TINTAKALTIM.COM-Politik itu berubah detik per detik. Jangkauan rasional terkadang terabaikan. Sebab, ada success key atau kunci sukses menjadi penting. Sehingga, yang paling dominan adalah bagaimana membangun relasi ‘tatap muka’. Apa itu? Relasi pertemuan, chemistry dan juga membangun network atau jaringan. Karena urusan politik biasanya di tingkat kota, provinsi dan pusat.
Ada istilah ASN, tetapi bukan akronim dari Aparatur Sipil Negara (ASN). Itu adalah Attitude, Skill & Network atau karakter, kemampuan dan jaringan. Ini sebenarnya pintu sukses tetapi dalam politik bukan ilmu pasti. Bahkan dalam politik 1+1 bisa 7.
Itu yang sekarang bergulir di internal Partai Gerindra Balikpapan dan partai lainnya. Partai besutan Presiden terpilih Prabowo Subianto ini, kini masih mampu mengukir prestasi mempertahankan kursi untuk mendudukkan kadernya di kursi pimpinan.
Karena, tata cara penetapan kursi pimpinan itu diatur dalam UU MD3 (MPR, DPR, DPD dan DPRD) dengan urutan perolehan kursi terbanyak. Dan dalam pileg 2024 lalu, Gerindra dari 45 kursi untuk DPRD Balikpapan yang diperebutkan, mengantongi 6 kursi mendudukkan kadernya Muhammad Taqwa, H Danang Eko Susanto, Rahmatia, Muhammad Raja Siraj, Siswanto Budi Utomo dan H Aminuddin.
Gerindra berada di the big three atau peringkat ketiga perolehan kursi di DPRD Balikpapan setelah Partai Golkar (16 kursi) dan Nasdem (7 kursi)
“Semua melalui proses partai. DPP Gerindra punya peran penting dalam penetapan siapakah figur pimpinan DPRD yang duduk nanti,” kata H Danang Eko Susanto kepada media ini saat hadir di acara takjiah sahabatnya Kiki Asyikin di kawasan Kampung Baru belum lama ini.
Bagi Danang, tak ada istilah ‘batu lompatan’ di Gerindra. Karena, penentunya adalah jalur pusat tadi. Ada 4 nama yang diusung dan diajukan Gerindra Kaltim yakni Muhammat Taqwa, Danang Eko Susanto, Rahmatia dan Aminuddin.
Keempatnya punya kans atau peluang besar duduk jadi pimpinan. Hanya, mereka perlu jaringan informal dan perantara yang biasa disebut ‘tim sukses’ dan punya kekuatan lobi. Tak hanya berperan ‘mendekati’ orang-orang pusat tetapi sebagian sumber media ini juga menyebut diperlukan logistik
Jika mengacu pada Undang-Undang (UU) Politik bahwa kursi pimpinan DPRD itu ditetapkan berdasarkan urutan peroleh kursi, Gerindra Balikpapan adalah parpol yang punya kans. Tetapi, siapakah figur atau sosok yang mempunyai kekuatan lobi politik untuk meraih ‘tiket DPP’ sehingga duduk di kursi pimpinan.
“Semua berpeluang. Ketatnya persaingan antar figur meraih kursi pimpinan terjadi di internal. Dan saya yakin bahwa DPP akan memilih yang terbaik,” kata Danang.
Dari berbagai sumber, posisi Muhammad Taqwa masih berpeluang. Hanya, jika ia lengah maka disalip rivalnya yakni Rahmatia dan Danang. Bahkan, Aminuddin pun tak bisa dianggap remeh.
Rahmatia yang merupakan ‘Srikandi Gerindra’ ini banyak yang meramalkan bisa merebut kursi pimpinan DPRD. Ia memang tidak terlihat melakukan manuver, dan gerakan Rahmatia ini melakukan ‘operasi senyap’ (silent operation).
“Jangan melawan peran wanita. Rahmatia di Gerindra punya kans duduk di kursi pimpinan. Lobi-lobi politiknya ada kekuatan tim yang handal. Makanya, kalau Gerindra memilih wanita, Rahmatia bisa jadi batu sandungan kader lainnya,” ungkap mantan pengurus Partai Gerindra Balikpapan.
NASDEM
Tak hanya di Gerindra sebenarnya, di Partai Nasdem pun masih simpang-siur siapa yang bakal duduk di kursi pimpinan DPRD. Lobi-lobi politik terus berjalan. Ada yang menyebut, kans Daeng Lala besar tetapi sebagian pihak menyebut ‘gerilya’ Yono Suherman bisa menghambat langkah Daeng Lala.

“Gerakan Yono Suherman sangat masif. Lihat saja, bisa-bisa Pak Yono Suherman,” ujar sumber media ini yang enggan menyebutkan dirinya.
PARTAI GOLKAR
Kepastian kursi pimpinan hanya terjawab dari Partai Golkar. Partai yang di Balikpapan dipimpin Rahmad Mas’ud SE ME yang juga Walikota, sudah banyak yang memprediksi untuk kursi ketua pengganti Abdulloh S Sos yang ‘naik jabatan’ ke DPRD Provinsi Kaltim adalah figur peraih suara terbanyak yakni H Alwi Alqadrie.
Apalagi dalam UU MD3 mengatur ihwal mekanisme pemilihan ketua DPRD yang otomatis dipilih berdasarkan hasil perolehan kursi terbanyak partai di parlemen pada pemilihan legislatif 2024. Dan, Partai Golkar meraih 16 kursi di DPRD Balikpapan.
Alwi Alqadrie sepertinya sudah mengantongi tiket untuk menjadi ketua DPRD. Ia akan mulus ibarat jalan tol. Karena, dari 16 kursi, dialah peraih suara terbanyak dari daerah pemilihan Balikpapan Barat.
“Sudahlah ada istilah action today atau hari ini diputuskan, maka dia terpilih. Tak ada perdebatan karena memang seluruh peraturan organisasi (PO) untuk Alwi Alqadrie memenuhi syarat,” kata pengurus Partai Golkar, Andi Welly.

Menurut Andi Welly, Partai Golkar sangat punya pengalaman dalam penetapan kursi pimpinan. Sejauh ini selalu regulatif. Dan memang kewenangan pengurus Partai Golkar Provinsi dan Balikpapan punya peran besar. “Apalagi Pak Rudi Mas’ud sudah pernah mengatakan jika Alwi peraih suara terbanyak, maka dia duduk di kursi pimpinan. Jadi ibaratnya tamat dan itu aturan,” ungkap Andi Welly.
Alwi Alqadri pun sudah banyak yang menyapanya dengan ‘Pak Ketua’ dan secara psikologis ia pun punya kedekatan dengan Ketua DPD Partai Golkar Rahmad Mas’ud. “Kalau dipercaya partai, saya siap jadi ketua DPRD Balikpapan,” ungkap Alwi politis.
PDI PERJUANGAN
Lalu siapa yang duduk di kursi pimpinan atau wakil ketua DPRD 2024 dari PDI Perjuangan? Ada yang menyebut bisa ada kejutan. Apakah tetap Budiono sang ketua partai? Banyak yang berpendapat kalau kans Budiono terancam. Ini karena posisi PDIP di pileg 2024 meresot tajam. Awalnya di pileg 2019 meraih 8 kursi dan sekarang hanya 4 kursi, sehingga banyak yang menyebut kinerjanya menurun selaku ketua partai.
“Semua tergantung Ketua DPD PDI Perjuangan Kaltim H Syafaruddin atau puang. Karena, kans Budiono bisa jadi masih terpilih tetapi bisa juga tidak,” ujar sumber pengurus PDI Perjuangan.

Hanya, ada nama Haris yang tak bisa dianggap remeh. Sosok figur muda ini pelan tapi pasti sudah memiliki persepsi politik yang baik. Ia pun dikenal figur anggota DPRD yang inklusif (mampu berinteraksi dengan parpol lainnya). Sehingga, peluang untuk duduk di kursi pimpinan DPRD pun terbuka lebar.
“Biarkan partai yang akan menentukan. Saya ini kerja menjalankan amanah untuk kepentingan kesejahteraan warga Balikpapan. Dan, harus sinergi dengan partai-partai lain. Itu kan sejatinya berpolitik,” ujar Haris dalam suatu kesempatan.
Haris ini adalah tokoh politik muda yang ‘garis tangannya’ selalu baik. Pengalamannya di legislatif pernah duduk sebagai legislator di Partai Demokrat dan sekarang PDI Perjuangan.
“Pengalaman politik H Haris sangat mungkin duduk di kursi pimpinan DPRD ke depan. Karena, ia figur politisi yang tidak ambisi dan berpolitik mengalir seperti air saja,” ujar sumber kader PDI Perjuangan.
Akhirnya, semua kader partai itu sudah pilihan yang terbaik. Mereka punya kans. Tapi ini politik. Ada yang menyebut politik itu kejam. Sebenarnya juga tidak dan ada yang bilang persepsi itu perlu diluruskan. Karena politik tak kejam. Sebab, politik adalah sebuah perumpamaan kata dan cara mencapai sesuatu yang ingin diwujudkan politisi.
Yang kejam itu adalah intrik aktor politik yang mempunyai ‘nafsu’ menghalalkan segala cara. Tapi, jangan takut berpolitik sebab masih ada etika politik yang baik. Kalah dan menang itu adalah amanah dan dinamika.
Mari bersama saling merangkul, keharmonisan berpolitik menjadi kunci utama untuk mewujudkan cita-cita Kota Balikpapan menjadi kota yang nyaman dihuni, rakyatnya sejahtera dan aman. (git)