TINTAKALTIM.COM-Wahdah Islamiyah Balikpapan, organisasi massa (ormas) Islam yang berpusat di Makassar yang mengusung visi Menjadi Ormas Islam yang Eksis Secara Nasional Pada Tahun 2030 melebarkan sayapnya ke Kota Balikpapan. Salahsatu programnya disebut Kodim akronim dari Korps, Dai, Iman dan Murabbi.
Murrabi sendiri berkonotasi pendidik yang tak hanya mengajarkan ilmu tetapi juga rohani, jasmani, fisik dan mental anak didik menghayati pelajaran. “Jadi murabbi itu masuk bidang kerja dakwah dan kaderisasi seperti ceramah, majelis taklim dan tarbiyah (kelompok belajar Islam intensif),” kata Ketua DPD Wahdah Islamiyah Balikpapan Iqbal Pri Rachmayadi MPd saat silaturahmi ke pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Balikpapan di kawasan Jln Ruhui Rahayu, Senin (28/03/2022).

Kehadiran jajaran pengurus Wahdah Islamiyah diterima Ketua MUI Balikpapan H Habib Mahdar Alqadrie, Sekjen KH Musleh Umar, Ketua Komisi Informasi, Komunikasi dan Hubungan Luar Negeri H Sugito SH serta Bendahara H Syaidullah. Dari pengurus Wahdah Islamiyah selain ketuanya juga turut serta Nur Husnan (bidang pendidikan), Ahmad Taufiq (ketua yayasan), Bayu Ade Pramana (Infokom) dan Ari Ashari (zakat dan tanggap bencana).
Iqbal menyebut, nilai dasar Wahdah Islamiyah di antaranya amar makruf nahi mungkar (islah), mujahadah (kesungguhan), kerjasama (ta’awun) dan profesionalisme.
Di Balikpapan, selain menggelar agenda mengaji dan tahfizul Quran juga ada kegiatan praktek kesehatan seperti bekam dan ruqiyah syari’. “Aktivitas kami juga lebih menitikberatkan pada agenda pendidikan dan tahfizh Alquran dan telah membangun PAUD di Manggar dan RQIB (Rumah Quran Imam Bukhari) serta SD Alquran,” tambah Iqbal.
RUMAH SEHAT
Dalam bidang kesehatan, Wahdah Islamiyah juga berkontribusi membuka Rumah Sehat Ar-Riayah yang berada di Jln MT Haryono Kavling 8 Square Blok A3 Kelurahan Damai yang membuka praktek poli umum, poli gigi, bekam dan ruqiyah syar’i.

“Bidang muslimah juga ada seperti pembinaan generasi muda muslimah, kajian fikih muslimah, seminar, penyelenggaraan jenazah untuk muslimah dan koperasi mulimah An-Nuur,” jelas Iqbal.
Wahdah Islamiyah kata Iqbal, memberi apresiasi terhadap MUI Balikpapan karena menerima silaturahmi dan sharing kaitan kemajuan Islam dan aktivitasnya di Balikpapan. “Kami terus berkoordinasi, ke depan akan dibangun komunikasi dan sinergi dalam kegiatan dengan MUI Balikpapan,” pungkas Iqbal.

Acara yang dipandu Sekjen MUI KH Musleh Umar berlangsung penuh kekeluargaan dan diskusi. “MUI program yang positif pasti didukung. Apalagi untuk pengembangan Islam yang sesuai aqidah Alquran dan hadist,” kata Musleh Umar.
Bukan itu saja, Musleh juga menekankan MUI menganut konsep Islam Wasathiyah atau Islam yang berada di tengah antara sisi kokohnya aqidah dan toleransi. “MUI posisinya jelas. Menjadikan umat bersatu dan terbaik. Mengapa wasathiyah karena jangan sampai berlebihan yang akhirnya tidak baik dalam aqidah, ibadah maupun muamalah,” kata Musleh.
Musleh lebih detail mengemukakan, MUI juga mengimbau jangan sampai umat terpengaruh terhadap doktrin kelompok takfiri atau sesama Islam mengkafirkan saudaranya. “Intinya jangan membenci. Sebab takfiri itu memvonis orang lain sebagai kafir. Karena konsekuensinya pada syariat Islam,” urai Musleh.
MERANGKUL
Sementara itu Ketua MUI H Habib Mahdar Alqadrie menegaskan, posisi ulama mengajak pada dakwah yang mulia. Tapi, dakwah harus penuh kasih sayang.
“Jadi MUI sangat mendukung keberadaan ormas Wahdah Islamiyah. Apalagi bergerak dalam bidang dakwah. Hanya, dakwah yang merangkul bukan memukul, mengajak bukan mengejek dan mendidik bukan membidik,” kata Habib Mahdar.

Habib Mahdar menyebutkan, Wahdah Islamiyah bisa sinergi dengan MUI untuk ikut mengedukasi umat untuk melaksanakan amar ma’ruf dengan cara lembut, bijak dan penuh kedamaian. “Semoga Wahdah Islamiyah bisa ikut mendukung program MUI Balikpapan untuk ikut membantu umat dan menjawab permasalahan kemanusiaan serta meluruskan ajaran sesat apalagi sampai menjurus pada radikalisme,” kata Habib.
Menurut Habib, di Balikpapan MUI berupaya untuk menjadi lembaganya ulama yang turut menghindari terjadinya konflik akibat agama. “Kami harus menjadi penengah. Kuncinya tetap mengedepankan ukhuwah Islamiyah,” ujar Habib.
Diskusi berlangsung hangat. Ustaz Syaidullah dan Sugito pun memberi apresiasi atas program-program Wahdah Islamiyah yang terus membuat Islam teduh. “Dakwah dan edukasi itu penting. Khususnya menjaga ukhuwah,” ujar keduanya yang ingin Wahdah Islamiyah tetap menjaga pula toleransi di dalam dakwah-dakwah yang dilakukan sehingga nilai-nilai persaudaraan, berbangsa dan bernegara bisa tercipta kondusif. (gt)