TINTAKALTIM.COM-Kendati belum diluncurkan (launching) tetapi menyeduh secangkir kopi racikan Warung Kopita Kampung Baru cita rasanya nikmat. Aroma biji kopi dan rasa manis serta pahitnya seimbang membuat lidah ‘bergoyang’ , apalagi dicampur es yang sangat terasa di lidah.
Tester rasa itu sudah dirasakan pengunjung Warung Kopita. Sejumlah kerabat owner Kopita H Mustaqim LC MM yang juga seorang barista sudah merasakannya. Bahkan, Walikota Balikpapan H Rahmad Mas’ud SE ME pun menghampiri stand Kopita di arena Balikpapan Creative Centre Gedung Parkir Klandasan, Sabtu (6/11/2021) malam.
“Kopita harus maju dan berkembang. Dijaga rasanya konstan dan ragam cita rasa. Sehingga, memiliki taste yang berbeda. Dan ini adalah bagian dari Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) sangat saya dukung,” kata Walikota.
Warung Kopita berdiri dan dalam waktu dekat segera launching atas sinergi pemikiran Mustaqim dan pengusaha Syarifuddin Spd Map. Keduanya yakin minum kopi sembari nongkrong sangat disukai kalangan milenial bahkan sudah membudaya. Kopi seolah menjadi bagian hidup sehari-hari.
Bagi Mustaqim, meracik kopi merupakan hobi. Dan mengkonsumsi kopi banyak manfaatnya. Sebagai barista sekaligus pemilik Warung Kopita, ia menyebut bahwa menyeduh kopi paling baik itu dengan cara perpaduan manual-mesin. Tetapi, persentase manual diperbanyak.
“Kalau mesin itu memang ala mix. Kopi dicampur yang menghasilkan ragam jenis kopi seperti misalnya capucino. Tetapi, kalau metode manual kopi tastenya lebih variabel di lidah dan rasa manis dan pahit menyatu jadi sensasi kenikmatan memuncak,” urai Mustaqim.
Racikan kopi itu kata Mustaqim, harus terukur bagaimana mendapatkan rasa manis kopi dan suhu air yang pas. “Tapi kalau menyeduhnya masing-masing orang berbeda. Sebab kembali pada selera. Ada yang senang pahit, manis dan lainnya,” kata Mustaqim
BUDAYA NGOPI
Sementara, Syarifuddin sudah merasakan taste kopi racikan Warung Kopita. Ia menyebut, budaya ngopi kini sebagai gaya hidup kaum milenial. Minum kopi tidak hanya dilakukan di rumah, tetapi di kedai, kafe maupun warung kopi.
“Ngopi di Warung Kopita itu serasa di rumah sendiri. Penuh kekeluargaan, penuh canda, penuh cerita dan dapat dijadikan tempat santai sambil bersyukur atas rezeki Allah,” kata Syarifuddin yang menyebut, ngopi itu juga bisa menghasilkan sensasi kenikmatan spiritual.
Ngopi di Warung Kopita katanya, berbeda. Karena, tempat ngopi ini didesain dengan khas. Harus ada cerita dan perbincangan berbagai macam, mulai keluarga, masyarakat bahkan isu-isu politik dan sosial budaya.
Datang ke warung kopi kata Syarifuddin, bukan sekadar minum kopi tetapi kesannya bisa untuk kepentingan lain yakni aktivitas yang ekslusif dan cara kebiasaan nongkrong.
“Warung Kopita ini menyajikan perpadun gaya nongkrong di mal dan warung. Sebab, rasa kopinya yang diutamakan. Tetapi, juga dapat dijadikan ajang diskusi antarkomunitas,” ujarnya.
HIDUP BELUM LENGKAP
Sensasi menikmati kopi di Warung Kopita juga disampaikan sahabat Mustaqim yakni Rosman Abdullah. Sensasi itu, karena letak warung kopinya di tepi jalan, berada di lingkungan yang padat dan dekat masjid.
“Warung Kopita itu sebenarnya bukan warung kopi tetapi tempat nongkrong , sehingga menyeduh kopi itu proses ikutan. Tetapi, kalau sudah nongkrong tak minum kopi juga hidup belum lengkap ya masih ‘setengah hidup’,” kelakar Rosman Abdullah.
Rosman yang juga menyajikan madu di Warung Kopita itu menyebut, setiap orang punya cara masing-masing untuk meredakan stres. Dan minum kopi adalah cara mujarab mengatasi stres.
“Datang ke Kopita, minum kopi maka akan lebih fokus saat kerja dan suasana hati jadi enak. Hanya, minum kopi ada takarannya, biasanya hanya 7 cangkir dalam sehari,” kata Rosman
Rosman yang pengusaha madu vitalitas ini, minum kopi itu harus dilakukan secara rutin karena dari informasi yang didapatkannya bisa menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Yang paling penting kata Rosman, menyeduh kopi di Warung Kopita akan mendapat inspirasi. Sebab, penikmati kopi mampu merangkai kata-kata indah dan puitis. Ungkapan rasa syukur pun bisa dirangkai menjadi lebih menarik.
“Inspirasi itu salah satunya begini, kopi itu tak pernah dusta akan rasa, kendati hitam kan bukan kotor justru nikmat. Nah ada hitam dan manis, itulah dinamika kehidupan manusia. Makanya, ayo ke Warung Kopita,” pungkas Rosman sembari menyebut letak Warung Kopita tak jauh dari Masjid Al-Ula Kampung Baru.
TEMPAT KONSULTASI
Sementara itu, politisi Junaidi Latif menyebut, minum kopi di Warung Kopita juga bisa mendapatkan konsultasi. Karena, warung kopi itu menawarkan suasana nyaman untuk diskusi ataupung nongkorong.
“Daripada ghibah, maka diskusi positif itu baik. Makanya Warung Kopita bisa dijadikan tempat konsultasi parenting, agama, hukum, politik dan lainnya,” kata Junaidi yang dikenal memiliki skill bidang agama ini.
Warung kopi itu, sebaiknya dijadikan sumber inspirasi bukan sumber gosip. Atau bermain domino yang merangsang otak untuk membaca kartu lawan dan itu strategi. “Atau bisa juga sambil bermain catur. Jadi, rasakan sensasi kopita sambil beraktivitas,” pungkas Junaidi Latief. (gt)