TINTAKALTIM.COM-Debit air menjadi kendala Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB). Ini karena air baku perusahaan di bawah kendali Pemkot Balikpapan ini terbatas, sehingga distribusinya tak maksimal. Tetapi, PDAM terus mencari solusi.
“Wilayah Balikpapan Barat diakui memang pasokannya kurang. Sehingga, dibantu dengan droping air tangki, tetapi PDAM tak pernah berhenti untuk cari solusi,” kata Tenaga Ahli Bidang Humas PTMB (PDAM) Adelina saat menjawab pertanyaan warga di acara Reses Ketua DPRD Balikpapan H Alwi Alqadri, Senin (11/11). Reses ini perdana sejak ia dilantik menjadi ketua DPRD Balikpapan.
Alwi mengundang sejumlah narasumber. Selain PDAM juga dr Halidina dari Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan. Juga warga khususnya ketua-ketua RT di wilayah Balikpapan Barat di antaranya Kelurahan Margomulyo, Baru Tengah, Baru Ulu, Kariangau dan lainnya.
Adelina menjawab pertanyaan ketua RT Syarkawi. Ia menyoal kaitan distribusi air yang sekian lama tak mengalir. Padahal, di kawasan Kelurahan Baru Ulu itu ada Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM). Juga kaitan dukungan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan plat merah ini.
Menurut Adelina, IPAM di Baru Ulu itu debit airnya kecil. Sehingga tak sanggup untuk memenuhi kebutuhan warga Balikpapan Barat yang maksimal harusnya debit itu 50 liter per detik.
“Kalau membuat sumur dalam (deep well) tak mungkin, karena regulasinya sekarang harus ke pusat. Makanya, kebutuhan warga jika tak mengalir dalam tempo lama, bisa dibantu droping air tangki. Insya Allah semua bisa terpenuhi,” kata Adelina
Dikatakan Adelina, sekarang ini Walikota Balikpapan sedang mengganti pipa-pipa yang lama. Karena, sudah puluhan tahun berkisar 30-40 tahun, pipa tak diganti. Dari data, pipa itu bantuan Bank Dunia dari program Kalimantan Urban Development Project (KUDP).
“Jadi kalau airnya dialirkan dengan tekanan tinggi, maka pipanya bocor. Itulah sering terjadi mengapa PDAM mengalami pipa bocor,” jelas Adelina.
Dalam konteks Balikpapan Barat, PTMB sudah berupaya untuk mencari solusi. Selain terus dikaji, juga akan ada pembangunan proyek air laut menjadi air tawar (desanilasi) yang nanti terintegrasi lewat pemipaan di IPAM Baru Ulu.
“Ini rencana yang dilakukan PDAM. Sabar saja, semoga di tahun 2025 dan 2026 semua bisa diatasi debit air bakunya,” kata Adelina yang menambahkan bahwa debit air sekarang sekitar 1.500 liter per detik, tetapi kebutuhannya lebih dari itu sehingga mengalami defisit
Selain itu kata Adelina, PDAM juga telah melakukan kerjasama untuk pengambilan air di Bendungan Sepaku Semoi. Itu nanti debitnya berkisar 1.000 liter per detik yang bisa jadi tambahan air baku.
“Semua upaya dilakukan. Termasuk ke depan akan melakukan proyek pemipaan (pipanisasi) jalur Balikpapan-Samarinda mengambil air dari Sungai Mahakam. Hanya ini harus menjadi proyek strategis nasional (PSN). Sehingga, bisa didanai pusat melalui APBN,” ungkap Adelina.
Awalnya memang bukan PSN, tetapi atas perjuangan direksi ke pusat, sekarang proyek pemipaan itu bisa menjadi skala prioritas dibantu dan masuk PSN
Adelina juga menyinggung kaitan program CSR, sekarang ini juga sudah ada bantuan berupa tandon air. Karena, beberapa RT telah dibantu untuk pola penampungan air. Sehingga, jika untuk Balikpapan Barat rasanya sangat mungkin dibantu asalkan usulannya jelas. (gt)