Catatan: Sugito*)
TINTAKALTIM.COM-Meskipun tak mungkin, walaupun ku mau membawa kamu lewat mesin waktu. Potongan syair lagu Mesin Waktu Budi Doremi seolah kita dibawa mengenang masa lalu. Tak mungkin terulang, tapi kenangannya penuh dengan catatan bersejarah dan menancapkan kerja keras dan hasil memuaskan dan jadi legacy.
Itulah frasa Mesin Waktu dari perjuangan Hotel Blue Sky yang 50 tahun silam, sejak tahun 1973 mengelola bisnis dari hotel bangunan kayu berlantai 3 dan hanya 30 kamar, kini telah berbuat dan memberi kontribusi untuk ekonomi Indonesia.
Di ulang tahun emasnya, akan dirayakan 23 September 2023 mendatang. Dan, semangat manajemen plus karyawannya powerfull karena tantangan bisnis yang dijalani hingga era kini tak menyurutkan semangat untuk tumbuh.
Tantangan itulah, mengilhami General Manager (GM) Blue Sky Balikpapan Danuri Effendi dan team sehingga mengusung tema The Magic of Blue Sky atau Keajaiban Blue Sky. Tema itu, flash back masa lalu yang dilekatkan pada anniversary emas atas reputasinya menjaga kualitas tetap eksis di bisnis perhotelan.
Liku-liku perjalanan bisnis yang awalnya atas kerja keras Linan Eko Putra atau biasa disapa Om Soen, seolah jadi legacy. Dan saat itu masih menggunakan nama Blue Sky International Hotel berganti jadi Bahana Surya di tahun 1996 dan tak lama kembali bernama Blue Sky
Legacy Om Soen yang sudah berpulang pada November 2019 lalu, diteruskan ke generasi sang putra Linan Kurniahu sebagai owner dan investor Blue Sky Group terus bertekad menjadikan Blue Sky berkualitas. Berlanjut ke generasi berikutnya yakni Rynold Linan, anak muda yang smart, atas didikan karakter orangtua pasangan Linan Kurniahu dan istri. Sehingga, buah hatinya pun sukses.
Kendati diakui tantangan yang dihadapi bukan persoalan sederhana, tetapi lewat strategi, kerja keras, kejujuran dan kolaborasi kuat membangun network, kini Blue Sky berdiri kokoh hingga usia setengah abad.
Warga Balikpapan harus bangga. Blue Sky ditangani dengan konsep leadership sang pengusaha lokal dan ikut mencatatkan sejarah pembangunan Balikpapan, Kaltim dan Indonesia.
Tak berhenti, langkah Linan Kurniahu terus menapak misi nasional. Dan, brand Blue Sky mampu memberi kontribusi ekonomi nasional lewat pembangunan airport lounges di seluruh bandara di Indonesia di Palembang, Batam, Bali, Surabaya dan lainnya.
Jika kita menunggu boarding pesawat, di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta misalnya, di sekitar gate 17-18 ada lounge milik Blue Sky. Juga bandara lainnya yang didesain dengan menu karya food & beverage Blue Sky yang taste-nya jika di bandara mana pun, tak ubahnya seperti di Balikpapan. Ingin menikmatinya, tentu Anda harus menjadi member
Kegigihan Linan tak pernah berhenti. Ia memang pebisnis ulung dan bukan hanya jagoan kandang. Figurnya low profile dan sangat humble, bersajaha serta memiliki strategis bisnis untuk terus memperbaiki kualitas layanan sesuai keinginan pelanggan.
Dari kerja keras Linan bersama tim, Blue Sky kini memiliki brand kuat. Ada diferensiasi yang jadi keunggulan dan secara marketing kompetisi memiliki uniqe selling point (USP)atau sesuatu yang unik untuk dijual.
Apa itu? Food and Beverage. Atau makanannya yang diolah oleh chef handal tak berubah taste-nya. Bahkan, melekat dalam benak dan jadi cerita mendunia (world of mouth) lewat narasi jika ingin menginap nyaman dan makanannya enak ya di Blue Sky hotel.
Menancapkan image itu bukan pekerjaan mudah. Linan harus berkeliling dunia mendapatkan tolok ukur (benchmark) jenis food berkualitas. Dan itu diadopsi di hotelnya yang lebih menitikberatkan pada sisi kesehatan dan kualitas rasa.
Tak heran, menu masakan di Blue Sky sangat inovatif dari Indonesian Food, Japanese Food (di Restaurant Sushi Ten) sampai Chinese Food yang semua dari sisi penyajian, pelayanan dan rasa membuat para pecinta kuliner (foodies) merasa nyaman dan puas.
Linan orangnya friendly, jika bersahabat sangat perhatian. Dari dulu sampai sekarang persahabatan yang saya lakukan tak pernah lekang dimakan waktu. Saya sebagai wartawan sering menulis success story bisnis Blue Sky Hotel termasuk jika ada liputan.
Di tangan Linan, bisnis Blue Sky Group terus meningkat mengembangkan dunia industri lainnya yakni De Café Blue Sky yang sekarang ada 4 De Café di depan Hotel Blue Sky, area Ruko Bandar Klandasan, Siloam Hospitals dan di Pantai BSB dan pada 26 Oktober 2023 mendatang akan buka De Café di kawasan Pelindo Samarinda.
Bukan itu saja, di bidang property Blue Sky juga membangun usaha perumahan bernama The Hills Residence dekat kompleks perumahan Pemkot Balikpapan di Balikpapan Baru dan ada puluhan rumah yang disewa oleh ekspatriat.
Bisnis unit Blue Sky tidak hanya di Kaltim. Di Jakarta, lewat holding company-nya membangun hotel dengan nama Blue Sky di Jalan Pentamburan Jakarta dan kerjasama Pemprov Kaltim Blue Sky Pandurata di Jalan Raden Saleh.
APRESIASI
Blue Sky sukses tak pernah lupa dengan customer-nya. Sehingga, jika ultah emas ada suguhan perayaan, bagian apresiasi para konsumen yang telah memakai dan menikmati jasa Blue Sky Hotel.
Sehingga, kata GM Danuri Effendi, pantaslah momentum ultah gold itu dimanfaatkan untuk mengklaim kembali (reclaiming) dan menampilkan (showcasing) kaitan kesuksesan Blue Sky di pelayanan hotel, fasilitas dan produknya serta sejumlah outlet F&B yang sangat terkenal di masyarakat.
Merangkul anak muda, hospitality competition antar SMK dan perguruan tinggi untuk mendukung pendidikan dan pembinaan generasi masa depan, digelarlah lomba bidang hospilility yang melibatkan siswa-siswi SMK yang terdiri dari making bed, dine set up dan restaurant service.
Bukan itu saja kata Danuri, kompetisi futsal juga digelar untuk coporate tournament yang melibatkan instansi di Balikpapan, usia 35 tahun ke atas. Dan lokasinya di lapangan futsal Blue Sky yang telah direnovasi dengan kualitas lapangan yang lebih tinggi dan modern.
Kenapa corporate, alasan Danuri sederhana karena mereka yang ikut memberi ‘stimulus omset’ bagi kebesaran Blue Sky. Sehingga, sangat linier dengan bisnis yang puncaknya pada sisi profitable.
“Bisnis perhotelan itu kan bagaimana mendapatan market yang pada tutup buku harus meraih profit. Sehingga, corporate yang menjadi loyalis Blue Sky berada di garda terdepan bagi kami. Selain merajut persaudaraan. Tapi, bukan market saja, pelayanan, kualitas dan kenyamanan serta aman jadi standar Blue Sky. Apalagi kita sudah mendapat predikat ISO,” kata Danuri.
Di bidang sosial, Blue Sky pun melakukan. Di puncak ultahnya akan membantu tempat sampah di sekitar usaha perusahaan. Tentu, ini upaya perusahaan ikut mendukung kebersihan lingkungan dan mendukung pemerintah lewat kerja corporate social responsibility (CSR).
Tak kalah seru, Minggu (17/09) digelar kegiatan Gowes Gaul 20 kilometer. Kegiatan ini mengajak para penggemar sepeda untuk mengekplorasi keindahan Balikpapan dengan mengayuh sepeda sejauh 20 kilometer.
Puncaknya, 23 September 2023 yang mengusung konsep The Magic of Blue Sky, 50th Anniversary of Blue Sky Hotel Balikpapan dengan kegiatan customer’s night gala dinner.
“Kami akan memberi apresiasi loyal customer, korporasi, instansi pemerintah, media dan berbagai elemen masyarakat yang selama ini telah mendukung Blue Sky Hotel Balikpapan dan menjadi saksi perkembangan Blue Sky Hotel Balikpapan dari masa ke masa,” ungkap Danuri.
CAREER ACADEMY
Jika ingat Blue Sky, saya harus menyebutnya sebagai hotel yang jadi ‘kawah candradimuka’ Sumber Daya Manusia (SDM). Tak hanya berpacu di tengah perubahan dalam era transoformasi digital atau disrupsi, tetapi mencetak tingkat kecakapan dasar (basic) hingga menciptakan talenta-talenta sukses di bidang perhotelan.
Ternyata, di internal Blue Sky sudah memiliki yang diistilahkan BCA (Blue Sky Carrer Academy). Tempat mencetak pribadi agar memiliki karakter pribadi yang kuat, terlatih, tangkas dan memiliki skill.
“Jadi BCA itu boleh disebut kawah candradimuka atau tempat penggeblengan Blue Sky. Kami sangat concern dengan kualitas SDM. Sehingga, ouputnya profesional dalam melayani dan menciptakan hospitality yang berkualitas demi customer,” kata Danuri.
Istilah Candradimuka sendiri dalam legenda pewayangan adalah tempat di mana Gatotkoco direbus oleh para dewa, sehingga memiliki tubuh dan tulang kerasnya seperti besi, ototnya seperti kawat yang terbang tinggi di kayangan. Dan, tafsir untuk SDM adalah orang yang mentalnya dilatih untuk berjiwa besar dan memiliki makna berarti dan sumbangsih atas knowledge dan skillnya.
“Intinya Blue Sky Group juga tak pernah berhenti untuk mencetak SDM. Itu bagian dari proses pelayanan maksimal agar seluruh head of department (HOD) atau kepala departemen mampu merealisasikan sesuai dengan visi-misi Blue Sky yang bertumpu pada budaya perusahaan (corporate culture) seperti the best, punya tanggungjawab, berinovasi, smart, disiplin dan kejujuran,” ungkap Danuri.
HILANG MALU
Dalam ‘menjual’ Blue Sky dan produknya, hotel ini dipimpin Direktur of Sales & Marketing F Rizal Murdiansyah. Ia adalah orang yang punya pengalaman komunikasi dan marketing.
Sehingga, Rizal harus memanfaatkan personal touch atau sentuhan personal sebagai nilai tambah bisnis. Karena, itu membantu pelaku usaha menjaga tingkat kepuasan pelanggan dan mengetahui produk.
Dan, bagi Rizal itu masuk dalam SOP Blue Sky. Karena, harus dilakukan oleh semua karyawan untuk meraih market pelanggan dan calon pelanggan.
“Kami juga melakukan riset, SWOT dan lainnya, sehingga ketika berjualan produk tepat sasaran kepada pelanggan. Ya istilah kita, tidak ada rasa malu. Kalaupun ditolak ya tak masalah, namanya menawarkan dan memasarkan produk,” ungkap Rizal.
Bagi Rizal, Blue Sky memiliki struktur karyawan yang skill. Sehingga, untuk melakukan personal touch sangat mudah. Dan itu terus dilakukan, sehingga mendapatkan hasil optimal.
“Eranya memang digital. Kita juga mengubah pola pemasaran lewat digitalisasi. Karena, kebutuhan pasar memerlukan. Sekarang, ballroom direnovasi dan dilengkapi dengan sarana digitalisasi,” kata Rizal yang juga expert di bidang komunikasi ini.
Rizal terus bekerja keras bersama tim. Ia menjalankan regulasi owner dan GM agar memasarkan Blue Sky dengan konsep superteam.
Kendati, ia sadari lokasi Blue Sky tidak terlalu strategis yang tidak berada di tengah kota karena lokasinya di Balikpapan Barat. Tetapi, karena ada keunikan Blue Sky, bagi Rizal itu mudah dijadikan ‘alat marketing’.
“Orang marketing itu harus kerja keras. Menangkap peluang dan pasar. Karena Blue Sky punya keunikan, maka bisa dijadikan unggulan bisnis. Selain tim kita melakukan pemetaan (mapping) pasar,” ujarnya.
Kalangan corporate itu kata Rizal, sangat mencari yang worth it atau pantas dengan seleranya. Dan itu dimiliki Blue Sky khususnya dalam hal pelayanan dan kualitas. Sehingga, di era kompetisi dirinya dan tim tak pernah ragu untuk memasarkan Blue Sky.
Rizal semakin optimistis karena Blue Sky memiliki diferensiasi produk yang membedakan dari produk pesaing dan meningkatkan peluang loyalitas merek dan pertumbuhan bisnis serta loyalis customer.
“Kami juga terus menunjukkan kemampuan berbisnis hotel yang profesional, sehingga sering menjadi asesor dalam agenda hospility di sekolah, perusahaan dan lainnya,” pungkas Rizal.
Akhirnya, semoga perjalanan sukses Blue Sky terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya dan happy anniversary 50th Blue Sky Hotel. Legacy suksesnya semoga terus mewarnai bisnis Kaltim dan Indonesia dan tak lekang mengikuti mesin waktu.**
*) Wk Ketua Media Online Indonesia Kaltim dan Wartawan Senior