TINTAKALTIM.COM-Bekerja lewat komunikasi secara penyebaran dari mulut ke mulut. Antar sesama saudara ke saudara atau biasa disebut getuk tular, tokoh-tokoh Jawa di Kota Balikpapan kompak dan sepakat siap memenangkan pasangan calon walikota dan wakil walikota H Rahmad Mas’ud SE ME dan H Thohari Aziz SH dalam pilkada serentak 9 Desember 2020 mendatang.
Raut-raut wajah tokoh-tokoh itu menunjukkan optimistis bahkan spiritnya memuncak serta saling ‘satu kata’ bahwa Rahmad-Thohari tepat memimpin Kota Balikpapan ke depan dan melakukan perubahan.
Dengan gaya lesehan dan seolah menunjukkan ciri orang-orang Jawa berkumpul seperti cangkruan atau kongkow-kongkow, mereka semua menerima kunjungan silaturahmi tim badan pemenangan pemilu (Bappilu) Partai Golkar Balikpapan yang dikomandani H Mustaqim Lc MM beserta H Sugito SH dan Syarifuddin SPd.
“Terimakasih, kami merasa tersanjung diterima keluarga besar orang-orang Jawa. Ini saya tak bisa anggap remeh. Sebab, kompaknya luar biasa,” kata Mustaqim, membuka silaturahmi di kediaman tokoh Jawa yang juga dari Paguyuban Madiun, H Soegito di kawasan Batakan Asri, Balikpapan Timur, Sabtu (3/10/2020).

Silaturahmi dengan tokoh-tokoh masyarakat Jawa itu menurut Mustaqim, bisa disebut bagian dari ‘safari politik’ untuk menghimpun, mendapatkan input serta menyamakan persepsi serta saling mengisi kaitan bagaimana memenangkan Rahmad-Thohari tanpa menyakiti hati.
“Ini wis wayahe (sudah saatnya) Rahmad-Thohari menang. Benar ya bahasa Jawa saya. Saya jadi nervous alias gugup kalau masuk ‘kandang Jawa’. Sebab, mereka sangat kompak. Terimakasih bapak-bapak sekalian. Ini dahsyat, teruskan perjuangannya,” pinta Mustaqim.
Gaya silaturahmi saat bertemu tokoh-tokoh Jawa itu memang berbeda. Saling sapa dan memberi rasa hormat. Sehingga, Syarifuddin yang biasa memandu acara menyerahkan ke Sugito. “Ini yang sama dan punya aura camestry atau sesama Jawa Mas Gito,” kelakar Syarifuddin sembari menyerahkan acara pembukaan.

Sontak, suasana menjadi cair. Canda-tawa pun terdengar. Sebab, itulah jika tokoh-tokoh Jawa berkumpul. “Saya kaget, didatangi tim Bappilu. Terhormat betul saya. Pikiran jadi kemana-mana. Ada apa ya. Ternyata semua satu hati, satu kata dan satu pilihan,” ungkap H Soegito, tokoh Madiun, membuka pembicaraan.
Menurut Soegito, sebagai tokoh Jawa, dirinya tak ingin membawa-bawa organisasi. Secara personal bekerja dengan cara mengajak dari hati ke hati para keluarga Jawa untuk memilih Rahmad-Thohari. “Intinya, saya bekerja, saya ikut menyampaikan bahwa pilihan kita ya calon tunggal. Dia adalah Rahmad-Thohari yang siap memimpin Balikpapan,” ungkap Soegito.

Hanya, ia mengungkapkan tokoh-tokoh Jawa pun bekerja secara masif. Bahkan rata-rata menjadi relawan. Bentukan nama-nama relawan pun beragam. Ada yang mengklaim diri sebagai STA (Sedulur Thohari Aziz), ada juga RTB (Rahmad-Thohari Bersatu) bahkan ada yang KiTA atau Kawan Seiring Thohari Azis. “Wis pokoknya kita kompak. Satu kata ya Rahmad-Thohari,” ungkap Soegito.
Sementara itu, tokoh-tokoh yang hadir dalam silaturahmi itu beragam ada Hadi Susanto (Malang), Agu Subiatmo (Nganjuk), H Suyanto(Ponorogo), Nur Hadi (Kediri), Bayu (Tulungagung), Yudi (Solo), Teguh, Riffa, Juremi, Budi dan Himawan. Mereka saling memberi masukan, saran untuk kepentingan memenangkan Rahmad-Thohari.

Yudi, yang sering dipercaya untuk mengkoordinir tim pedagang kaki lima bakso Solo, menyebutkan juga tidak dapat mengatasnamakan organisasi. Dari mulut ke mulut berkampanye, mengajak bahwa ya sepakat pilihannya Rahmad-Thohari. “Kami berkomunikasi dengan bakul jamu (penjual jamu) keliling. Ya, sampaikan, sudah pilihan kita satu yang calon tunggal Rahmad-Thohari,” ungkap Yudi.
AKOMODIR KESENIAN
Sementara itu, diskusi makin terasa bersemangat. Masing-masing mengeluarkan ide. Misalnya H Suyanto, yang mengusulkan agar kesenian bisa diakomodir. Sehingga, nanti bisa sama-sama berjuang lewat kesenian. “Saya yakin Rahmad-Thohari sangat memperhatikan orang-orang seni. Sehingga, ini perlu juga diajak bersama,” pinta H Suyanto, sembari juga dapat digelar kegiatan ‘kesenian virtual’ untuk mengenalkan paslon.
Soal kesenian ini, juga dilontarkan Agus Subiatmo dari Nganjuk. Ia meminta agar paslon bersilaturahmi dengan orang-orang seni entah itu wayang kulit, kuda lumping, reog, gamelan dan lainnya.

Bukan itu saja, yang menarik dalam diskusi dan silaturahmi itu adalah, seluruh tokoh-tokoh Jawa sepakat bahwa tidak boleh terpancing dan terprovokasi dengan hal-hal yang bisa memecah belah persatuan. “Saya anjurkan agar kita mengenalkan Rahmad-Thohari dengan santun dan penuh kekeluargaan. Tak perlu emosi, juga ini kan pesan Pak Rahmad dan Thohari agar menyampaikan visi-misi dan ‘menjual’ paslon itu yang santun,” kata Juremi, yang juga tim sukses kader Partai Golkar Andi Arif Agung (AAA).
Kerja-kerja Juremi bersama timnya pun sejauh ini sudah dilakukan. Diyakini, mengajak sekitar 90 persen masyarakat di lingkungannya untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS) dengan memilih Rahmad-Thohari.
JADWAL KAMPANYE

Sementara itu, merespons usulan pertemuan dengan orang-orang kesenian itu, Syarifuddin mengusulkan agar disatukan jadwalnya dengan kampanye di masing-masing daerah pemilihan (dapil). Sehingga, nanti bisa sekaligus. Dan jumlahnya pun tidak terlalu banyak, karena dibatasi jika dialogis hanya 50 orang. “Silakan, nanti kita juga komunikasikan dengan jadwal Pak Rahmad-Thohari,” ungkap Syarifuddin.
MENDUKUNG PEMERINTAH
Dalam pertemuan itu, H Sugito juga menyebutkan bahwa dalam konteks dukungan 9 parpol kepada Rahmad-Thohari, tidak ada sebutan ‘memborong partai’. Semua itu dilakukan karena adanya langkah-langkah partai yang melakukan komunikasi dengan melihat paslon lewat orientasi hasil survei baik elektabilitas maupun popularitas.

Disebutkan Sugito, partai lain tentu melihat Rahmad Mas’ud dari partai mana, bagaimana track record-nya. Sama halnya dengan Thohari Azis. “Karena total 9 partai pengusung dan pendukung ini 40 orang di DPRD, maka ini juga lebih memudahkan program-program pemerintah. Sebab, eksekutif-legislatif bersatu,” urai Sugito yang menambahkan, pilihan Rahmad Mas’ud SE ME ke pasangan wakil walikota dari PDI Perjuangan, karena merupakan partai yang sedang berkuasa di pusat, sehingga lintas koordinasi kepemimpinan Balikpapan ke depan akan semakin mudah berjalan.
Sementara tokoh-tokoh lain yang sudah sepakat menilai, paslon Rahmad-Thohari merupakan pasangan yang energik serta produktif. “Keduanya santun sehingga aura positif selalu muncul. Bahkan, selalu melarang untuk melakukan kampanye hitam (black campign). Sebab, tujuannya untuk rakyat sejahtera,” ungkap Agus.

Di akhir pertemuan, Mustaqim lebih banyak memberi ilustrasi kaitan kesenian. Sosok Rahmad Mas’ud katanya, sangat senang seni. Jika dipadukan dengan Thohari Azis yang juga senang kesenian, tentu jika nanti memimpin kota memberi prioritas pada program kesenian. “Kami datang bersilaturahmi ini juga menyampaikan pesan-pesan moral Pak Rahmad. Jaga terus kekompakan dan jangan sampai terpancing adanya propaganda yang sudah terjadi di masyarakat. Cerna, konsultasikan dan koordinasikan dengan tim-tim lain. Insya Allah semua tidak bias,” pinta Mustaqim.
Akhirnya, tokoh-tokoh Jawa ini sepakat dan manut atau menurut sebagai wujud tradisi orang Jawa, bahwa kesantunan, kesopananan dan mengedepankan nilai-nilai kekeluargaan (sedulur), adalah paling utama di dalam meramaikan pilkada serentak 9 Desember 2020 mendatang. Dan mereka menutup acara dengan meneriakkan yel-yel: Rahmad-Thohari: Menang-Menang-Menang. Itu Sudah, Wis Wayahe. (tig)