mereka semua akan menjadi petugas Emergency Response Team (ERT) bentukan LDII dan membuat jalur standar operating procedure (SOP) seperti jalur evakuasi, tempat berkumpul yang semua dilakukan di kawasan KSB,” urai Herry.
SIMULASI
Dari kegatan mitigasi bencana itu, peserta sangat skill, mereka mempraktekkan bagaimana cara pengoperasian Alat Pemadam Api Ringan (APAR), evakuasi, pembentukan pelatihan tim ERT sampai simulasi penanganan bencana kebakaran hingga evakuasi korban.
“Luar biasa KSB binaan Pak Herry dan Pak Laode Beni ini. Baru saja berlatih sudah seperti tim yang sudah skill-nya tak diragukan. Sebab, santri-santrinya sangat mendalami 6 tabiat luhur. Tak hanya belajar agama tetapi juga punya karakter membantu masyarakat,” ujar Direktur Eksekutif Kadin Balikpapan Drs Rikmo Kuswanto MSi yang ikut hadir di acara mitigasi bencana tersebut.
Sementara itu, menurut pengurus LDII Laode Beni bahwa KSB diprakarsai dan diresmikan oleh Walikota diwakili Edi gunawan SH MH (camat sebelumnya). Dan saat itu peresmiannya diselaraskan dengan program pameran ekonomi kreatif Kecamatan Balikpapan Tengah
Disebutkan Laode, KSB terletak di tengah kota Balikpapan yakni Jl Guntur Damai RT 38 & 39, Kelurahan Gunung Sari Ulu Balikpapan Tengah yang luasnya 7,5 hektare yang di dalamnya ada fasilitas umum dan sosial seperti Pondok Pesantren Bairuha yang dikelola Yayasan Bairuha Manshurin Gunung Guntur dan sekolah-sekolah berupa PAUD IT, boarding school SMP IT & SMA IT di bawah Yayasan Tri Sukses Generus (TSG), lapangan olahraga, perkantoran, lapangan upacara masjid, kawasan UMK.
“Prinsipnya KSB dibangun untuk mencetak generasi masa depan yang unggul. Tidak hanya pada sisi keilmuannya tetapi adab menjadi penting. Makanya budi luhur itu perintah Allah dan Rasulullah yang tujuannya di masyarakat adalah menjadi perekat kerukunan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujar Laode. (gt)