TINTAKALTIM.COM-Mengurus pasar tidak mudah. Khususnya kaitan revitalisasi atau mendorong pasar lebih bermanfaat Pasar Pandan Sari. Sehingga, Persatuan Pedagang Pasar Pandan Sari (P4S) mengajak semua elemen untuk bersama-sama melihat kepentingan yang lebih besar. Sehingga, diperlukan pembentukan tim ad-hoc.
Keinginan tim ad-hoc yang nanti dibentuk pemerintah itu muncul dari diskusi P4S bersama jajaran forum komunikasi pimpinan kecamatan (forkompimcam) Kecamatan Balikpapan Barat. Ad-hoc sendiri dibentuk sifatnya sementara untuk bekerja menjalankan urusan khusus yakni pasar dan problematikanya.
“Usulan tim ad-hoc sangat bagus. Nanti kita koordinasi dengan Walikota H Rahmad Mas’ud. Karena, ini urusan pemerintah dan harus ada surat keputusan (SK) yang diterbitkan. Juga untuk sinkronasi tugas-tugas,” kata Ketua Umum P4S H Andi Rusli yang hadir dalam diskusi informal di Kelurahan Margasari, Minggu (22/08/2001).
Diskusi dihadiri Camat Balikpapan Barat Arif Fadhilah, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Margasari H Usman Daming, Lurah Margasari H Ride, Ketua P4S H Andi Rusli dan jajaran pengurus lainnya H Mise, Ronaldcin, tokoh muda Balikpapan Barat Syarifuddin, Ustaz Mustaqim, Danramil Balikpapan Barat Mayor TNI Masrukan dan Wakil Ketua Media Online Indonesia (MOI) Kaltim H Sugito SH.
Rusli sepakat dibentuk tim ad-hoc. Sehingga, dapat sinergi dan kolaborasi di dalam membangun pasar. Sehingga, tidak ada persepsi bahwa kegiatan mengelola pasar itu bertumpu pada P4S.
“Pembentukan tim ad-hoc itu salah satu solusi. Sehingga, nanti akan mengakomodir aspirasi pedagang dengan merujuk pada kebijakan pemerintah,” kata Rusli dibenarkan H Mise dan Ronaldcin.
Sementara itu menurut Mayor Masrukan, pihaknya sejauh ini bekerja untuk membuat pedagang dan Pasar Pandansari itu menjadi lebih baik. Bahkan, berpikir bagaimana pengelolaan pasar itu berjalan profesional dengan melibatkan semua stakeholders.
“Makanya saya bertemu P4S, camat, LPM dan lurah. Saya ajak untuk berdikusi bagaimana mencarikan solusi. Karena, rencana revitalisasi tidak hanya sekadar membangun tetapi memerlukan strategi,” kata Masrukan.
Awalnya, Masrukan ingin membuat ide tim evaluasi. “Nah karena ada ide tim ad-hoc. Maka saya sangat setuju. Ke depan nanti dapat disebut sebagai tim ad-hoc evaluasi dan percepatan revitalisasi Pasar Pandan Sari,” ujar figur TNI yang ramah dan kerap turun ke lapangan menyelesaikan persoalan ini.
Masrukan yang nanti akan mengurusi bidang teritorial di Kodim 0905-Balikpapan ini, ingin agar semua pihak dilibatkan dalam mengurus pasar.
“Jadi bukan domain Kepala Dinas Perdagangan saja. Tokoh masyarakat, forkompimcam dan P4S serta LPM dilibatkan. Ini akan jadi tim sinergi dan kolaborasi yang lebih padu serta kuat. Tujuannya, tentu membantu tugas-tugas pemerintah untuk penguatan Pasar Pandan Sari,” kata Masrukan.
DATA DAN POTENSI
Sementara itu, dalam penjabarannya tim ad-hoc akan bekerja seperti melakukan pendataan pedagang, menggali potensi dan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mengurai sejumlah hal agar proses revitalisasi berjalan lancar.
“Jadi kerja kita lebih terukur. Sehingga, jika ada dengar pendapat (hearing) dengan DPRD, bukan hanya Dinas Perdagangan, tetapi tim ad-hoc yang di dalamnya beranggotakan seluruh stakeholder tadi,” jelas Masrukan yang nanti kendati berada di Kodim tetapi karena bidang teritorial luas juga ikut mendukung di tim ad-hoc.
Sedang Lurah Ride menyebutkan, pihaknya siap membantu dalam kaitan program revitalisasi pasar. Karena, harapannya Pasar Pandan Sari dikelola maksimal yang nanti akan menguntungkan pedagang dan masyarakat sebagai konsumen. “Kami selalu berkoordinasi dengan semua pihak bagaimana mencari solusi pengembangan Pasar Pandan Sari. Kuncinya tertib, aman dan nyaman,” ujar Ride.
Demikian halnya dengan Ketua LPM Usman Daming. Ia mengurai jika bicara pasar maka banyak hal yang harus dibahas. Sehingga, tidak hanya persoalan pedagang tetapi juga kebutuhan pasokan barang.
“LPM Margasari pasti memback-up kebijakan revitalisasi. Sehingga, pembentukan tim ad-hoc sangat baik. Jika perlu segera mungkin dibuat SK-nya oleh walikota,” ujarnya.
Bahkan Usman Daming meminta kepada pemerintah untuk merealisasikan tempat bongkar muat di dekat Pasar Pandan Sari yang lahannya sangat luas. “Ada sekitar 100 meter panjangnya. Bahkan di era saya sebagai anggota DPRD itu sudah dibuatkan DED (Detail Engineering Design) atau detail gambar untuk bangunan. “Sayang toh DED sudah ada tidak dilanjutkan. Karena, lapangan bongkar muat dekat pasar itu sangat efisien,” kata politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Balikpapan ini. (gt)