TINTAKALTIM.COM-Sosok bapak humble ini mengawali kalimat dengan pepatah legendaris: Tak Kenal Maka Tak Sayang. Maknanya, rasa sayang muncul jika sudah saling mengenal. Sehingga, diperlukan interaksi.
Itulah yang dilakukan Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Kaltim Renhard Ronald usai pisah sambut, pekerjaan di lingkup institusi Ditjen Hubdat Kemenhub itu dikebut.

Ia mengumpulkan pejabat strukturual, pengawas satuan pelayanan (wasatpel) dan satuan kerja lainnya seperti Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), karena posisi Renald ke depan dan seterusnya adalah Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
“Saya perlu mengumpulkan bapak-ibu sekalian. Jangan pernah sungkan untuk bertemu saya jika ada hal yang harus didiskusikan. Silakan, siapapun saja termasuk bawahan juga tak masalah,” kata Renhard membuka rapat perdanannya di ruang rapat BPTD Kaltim, usai gelaran salat Jumat (23/8).
Menurut Renhard, tetap jalur komunikasi, koordinasi di lakukan via ADC (ajudan) dan silakan untuk bertemu membahas apa saja yang berkaitan dengan BPTD Kaltim. Dan dirinya akan selalu welcome menerima tamu.

“Kita ini atasan dan bawahan sebenarnya sama. Mengabdi pada negara dan digaji negara untuk kepentingan masyarakat. Jadi harus kolaborasi dan jangan ada yang sombong merasa lebih pandai dan lainnya,” pinta Renhard yang menunjukkan sikap low profile-nya.
Renhard menegaskan, bahwa kekompakan menjadi penting untuk memajukan BPTD Kaltim. Hal-hal baik yang sudah dilakukan di era kepemimpinan Muiz Thohir untuk dilanjutkan.
Lalu, Renhard melakukan perkenalan kepada pegawainya. Satu per satu secara arah jarum jam sesuai duduk peserta rapat memperkenalkan diri. Renhard mencatat setiap penjelasan stafnya.

Dari Hendra Ayi Sonica, Kepala Seksi Sarana Angkutan Jalan, Sungai, Danau, Penyeberangan yang bercerita tentang kegiatan yang sudah berjalan di BPTD Kaltim. Termasuk, ramp check dan lainnya dan dukungan pada kegiatan upacara HUT ke-79 RI di IKN.
Dilanjutkan pegawai lainnya yakni Pengawas Pelabuhan Kariangau Carlos Makin yang bercerita kaitan pelabuhannya yang sudah melaksanakan cashless dan terus ditingkatkan penggunannya.
Termasuk Kasi Prasarana Agung Wibowo menjelaskan panjang lebar kaitan tugas dan fungsi bidang prasarana. Bahkan, ia pun menjelaskan adanya Pelabuhan di Tanjung Kramat yang belum maksimal dimanfaatkan karena kaitan akses jalan.
Staf lainnya pun menjelaskan bagaimana Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan kinerja pegawai serta Barang Milik Negara (BMN). Bahkan, juga bagaimana kegiatan tentang terminal yang lebih memberikan program sadar lalu-lintas usia dini (SaLuD) yang juga sudah digelar bimtek dalam rangkaian Pekan Keselamatan Jalan (PKJ).
Dan kaitan Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UUPKB) atau Jembatan Timbang (JT) dijelaskan oleh dua Wasatpel yakni Yunita dan Soleh baik yang di Kabupaten Paser maupun Samboja dengan panjang lebar.
Di sela-sela itu, Renhard juga sharing kaitan pentingnya bimbingan teknik (bimtek) terkait teknik pengereman yang baik dan benar. Dan itu harus diketahui seluruh pengemudi di segala medan jalan yang dilalui.

“Apalagi kejadian di Kota Balikpapan (Turunan Rapak) pernah ada musibah. Ini semua juga karena faktor pengereman. Apalagi posisi jalan menurun,” kata Renhard.
Renhard lalu mencontohkan, bagaimana teknik pengereman di jalan datar sangat dipengaruhi oleh putaran mesin, sementara pengereman pada jalan menurun dipengaruhi oleh daya gravitasi.
“Pengetahuan yang disampaikan Pak Achmad Wildan (investigator senior) Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sangat bermanfaat. Ini harus ada bimtek bagi para pengemudi,” kata Renhard.
Mengapa bimtek teknik pengereman perlu, menurut Renhard, karena di Kaltim banyak jalan menurun dan selain itu pengetahuan itu perlu diketahui para driver.
“Bayangkan, wartawan saja terkejut ketika mengetahui info teknik pengereman di jalan menurun itu harus menggunakan gigi rendah. Karena, memindahkan transmisi ke gigi yang tinggi pada posisi jalanan menurun itu tak disarankan,” urai Renhard yang sangat memahami teknik pengereman itu.
Alasan sederhananya kata Renhard, meluncur di jalan menurun dengan gigi yang lebih tinggi akan mengurangi daya engine brake. Yang itu bisa berakibat fatal.
“Tapi ini hanya sharing, tentu sangat baik untuk didiskusikan dan dijadikan bimtek,” ujar Renhard yang terus merekam dan mencatat keterangan stafnya satu per satu untuk dijadikan bahan rapat selanjutnya.
Bahkan, di hari Sabtu (24/8), ia mengajak stafnya untuk brain storming sekaligus membedah tugas-tugas apa yang dapat ditindaklanjuti untuk kepentingan BPTD Kaltim.
“Izin kalau bapak-ibu bersedia. Intinya, saya kan baru dan perlu mengetahui hal-hal apa saja yang harus ditindkalanjuti dan sudah baik dari Pak Muiz Thohir. Tentu ada ide-ide yang bagus untuk kepentingan transportasi Kaltim dan lainnya. Termasuk sinergi dengan pihak eksternal,” ujar Renhard. (gt)