TINTAKALTIM.COM-Renovasi Masjid Istiqomah Balikpapan dinilai lambat dan mendapat sorotan sebagian pihak. Padahal, estimasi penyelesaian masjid diperkirakan akhir 2022. Hingga Juli 2023 masjid pun belum rampung dan belum terlihat kapan diselesaikan.
“Harusnya juga dikebut seperti proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) milik Pertamina. Orientasinya kan berbeda, karena proyek masjid itu untuk kepentingan dakwah umat dan menggunakan dana Pertamina tapi kalau RDMP itu bisnis. Secara substansi sama fungsinya. Ya ini, sama-sama untuk umat. Tapi, renovasi itu rasanya perlu dipercepat,” kata Herry Soenaryo SH, Pengamat Kebijakan Publik Balikpapan ketika memberikan komentar kaitan lambannya renovasi masjid itu.
Seperti diketahui, Masjid Istiqomah milik PT Pertamina itu sudah jadi icon Kota Balikpapan. Kegiatan renovasi dirancang dengan menelan biaya sekitar Rp60 miliar dengan masa pembangunan dua tahun.
Masjid itu direnovasi dan nanti akan jadi masjid monumental dan modern. Masjid itu desainnya akan ada area parkir basement dibangun di atas tanah seluas 5.603 meter persegi dan diperkirakan mampu menampung sekitar 5.000 jamaah.
Menurut Herry, percepatan renovasi harusnya segera dilaksanakan. Mengingat Masjid Istiqomah Balikpapan memiliki sejarah tersendiri bagi Kota Beriman
Sebab katanya, jika melihat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan 2005-2025 salah satu tagline Kota Balikpapan adalah Madinatul Iman yang bermakna mendorong masyarakat madani, masyarakat yang sejahtera, berpendidikan tinggi berlandaskan iman. Apapun agamanya.
“Kita apresiasi renovasi itu. Sebab, mendukung Balikpapan Madinatul Iman. Hanya, jangan terkesan lamban dan hendaknya segera diselesaikan. Apalagi jamaah menunggu penyelesaian,” singgung Herry yang juga Direktur Stabil Bidang Lingkungan Hidup Balikpapan ini.
Herry memprediksi, sebenarnya pekerjaan proyek renovasi itu bisa cepat. Sebab, ditopang dana bantuan Pertamina. Sehingga, tidak terlalu sulit menyelesaikan pembangunan.
“Kami sangat setuju direnovasi. Karena, masjid itu kebanggaan masyarakat termasuk pendatang pun sering memanfaatkan masjid itu sebagai wisata religi,” ujar Herry yang juga pengurus Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) di Balikpapan ini.
Dari pemantauan media ini, masjid itu dikerjakan kontraktor PT Sumber Berkat Dwitunggal dengan jumlah pekerja 200 orang. Dan ke depan masjid itu dirancang memiliki ruang terbuka hijau (RTH) serta diharapkan masjid itu akan kembali rutin melakukan aktivitas keagamaan selain pengelolaannya pun akan memperkuat dengan adanya unit-unit masjid seperti PAUD, TK, SDIT-SMPIT, pondok tahfiz, toko buku, mini market, radio, bina mualaf, Bazma, poliklinik Ibnu Sina dan biro perjalanan haji dan umroh.
PENAMBAHAN SCOPE
Sementara itu secara terpisah General Manager (GM) PT Kilang Pertamina Indonesia (KPI) Unit Balikpapan Arafat Bayu Nugroho saat dikonfirmasi memberikan jawaban singkat. Ia mengatakan, bahwa ada penambahan scope (penambahan fitur pada pekerjaan proyek) dalam pembangunan.
Ditanya apakah scope itu, Arafat yang dihubungi via aplikasi WhatsApp (WA) tidak menjawab rinci. Ia hanya menjawab bahwa ada penambahan rumah tahfidz yang terintegrasi dengan masjid.
Ketika diminta agar ada penjelasan rinci dan media ini mencoba menghubungi melalui sambungan telepon via WA, telepon yang masuk menandakan berdering tetapi tidak diangkat dan tidak dijawab. Walaupun media ini bertanya kapan estimasi penyelesaian proyek renovasi itu.
Menurut Herry, harusnya pihak Pertamina melalui GM atau siapa yang bertanggungjawab menjelaskan kepada publik secara gamblang. Sehingga, masyarakat pun bisa memahami apa-apa saja penyelesaian pekerjaan itu sehingga memerlukan waktu yang lama.
Secara on the spot, dari pemantauan media ini, masjid itu sekarang sudah berdiri pondasi rancangan untuk 3 lantai. Kerangkanya pun terlihat kokoh. Hanya, tidak dapat diketahui, kapan penyelesaian pekerjaan renovasi itu.
Sejauh ini, masyarakat muslim yang biasa memanfaatkan masjid itu untuk kegiatan ibadah, harus salat di masjid yang disiapkan bersifat sementara. Tetapi, terasa sempit dan daya tampungnya pun kecil.
Dikatakan Herry, renovasi Masjid Istiqomah juga sebenarnya masuk dalam dokumen pengembangan proyek RDMP. Karena, itu penting bagi umat sebab kaitan pembinaan spiritual yang juga untuk kepentingan masyarakat luas dukungan Pertamina.
“Saya ikut membahas kaitan masjid itu. Kok proyek RDMP yang dari data menggunakan anggaran Rp60 triliun lebih cepat dan dikebut sementara renovasi Masjid Istiqomah yang hanya Rp60 miliar lambat sekali penyelesaiannya. Ada apa ya,” tanya Herry Soenaryo. (gt)