TINTAKALTIM.COM-Setiap hari harus istighfar atau minta ampunan Allah. Hanya jangan latah dan diplesetkan astaga. Itu bukan zikir pendek. Ubah ungkapan itu dan astaga tak sama dengan astaghfirullah. Itu ucapan spontan saat latah atau terkejut bukan bermaksud minta ampun kepada Allah
“Zikir pendek minta ampun itu ya Astaghfirullah, aku minta ampun kepada Allah. Itu sesuai Alquran di Surah Hud ayat 3: Wa anistagfiru rabbakum summa tubu ilaihi (Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu). Jadi bukan astaga,” kata H Jamaluddin Khalid SAg saat memberikan tausyiah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Sabtu (14/10/2022) di Masjid Asy-Syifa kawasan Kompleks BTN Gn IV Kelurahan Margomulyo.
Tak hanya warga sekitar, jajaran pemerintah (umara) juga hadir yakni Plt Lurah Margomulyo yang diwakili Kasi Trantib Bambang Sudjatmiko, Bhabinkamtibmas Yudhi Arifian, Babinsa Saleh, Ketua RT 39 Neneng Julaiha (Ipon), Ketua RT 38 Sihombing, Ketua Masjid H Rahmadi dan pengurus lain serta warga muslim kedua RT serta RT ‘tetangga’ dan anak-anak. Masjid full, bahkan ada yang mendengarkan tausyiah di luar masjid.
Perayaan maulid akrab dengan pembacaan selawat. Saat di Masjid Asy-Syifa ada penampilan kelompok Selawat Habsy Nur Iman pimpinan Habib Imam Al-Kadri. Selawat maulid habsy itu bentuk refleksi rasa cinta hamba kepada Rasulullah sebab isi kitabnya adalah puji-pujian kepada Nabi.
Acara lainnya adalah diisinya kultum oleh Ananda Aisyah Mahfuzah, ustadzah kecil yang punya prestasi juara 1 di Kota Balikpapan anak dari H Haidir warga BTN. Aisyah menyampaikan sejarah kelahiran Rasulullah yang tampil bak orator muda yang punya talenta ke depan, ditambah suasana menjadi khidmat saat qori Nahdi Fawwas anak binaan H Suhud di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nahdlatul Ulama (NU) yang pernah juara tingkat provinsi dan nasional.
Dalam ulasan Ustaz Jamaluddin, mengurai Astaga saat itu karena anak muda yang pernah bertanya pada dirinya: Menyebut kalau ungkapan itu sangat pendek. “Ya itu salah. Itu hanya plesetan dan jangan diucapkan begitu,” cerita Ustaz Jamaluddin seraya disambut senyum ibu-ibu.
Jamaluddin mengajak jamaah yang hadir baik ibu-ibu dan bapak-bapak serta lainnya untuk memperbanyak istighfar. Walaupun kalimat istighfar ringan tetapi bisa memperberat timbangan.
Bukan itu saja, Jamaluddin mengutip satu hadist siapa yang memperbanyak istighfar, Allah hilangkan kesedihannya dengan adanya jalan keluar (solusi) dan kesempitannya dilapangkan Allah dan akan diberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
Dalam kaitan istighfar ini, Ustaz Jamaluddin mengatakan Rasulullah itu maksum (bebas dari dosa dan dijamin masuk surga). Tetapi, Rasulullah selalu meminta ampun dan bertaubat sebanyak 100 kali dalam sehari.
“Nah, kita yang tidak dijamin masuk surga, harusnya lebih banyak istighfar. Rasulullah saja melakukan. Ayo dimulai istighfar setiap hari,” pinta Jamaluddin.
MEMBACA SELAWAT
Dalam ceramahnya, Jamaluddin Khalid juga menceritakan sahabat Rasulullah bernama Imam Sufyan At-Tsauri. Saat itu, ia melihat seorang yang saat tawaf hanya membaca selawat tak ada bacaan lainnya.
Sehingga, orang itu ditegur Imam Sufyan dan sempat diskusi. Percakapan dilakukan, hingga orang asing itu bercerita kepada Imam Sufyan kaitan ayahnya sakit dan tidak tertolong hingga meninggal dunia
Menurut Jamaluddin, saat meninggal wajah ayah orang yang tak dikenal itu diceritakan menghitam. Tiba-tiba dalam tidurnya ia bermimpi melihat sosok lelaki membuka kain yang menutup wajah almarhum dan mengusap wajahnya seketika itu wajah yang hitam jadi putih cerah.
Anak itu bercerita kepada Imam Sufyan bahwa dalam mimpinya bertanya pada sosok lelaki itu: “Tuan siapa,”. Dijawab: “Aku Muhammad bin Abdullah dan bercerita bahwa ayah orang tadi banyak dosa. Tapi dalam hidupnya banyak membaca selawat. Sehingga, Rasulullah menolongnya atau memberi syafaat atas bacaan selawat dan selamat hidupnya.
SYAFAAT KUBRO
Di bagian lain, Ustaz Jamaluddin Khalid lebih menitikberatkan pada istilah syafaat yang berarti pertolongan di akhirat kelak diberikan Rasulullah kepada seluruh mahluk kepada umatnya.
“Ada yang disebut syafaat Al-Kubra atau syafaat terbesar yang diberikan kepada manusia terpuji. Saat itu, manusia dikumpulkan di Padang Masyar mempertanggungjawabkan kehidupannya selama di dunia,” urai Jamaluddin.
Manusia saat itu, dalam keadaan susah, sedih. Karena, selama di dunia ada yang berbuat maksiat. Mereka meminta pertolongan kepada Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa. Tapi, seluruh nabi itu ‘menyerah’ tidak dapat menolong karena masing-masing pernah melakukan kesalahan dan dianggap Allah murka kepadanya.
Karena gagal lanjut Ustaz Jamaluddin, maka manusia tadi mendatangi Rasulullah. Karena dianggap utusan Allah dan Allah mengampuni Muhammad. Sehingga, jika meminta dan berdoa kepada Allah, dikabulkan.
“Syafaat dari Rasulullah itu salahsatunya karena umatnya selama di dunia selalu berselawat. Itulah keajaiban selawat. Jangan disepelekan. Ayo terus berselawat setiap saat,” kata Jamaluddin memberi contoh.
Dalam kaitan Padang Masyar, Jamaluddin menceritakan jarak antara manusia dan matahari sangat dekat. Kira-kira 1 mil (sekitar 1,5 kilometer), padahal sekarang jarak matahari dan bumi sekitar 141,1 juta kilometer. Oleh karena teriknya mentari, keringat becucuran dengan amat deras sehingga merendam sebagian atau bahkan seluruh tubuh manusia.
Jamaluddin juga meminta para suami-istri saling harmonis di rumah. Jika perlu selalu mencium kening dan pipi istri dan suami. “Lakukan itu bapak-ibu setiap ada kebaikan. Coba amalkan, Insya Allah harmonis,” pungkasnya.
Sementara itu mewakili Ketua Masjid Asy-Syifa H Rahmadi, H Sugito menyampaikan dalam sambutannya bahwa maulid Nabi Muhammad sebagai wujud rasa syukur sehingga harus diperingati. Apalagi Rasulullah adalah manusia agung dan contoh tauladan umat dan telah melakukan perubahan dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh dengan keberkahan.
“Rasulullah itu manusia yang sangat luar biasa. Bahkan orang Nasrani pernah membuat buku berjudul: 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia dan menempatkan posisi Rasulullah Muhammad SAW di nomor 1. Ini dahsyat dan bukan hanya sekadar karangan. Karena dianggap Rasulullah dalam buku itu disebut melakukan perubahan peradaban dunia,” ujar Sugito.
Sugito juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh umara yang hadir dan seluruh undangan untuk terus menjaga persaudaraan (ukhuwah). Baik ukhuwah antartetangga, antarsaudara, antarteman sehingga kehidupan di lingkungan menjadi baik.
Disebutkan juga, maulid itu juga selalu ada telur. Maknanya secara filosofi, telur itu jika menetas menjadi anak ayam. Dan, anak ayam selalu mencari makan sendiri yang diumpamakan sebagai sikap mandiri.
“Itulah karakter Rasulullah, sejak kecil sudah yatim-piatu dan besar dalam kemandirian hingga mengubah dunia sebagai manusia rahmatalilalamin. Demikian juga tusuk telur yang dipasang di batang pisang, simbol lurus atau istiqomah jiwa Rasulullah yang jujur (al-amin),” urai Sugito.
Sementara itu, Kasi Trantib Bambang Sudjatmiko menegaskan, bahwa warga BTN harus terus menjaga kebersihan dan selalu kompak. Karena, itu modal utama dalam bermasyarakat. “Kami terus melakukan pengawasan di Kompleks BTN. Dan penilaian kami sangat bagus. Terus dijaga, apalagi kerja bhaktinya juga luar biasa,” kata Bambang. (gt)