TINTAKALTIM.COM-Pilkada serentak tahun 2020 ada ragam cerita. Kesibukan di sekretariat DPD Partai Golkar nyaris setiap hari bahkan sampai malam. Terlebih bagi verifikator data-data milik kelompok kerja dan kader Partai Golkar atau Pokkar.
Verifikatornya anak-anak muda. Rata-rata berpendidikan sarjana (S1), mahasiswa dan bahkan ada yang jenjang S2. Semuanya masih single. Kerja mulai pagi sekitar pukul 08.30 Wita hingga malam. Data tidak kelar dikerjain hingga subuh di rumah. Mereka adalah Muhammad Azwar SE ME, Dian Pratiwi SE, Vina Asterina SPd dan Nur Asisah SH.
‘Basecamp’ mereka di ruang Ketua DPD Partai Golkar H Rahmad Mas’ud SE ME. Itu ‘disulap’ untuk kantor sementara. Ngumpul, kerja, menganalisa bahkan sampai dijadikan tempat salat.
Kalau kerja mendapat komentar negatif bahkan pedas, itu biasa. Mereka bekerja pada track-nya. Bagaimana data Pokkar pulih dan kepentingannya untuk kebesaran partai.
Sering mendapat telepon masuk. Bertanya panjang-lebar. Bahkan ada oknum yang cenderung menyalahkan bahkan ada yang menyemprot. Mengapa data saya? Kok anggota saya tidak masuk? Mengapa harus diganti? Lho datanya kan sudah masuk? Itulah sejumlah pertanyaan yang diterima, bahkan banyak lagi.
“Yang saya data sesuai dengan data bapak-ibu waktu diserahkan ke bappilu? Kalau diubah ya tolong diinformasikan. Bahkan, ini ada no telepon sulit dihubungi,” ujar Azwar pimpinan verifikator data Pokkar.
Kesabaran mereka tampak. Maklum, semua mereka adalah guru yang mengajar di Sekolah Islam Terpadu Bani Mas’ud. Sehingga, jika menghadapi masalah tak harus ikut bertingkah. Kuncinya, cari solusi dan masalah berhenti.
Rata-rata mereka anak smart. Kemampuannya beragam. Ada yang pandai akuntansi, melakukan analisa kajian, pandai desain grafis, buat video , urusan keuangan pun ada. Super sibuk memang, tapi salat lima waktu tak pernah telat. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mereka tinggi-tinggi rata-rata 3,9 dan nyaris menyentuh cumlaude.
Saya tak ingin banyak bertanya. Memperhatikan kerja mereka setiap hari. Kesan yang muncul, mereka pekerja keras dan paham akan kompleksitas masalah terkait dengan verifikator.
Respon balik jika ditanya pun dijawab detail. Tapi, hasilnya seolah ada yang tidak terima. Mereka jeli, tajam analisa apalagi dilengkapi dengan data. Jika dicermati, mereka seolah verifikator mirip sekali dengan ‘bagian keuangan’ ketika memverifikasi perjalanan dinas.
Misalnya, selengkap apapun data tapi kalau nomor telepon salah, nama tidak sesuai KTP maka secara regulasi verifikasi itu gagal. Artinya, harus diulang.
Mereka jangan dipaksa bekerja seperti auditor medis ataupun auditor klinik. Seolah harus ‘menyembuhkan’ jika ada data yang tidak sinkron. Berikan saja, dianalisa bersama dan yakinlah, mereka semua bukan ingin ‘kolusi’ dengan data.
Sebab, mereka bekerja pada takaran sesuai alur (flow chart) kalau data bagus ya lolos, kalau tidak ya bisa tertolak dan bahkan ada yang meragukan? Makanya, persepsi disamakan, sehingga data klop.
Tak ada ‘data kolusi’ dengan verifikator? Sebab, mereka orang yang bebas bekerja tanpa ada ‘muatan politis’. Goalnya hanya satu. Data Pokkar lengkap, dan diperbaiki jika ada data yang salah. Pondasinya ‘kejujuran data’ sebab ke depan harus ada harmonisasi dalam data.
SAMAKAN PERSEPSI
Verifikator itu di bawah kendali kerja Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar Balikpapan, H Mustaqim Lc MM. Ia mendapat ‘perintah penuh’ bagaimana mengelola data, mempersiapkan data khususnya Pokkar dari Rahmad Mas’ud untuk diolah, disajikan, dirawat bahkan ke depan diberdayakan demi kebesaran partai.
Sehingga boleh disebut, verifikasi administrasi meliputi pengecekan dokumen dan verifikasi faktual terlihat dalam aplikasi bappiluku. Semua dijalankan sesuai batas waktu (deadline) yang sudah ditetapkan.
“Saya ini apalah, menjalankan tugas saja. Tujuannya menyamakan persepsi dengan seluruh mereka yang bertanggungjawab terhadap Pokkar. Ya tantangannya banyak,” ujar Mustaqim, menyebut kerja-kerja menghimpun data Pokkar perlu kesabaran.
Konsep kerja Mustaqim, tidak sendiri. Selain verifikator data, ia juga telah membentuk koordinator wilayah (korwil) untuk pendataan Pokkar. Dilibatkanlah Syarifuddin SPd (Koordinator Balikpapan Barat), H Sugito SH (Koordinator Balikpapan Tengah), Ir Patman Parakkasi dan Andi Amir Solong (Koordinator Balikpapan Utara), Drs Junaedi Latief (Koordinator Balikpapan Timur), Rosman Abdullah SAg (Koordinator Balikpapan Kota) dan Mustaqim (Koordinator Selatan).
Karena semua sudah terkoodinir, diakui Mustaqim terkadang ada yang masih miss di lapangan. Sebab, menyangkut data memang harus fix. Untuk data Pokkar sebenarnya yang diverifikasi dalam konteks kualitatif bukan kuantitatif. Karena, ini proses sinkronisasi. Sebab, jika data tak sesuai nanti ke depan kesimpulan dapat salah. Ke depan baru kuantitatif disertai kualitatif.
“Kami percaya dengan teman-teman yang update data Pokkar dari tingkat kelurahan dan kecamatan. Kita di Bappilu melakukan sinkronisasi. Karena, ini ada sistem yang menggunakan aplikasi,” ujar Mustaqim.
Dalam melakukan verifikasi, menurut Mustaqim jauh dari analisa bahwa data ini akan ‘dipermainkan’, sebab yang dicari sekitar 3.000 Pokkar hingga 3.100 Pokkar, sebab menyesuaikan kebutuhan RT yang masing-masing 2. Dan, mengapa harus menggunakan nomor telepon yang benar, karena harus masuk di aplikasi Bappiluku yang berbasis android.
“Saya dan teman-teman koordinator di wilayah masing-masing berpikirnya hanya satu. Datanya sama, persepsi sama dan kerjanya enak. Sebab, target kita paling dekat goalnya ya memenangkan Rahmad Mas’ud jadi walikota. Titik,” ujar Mustaqim.
Sehingga, data-data itu dimanfaatkan kekinian. Dan memungkinkan untuk melakukan update. Diserahkan sepenuhnya oleh pihak kelurahan dan kecamatan. “Terimakasih kepada kawan-kawan yang sudah membantu untuk bekerja mencari Pokkar. Sebab, Pokkar ini harus diyakini menjadi basis terdepan di dalam bekerja di tingkat RT,” ujarnya.
Keberlanjutan data dapat terus di-update. Aplikasi Bappiluku setidaknya bisa jadi ‘alat kontrol’ awal agar data Pokkar di lapangan tidak sampai terjadi miss.
“Jangan ada pikiran bahwa saya mau mengubah-ubah data. Diubah kalau tidak cocok. Capek lho hanya meluruskan data. Apalagi berpikirnya untuk kepentingan tahun 2024. Masih jauh itu,” cerita Mustaqim.
Dalam konteks data kata Mustaqim, yang sekarang saja dipikir yakni kemenangan Rahmad Mas’ud menjadi walikota. Nah, kerja-kerja Partai Golkar akan lebih mudah, sebab data Pokkar sudah fix dan memungkinkan untuk diolah.
Kalau ada yang ‘semprot’ Mustaqim karena data? “Bingung aku. Padahal, kan mencocokkan saja. Tapi ada yang ngomel-ngomel. Coba kalau habis ngomel bawa sarapan pagi, ngajak ngopi kan enak. Terus sinkronkan bareng datanya,” kelakar Mustaqim.
Kata kunci dalam data Pokkar: soliditas tanpa batas. Dan, sama-sama bekerja dan bekerja bersama-sama. Sehingga, semua bisa solid.
“Karena data ini harus benar. Sebab, untuk saksi di lapangan. Korelasinya pada pengumpulan formulir C1 atau catatan hasil penghitungan suara di TPS, Insya Allah kerja teman-teman di lapangan untuk mencari Pokkar membuahkan hasil, ketua kita Rahmad Mas’ud menjadi walikota,” pungkas Mustaqim. (git)