TINTAKALTIM.COM-Ketua Komisi III DPRD Balikpapan H Alwi Alqadrie yang juga anggota DPRD asal daerah pemilihan (dapil) Balikpapan Barat sangat mengartikulasikan aspirasi masyarakat. Bahkan, sudah mengakomodir dan merealisasikan 17 usulan warga Kelurahan Baru Ulu.
“Proses reses ini bukan bersifat politis saja. Tetapi, saya sebagai wakil rakyat bertemu dengan konsituen ingin menjaring aspirasi. Lalu saya perjuangkan,” kata Alwi Alqadri bicara di hadapan 53 ketua RT di Kelurahan Baru Ulu saat reses Masa Persidangan III tahun 2021 di Gedung Olah Raga (GOR) Baru Ulu, Senin (6/10/2021)
Masa reses adalah masa di mana anggota DPRD bekerja di luar gedung atau kantor dan melakukan pertemuan serta kunjungan ke konsituen dapilnya untuk menjalankan tugas sebagai wakil rakyat yang salahsatunya menjaring aspirasi secara bottom up partisipatif (partisipasi dari bawah).

Alwi di hadapan ketua RT, menegaskan kembali fungsinya bahwa tugasnya sangat melekat yakni legislasi, penganggaran dan pengawasan. Termasuk mendengarkan aspirasi rakyat Baru Ulu.
“Alhamdulillah, sudah ada sejumlah aspirasi saya perjuangkan dan Insya Allah bisa direalisasikan segera. Ini juga berkat dukungan bapak-ibu sekalian,” ujar Alwi di hadapan puluhan ketua RT sambil membuka-buka ‘catatan perjuangannya’ yang disampaikan ke warga.
Alwi saat reses didampingi sejumlah pejabat yakni Kabag Distribusi Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PDAM) Ridha Emirsusalim, Kepala Bidang Lalin Dishub Balikpapan Risky Farnovan, Administrator Kepesertaan BPJS Kesehatan Balikpapan Widdi Djatmiko dan undangan lainnya.

Menurut Alwi, aspirasi yang masih jadi primadona adalah PDAM. Sehingga, dirinya mengajak unsur PDAM. Alwi sebagai anggota DPRD dapil Balikpapan Barat sejauh ini terus berjuang bagaimana warga mendapatkan layanan air bersih.
“Saya anggota DPRD Balikpapan Barat yang terus berjuang bagaimana rakyat dapat air PDAM. Dari cara saya yang soft atau lunak sampai kritik pedas. Ini semua demi wargaku,” urai Alwi yang juga Ketua Pengurus Tingkat Kecamatan (PTK) Partai Golkar ini.

Dalam reses itu, Alwi lalu membuka kesempatan sesi awal dengan 3 pertanyaan: Baharuddin RT 26, Normati (RT 11) dan Dini (RT 39). Rata-rata ‘menggugat’ PDAM karena sejauh ini susah sekali mendapatkan layanan air bersih. Bahkan, Baharuddin mempertanyakan kaitan banyak sumur dalam (deep well) yang tak berfungsi. Padahal, itu diharapkan menambah debit air untuk distribusi air bersih ke warga.
“Ya tiga orang dulu. Semua soal air PDAM. Saya memang sudah melakukan identifikasi. Tiga hal kaitan air ini yakni pemasangan baru, air tidak mengalir hingga dibebaninya pipa induk yang ditanggung warga,” jelas Alwi menambahkan point penting keluhan warga Balikpapan Barat itu kaitan PDAM.

Dalam konteks itu, PDAM melalui Rida menyebutkan, aliran air bersih di Balikpapan Barat sejauh ini didukung 3 Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) yakni Kampung Baru, Damai dan Batu Ampar. PDAM lalu merekayasa bagaimana air mengalir ke warga. “Kita sudah juga menggunakan boster. Tetapi, topografi dan elevasi atau ketinggian kawasan Kampung Baru berbeda daerah lain. Sehingga, air sangat sulit mengalir lancar,” jelas Rida.
Diakui Rida, distribusi air ke Balikpapan Barat khususnya Kelurahan Baru Ulu dan sekitarnya sangat menghadapi masalah. Beberapa bulan sudah diusahakan membagi pola rekayasa IPAM dan ada yang mengalir seperti RT 11, 12 hingga 36. Hanya, pola pengaliran air biasanya terjadi pukul 19.00 Wita hingga Subuh. “Penyuntikan boster terus dilakukan. Masalahnya pada debit air yang tersedia,” urai Rida.
Rida juga menyebutkan, kaitan sumur dalam yang tak berfungsi, bukan domain dirinya untuk menjawab. “Nanti kami sampaikan ke divisi produksi. Memang kajian sumur itu detail. Terkadang juga berkaitan dengan sumber sumur dalamnya yang kecil. Tetapi, PDAM terus mencari debit air,” ujarnya.
Dalam konteks penambahan debit air PDAM ini, sampai-sampai menjadi diskusi intens warga. Ada yang mengusulkan agar menggunakan pola desanilasi (penyulingan air laut menjadi tawar).
“Kita tinggal di pesisir. Bisa toh debitnya tidak besar. Ayo diujicoba anggarkan saja. Paling Rp100 juta tetapi air mengalir. Kuncinya untuk MCK (fasilitas sanitasi kaitan mandi, cuci, kakus). Air laut kan melimpah,” ujar Agus Fitriansyah dan rekan-rekannya.
Di beberapa daerah katanya, jika debit air kesulitan. Maka desanilasi menjadi solusi. “Mengapa sumur bor bisa. Ini tergantung kemauan saja,” ujarnya.
MBR DIPERJUANGKAN
Sementara itu, untuk memasang sambungan rumah atau pelanggan baru, juga jadi keluhan warga melalui ketua RT. “Sulit betul mau pasang air. Dibebani pipa induk lagi. Tolong diperjuangkan Pak Alwi,” ujar seorang ketua RT.
Alwi sontak menjawab semua aspirasi warga. Ia meminta kepada PDAM untuk memangkas birokrasi agar waktu menanggapinya (response time) harus sesuai yang dijanjikan 14 hari atau 2 minggu. “Tolong ya Pak Rida. Ini ada yang sampai 3 bulan tak ada jawaban,” ujar Alwi.

Dalam konteks membantu warga, Alwi ingin berjuang agar warga mendapat program hibah air minum demi meningkatkan akses air minum masyarakat lewat Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dari pemerintah pusat. “Saya akan berjuang. Insya Allah diusulkan kira-kira 2000 MBR,” kata Alwi sambil meminta warga bersabar dalam hal verifikasi faktual dan administrasi dan juga memastikan debit serta distribusi air di Balikpapan Barat dapat maksimal.
Sementara itu, kaitan BPJS Kesehatan gratis kelas 3 mandiri yang merupakan program Walikota Balikpapan H Rahmad Mas’ud, warga juga bertanya tentang adanya tunggakan. Hanya, semua dijawab tuntas oleh Administrator Kepsertaan BPJS Kesehatan Balikpapan Widdi Djatmiko, bahwa yang menunggak tetap dilayani dan aktif kartu BPJS-nya. “Hanya disarankan warga juga pelan-pelan menyicil. Karena, demi lukuiditas operasional BPJS dalam melayani masyarakat,” ujar Widdi.
Alwi akan terus berjuang untuk masyarakat Balikpapan Barat hingga akhir masa jabatannya di tahun 2024. “Perbaikan jalan di RT 11, RT 01, RT 15, RT 14, 24, 16, 14, 39. Juga perbaikan GOR Baru Ulu serta aspirasi RT lainnya sudah saya perjuangkan. Memang tidak dapat terakomodir secara keseluruhan karena keterbatasan APBD yang juga mengalami refocusing atau realokasi anggaran akibat pandemi covid-19,” pungkas Alwi. (gt)