TINTAKALTIM.COM-Sosialisasi dan adaptasi pembayaran non-tunai (cashless) bagi pengguna jasa yang masuk Pelabuhan Kariangau oleh Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Kaltim berjalan sesuai jadwal
Secara teknis tak ada kendala karena didukung transaksi menggunakan Electronic Data Capture (EDC) Bank Mandiri bersama mitranya PT Mitra Transaksi Indonesia (MTI) yang merupakan anak perusahaan Bank Mandiri.
Dimulainya program cashless itu pada Kamis (6/05/2023), hanya di lapangan regulator pelabuhan BPTD Kaltim masih fleksibel. Jika belum bisa non-tunai, maka tunai pun masih dilayani.
Koordinator Satuan Pelayanan (Korsatpel) Pelabuhan Kariangau Karolus Makin S ST (TD) didukung pihak MTI Abdullah Rusmanto sejak awal melakukan setting EDC di loket. EDC ini adalah alat untuk pengambilan data pembayaran berbagai bank.
“Kami dibantu Bank Mandiri dan MTI on the track. Prinsipnya pemberlakuan cashless masuk pelabuhan masih tahap sosialisasi dan adaptasi. Jadi belum secara totalitas atau full dilakukan,” kata Carlos, sapaan Karolus Makin.
Langkah sosialisasi dilakukan masif. Dua petugas BPTD dari divisi humas Taufiq dan Sya’ban ikut memberikan informasi kepada pengguna jasa. Setiap kendaraan yang akan antre di loket diinformasikan apakah memiliki kartu non-tunai atau tidak.
“Punya kartu non-tunai pak, boleh e-money Mandiri atau debit juga e-wallet. Kita sosialisasi transaksi cashless,” kata Sya’ban dan Taufiq kepada para driver yang mendekat ke loket pembayaran.
CEKATAN
Petugas loket dari BPTD Dasfari Nasution dan Regy pun sangat cekatan membangun komunikasi dengan pengguna jasa. “Kalau ada kartu non-tunai e-money atau debit boleh pak dibayar non-tunai. Kita lagi sosialisasi cashless,” pinta Dasfari.
Karena masih sosialisasi, pembayaran ada yang tunai tetapi ada pula yang sudah menggunakan kartu e-money bahkan debit dari seluruh bank. Dan, Dasfari tetap melayani dengan penuh semangat.
Di sisi lain, Abdulloh Rusmanto didukung Sugi dari Bank Mandiri terus melakukan dukungan teknis. Dua alat EDC disiapkan untuk membantu program cashless agar bisa terealisasi dengan cepat.
Disebutkan Abdulloh atau Adul, pembayaran bisa dilakukan dengan QRIS. Di mana, nanti masuk aplikasi EDC dan alat bekerja menunjukkan gambar QRIS Code dan struk keluar QR Code lalu di-scan oleh pengguna jasa. “Jadi praktis saja sebenarnya. Sehingga, secara teknis lebih nyaman. Sebab, pengguna QRIS pasti paham,” kata Adul.
Program cashless di Pelabuhan Kariangau ini kata Adul, BPTD Kaltim sangat mendukung program Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) yang dicanangkan Bank Indonesia (BI). Sehingga, sangat diapresiasi.
“Tidak bisa begitu diberlakukan lalu otomatis berjalan maksimal. Perlu waktu, di Penajam Paser Utara (PPU) saja memakan waktu sampai 2 bulan,” kata Adul.
Sementara itu, Carlos menambahkan, pihaknya akan terus berkomunikasi dengan operator ferry di dalam pelaksanaan cashless ini. Sebab, diharapkan sosialisasi dipahami juga oleh pengguna jasa.
“Dalam tahap awal, nanti bisa disiasati bagaimana laporan cashless tetap berjalan. Misalnya, kartu diisi dengan saldo yang besar, sehingga ketika ada pengguna jasa hanya memiliki uang tunai, seolah ‘dipinjami’ kartunya, sehingga cashless berjalan,” urai Carlos.
Tetapi setelah itu, ada deadline dari BPTD yang benar-benar full cashless, sehingga uang tunai tak digunakan lagi untuk melakukan transaksi. “Saya mengerahkan petugas loket untuk terus melakukan sosialisasi. Sehingga, penumpang ferry bisa memahami bahwa cashless ini juga lebih memudahkan transaksi,” ujarnya.
Jika pengguna jasa tak punya kartu e-money sebenarnya bisa menggunakan e-wallet. Jenis e-wallet yang dilayani di Pelabuhan Kariangau adalah OVO, Dana, Go-Pay. Nanti terintegrasi ke alat EDC dan transaksi lewat QRIS akan keluar QR Code dan scan barcode dilakukan pengguna jasa pelabuhan.
“Bagi yang menggunakan e-wallet sebenarnya sangat paham. Intinya, Bank Mandiri menyiapkan transaksi secara cashless dengan mudah. Sehingga, apa yang dilakukan BPTD Kaltim sudah benar,” ujar Adul.
Sementara itu secara terpisah Kepala BPTD Kaltim DR Muis Thohir menegaskan, program cashless yang sedang disosialisasi masuk Pelabuhan Kariangau masih fleksibel. Jika tak memiliki kartu e-money Mandiri, maka bisa debit seluruh bank atau e-wallet.
“Kami justru mengimbau kepada seluruh pengguna jasa Pelabuhan Kariangau untuk bertransaksi menggunakan cashless. Hanya, kami tetap melihat situasi dan kondisi sambil melakukan evaluasi di lapangan,” kata Muiz.
Ke depan, menurut Muiz, loket akan dipindah agak ke depan. Sehingga, jika ada antrean atau saat peak season tidak sampai panjang. “Ini sebenarnya upaya penyesuaian dari tunai ke non-tunai. Memng perlu waktu. Hanya, kami melakukan evaluasi jika ada kelemahan di lapangan khususnya dalam hal waktu pelayanan,” kata Muiz. (gt)