TINTAKALTIM.COM-Wakil Walikota (Wawali) H Rahmad Mas’ud SE ME yang sedang menjalani cuti, tak henti-hentinya untuk mengingatkan warganya kaitan pendidikan akhlak. Peradaban masyarakat bergeser cepat. Sekarang, anak-anak sudah ‘kecanduan’ game tetapi jangan lupa juga dibentengi dengan ilmu agama.
“Dahsyat ya bapak-ibu sekalian. Informasi dan teknologi ini. Anak-anak itu sekarang disibukkan dengan internet. Tak masalah tetapi pengawasan harus ketat. Kuncinya bentengi dengan ilmu-ilmu agama agar mereka jadi anak cerdas dan berakhlak,” kata Rahmad di hadapan jamaah Musala Miftahul Jannah di Jln Sidomulyo RT 40 dan RT 41 Kelurahan Baru Tengah, Balikpapan Barat, Kamis (27/11/2020).
Rahmad diundang dan melakukan silaturahmi malam Jumatan. Ia bersama rombongan juga sempat melaksanakan salat Magrib berjamaah. Tak ada acara khusus. Kehadirannya untuk menjaga persaudaraan sesama Islam (ukhuwah Islamiyah).
“Terimakasih, saya dapat bersilaturahmi dengan jamaah. Saya tak boleh bicara politik. Ini rumah ibadah yang tak boleh dicampuradukkan dengan kegiatan politik. Saya ingin berpesan kaitan kerukunan saja,” ungkap Rahmad.
Rahmad didampingi imam rawatib Drs Setiawan. Ia usai salat jamaah memberikan petuah. Saat berada di dalam musala, Rahmad seolah ‘reuni dengan sahabatnya’. “Masya Allah, banyak teman-teman sekolah saya dulu. Insya Allah kita panjang umur ya. Lama tak berjumpa,” ujar Rahmad yang juga Pembina GP Anshor Balikpapan ini.
Internet kata Rahmad, sudah ‘masuk tempat tidur’. Anak-anak sekarang makin cerdas. Tingkat kecerdasannya berbeda dengan ‘orang dulu’. “Bapak dan ibu, saya berpesan ya. Cerdas boleh tapi yang benar. Setengah pintar tapi benar itu lebih baik daripada pintar tapi tidak benar. Makanya didik anak-anak dengan mengaji dan sering baca Alquran,” pinta Rahmad.
Dicontohkannya, 6 orang anaknya sekarang ada yang di pondok, tafidz Alquran dan bahkan sekolah di London (Inggris). Ia pun terkejut, dari informasi anaknya, sekarang banyak upaya bagaimana mengajak orang untuk tidak beragama (atheis). “Agama apa saja pak, ya Islam, Nasrani, Budha ataupun Hindu. Sekarang ini, ada kelompok-kelompok sengaja menghilangkan agama dari keyakinan orang. Ini yang saya dapat dari cerita anak saya di luar negeri,” ujarnya.
Tapi dirinya bersyukur, komunikasi dan bimbingan terhadap anak yang di luar negeri terus dilakukan. Apalagi, pendidikan agamanya juga sudah memadai.
“Makanya bapak dan ibu. Karena kita semua Islam, ayo ajari anak-anak dengan Alquran. Jadikan rumah itu ‘madrasah ilmu’ bagi anak-anak kita semua. Agar dia jadi anak cerdas dan akhlaknya karimah,” ingat Rahmad.
Rahmad menceritakan, giatkan pengajian malam Jumat. Seperti Yasinan ataupun ibadah lainnya. Sebab, ia pun rutin di rumahnya kawasan Rumah Putih Jln Wiluyo Puspoyudo melakukan yasinan bersama keluarga dan kerabat.
“Di rumah saya bergantian. Terkadang organisasi A, B dan C. Nah, nanti kita jadwal jamaah Musala Miftahul Jannah Yasinan di rumah kita bareng. Supaya silaturahminya jadi lebih bermakna,” ujar Rahmad yang disambut gembira oleh pengurus musala.
JAGA KESEHATAN
Dalam kaitan pandemi covid-19, Rahmad juga mengingatkan kepada jamaah untuk selalu menjaga kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan. Sebab, sehat itu mahal.
“Jangan pernah tidak percaya bahwa corona itu penyakit yang tidak ada. Iya karena belum terkena virusnya. Kalau sudah terjangkit, bapak-ibu harus diisolasi selama 14 hari. Sendiri tak ada yang jenguk dan itu bisa menambah stress. Makanya, ayo jaga kesehatan,” pinta Rahmad berkali-kali.
Ia menyebutkan, konsep 3 M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak) harus terus diikuti. “Intinya 3M tapi bukan 3 miliar lho bapak-ibu. Pokoknya, jaga terus kesehatan. Itu mahal dan kita semua harus sehat setiap hari,” ujarnya.
Bukan itu saja, Rahmad juga mengingatkan pentingnya menjaga persaudaraan, kerukunan di lingkungan RT, kelurahan dan kecamatan. “Jangan saling fitnah. Ayo keamanan dan kerukunan itu penting. Dan jaga Balikpapan selalu aman. Sebab, itu modal paling besar untuk membangun kota dalam bingkai madinatul iman,” kata Rahmad Mas’ud.
Rahmad datang ke musala lebih awal. Hanya, lokasi menuju musala jalannya sangat sempit. Harus keluar-masuk gang. Sehingga, Rahmad ‘ngojek’ dengan cara dibonceng menggunakan kendaraan roda dua. “Saya jalan kaki tadi. Jauh juga ya,” kelakar Rahmad kepada jamaah, sambil menunjuk kendaraan yang memboncengnya. Dan dari atas sepeda motor, Rahmad pamitan dengan saling mengucapkan salam. (git)