TINTAKALTIM.COM-Wakapolda Kaltim Dr Sabilul Alif SIK MH MSi menegaskan, jika mahasiswa menggelar unjuk rasa (unras) justru aparat kepolisian ikut mengamankan bahkan sampai izinnya berakhir. Hanya, mahasiswa juga saat penyampaian pendapat di depan publik tak mengganggu ketertiban umum.
“Termasuk aparat kepolisian harus sabar menghadapi unras atau demo. Jangan sampai ada smack down seperti daerah lain,” kata Wakapolda di hadapan mahasiswa saat digelarnya Jumat Curhat, 19 Juli 2024 di Conference Room Universitas Balikpapan (Uniba).
Wakapolda melakukan kegiatan perdananya setelah serah terima jabatan (sertijab) pada Jumat (12/07/2024) dipimpin Kapolda Kaltim Irjen Pol Drs Nanang Avianto MSi dari pejabat sebelumnya Brigjen Pol Djati Wiyoto Abadhy SIK. Sebelum ke Kaltim, ia menjabat Wakapolda Banten
Jumat Curhat dengan pelaksana Ditbinmas Polda Kaltim itu dihadiri jajaran Pejabat Utama (PJU) yakni Dirreskrium Kombes Pol Kristiaji, Dirpamobvit Kombes Pol Didik Didik Mulyanto, Dirpolairud Kombes Pol Pahala HM Panjaitan, Dirbinmas Kombes Pol Anggie Yulianto Putro, Kabid Humas Kombes Pol Yulianto, Wadirlantas AKBP Roni Mustafa, Samapta AKBP Fajar, Rektor Uniba Dr Isradi Zainal, Ketua Dewan Pembina Yayasan Uniba Dr Rendi Ismail dan undangan lainnya.
Dalam sesi diskusi, Wakapolda sangat cair dalam memberi jawaban atas pertanyaan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Hijril Ismail dan mahasiswa lainnya. Bahkan, mahasiswa diajak diskusi dan berpikir bagaimana memetakan dan mencari solusi masalah yang dihadapi Kaltim masa depan.
“Saya akan undang teman-teman BEM nanti ke kantor. Kita diskusi bagaimana futures thinking atau gagasan masa depan dengan cara mengeksplore daya pikir, sehingga sama-sama mencarikan solusi dengan unsur kepolisian,” kata Wakapolda yang pernah menjadi ajudan Wapres KH Ma’ruf Amin ini.
Kaitan unras kata Wakapolda, itu penyampaian pendapat di depan publik dilindungi undang-undang. Hanya, tetap santun dan mendudukkan mahasiswa sebagai kaum intelektual serta agent of change.
“Ya tetap tak boleh mengganggu ketertiban umum tadi. Dan harus patuh dengan batas waktu hingga pukul 18.00 Wita dan hindari melakukan perusakan, penganiayaan serta tindakan negatif lain. Intinya itu merugikan orang lain,” ujar Wakapolda yang pernah mencatat rekor MURI karena menindak 1.131 kendaraan dalam tempo 4 jam ini.
Ia meminta kepada seluruh unsur kepolisian, harus lebih sabar menghadapi pendemo. Hanya, pendemo juga tidak keterlaluan sehingga sampai muncul tindakan represif dari petugas.
“Polisi itu institusi tempat warga mendapat perlindungan, bukan melukai. Makanya jangan main pukul atau smack down tadi,” ingat Wakapolda berkali-kali disambut applaus mahasiswa seisi ruangan
Hanya Wakapolda mengingatkan, polisi terus waspada dalam mengamankan pendemo atau unras. Jangan sampai ditumpangi dengan agenda tersembunuyi atau hidden agenda yang arahnya tak jelas dan bisa menimbulkan konflik.
Kaitan demo dengan cara-cara tak intelek pun disampaikan Rektor Isradi Zainal. “Mahasiswa Uniba harus tampil di depan umum menunjukkan smart-nya. Jangan mengorbankan diri dan dicap menjadi mahasiswa yang meninggalkan intelektual. Rajin membaca dan tampil sebagai kampus yang punya peradaban,” ujar Isradi yang juga menyerahkan buku kaitan IKN dengan Wakapolda.
REVISI UU POLRI
Dalam kesempatan lain, Wakapolda juga menjawab ragam pertanyaan yang dilontarkan mahasiswa-mahasiswi. Kaitan revisi UU Polri Nomor 2 Tahun 2002 khususnya menyangkut batas usia penegak hukum.
“Kalau batas usia penegak hukum itu kan masih digodok DPR. Revisi itu dilakukan karena sebelumnya juga telah dilakukan revisi UU Kejaksaan kaitan usia pensiun dan jabatan fungsional. Sehingga ini disamakan,” jelas Wakapolda termasuk menjawab kaitan ruang siber yang dijelaskan bahwa urusan siber dan keterbukaan informasi sudah diatur dalam UU tersendiri dan sedang bergulir di DPR-RI.
Hanya Wakapolda menegaskan, kaitan polisi modern itu ke depan harus tampil humanis dan bisa menyelesaikan semua ragam persoalan. “Kalau bisa diselesaikan lewat komunikasi dan selesai di meja makan itu lebih baik,” kata Wakapolda disambut senyum jajaran mahasiswa.
Hanya sang inovator bidang lalin yang pernah punya ide di Surabaya dengan istilah STMJ (Surabaya Taat Marka Jalan) dan Jembatan Merah (Jangan Menerobos dan Menghambat Lampu Merah) ini mengatakan, bahwa semangat belajar mahasiswa harus ditingkatkan. Ada sisi-sisi struggle dan inspiratif. “Guru terbaik itu adalah pengalaman. Tetapi, kalau ingin mencari solusi terbaik harus turun ke lapangan,” ujar Wakapolda
Bahkan, ia pun juga menjawab tuntas pertanyaan yang dilontarkan sejumlah mahasiswa. Kaitan kematian Afif Maulana (13) di Sumbar yang lagi viral dan diduga dianiaya oknum polisi pun ditanyakan mahasiswa.
“Bagaimana itu Pak Wakapolda. Kendati masih tahap penyelidikan dan diduga, tetapi institusi kepolisian sudah tercoreng. Kasus semacam ini jagan sampai terjadi di Kaltim,” kata seorang mahasiswa.
Menurut Wakapolda, kasus di Sumbar itu tentu yang mengetahui adalah rangkaian kepolisian di daerah itu. “Memang kalau ada individu yang berbuat kesalahan, itu yang salah adalah individunya. Kendati pimpinannya juga bisa kena sanksi. Tetapi, sering digeneralisasi bahwa semua polisi semacam itu. Saya pun menghubungi sahabat di daerah lain tidak mengetahui hal itu,” kata Wakapolda.
Kasus itu memang jadi viral. Siswa yang meninggal di bawah jembatan barang Kuranji Padang ditemukan banyak luka lebam di tubuh korban. Sehingga, diperlukan pemeriksaan transparan. Kepolisian Sumbar menegaskan kematian Afif diduga akibat melompat ke sungai dan bukan disiksa polisi.
Acara itu diakhiri dengan pembagian sarana kontak atau cindera hati oleh Wakapolda kepada perwakilan mahasiswa yang sebelumnya Direktur Kriminal Umum Kombes Kristiaji membagi kisahnya pernah belajar di Universitas Balikpapan dan menjadi lulusan terbaik di institusi kepolisian.
“Ketika saya masuk ke kampus Uniba ini, dalam diri saya berpikir oh ini almamater saya. Dan gedungnya semakin maju. Sukses Uniba,” ujar Kristiaji disambut applaus mahasiswa.
Kemajuan Uniba menurut Wakil Rektor Ir Rahmat ST MT, berkat ‘tangan dingin’ Ketua Yayasan Dr Rendi Ismail yang sebelumnya juga menyampaikan bahwa pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) harus didukung karena lebih menitikberatkan pembangunan Indonesia Sentris bukan Jawa Sentris yang implikasinya juga terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim. (gt)