TINTAKALTIM.COM-Owner Salakilo Riswah Yuni menepis pandangan negatif bahwa masa pensiun bisa membuat seseorang stress. Sehingga, ia mengubah mindset agar usia tua itu bisa produktif, diperlukan optimistis meraih masa depan untuk mengembangkan potensi bisnis bahkan menjadi entrepreneur (kewiraswastaan).

“Kami ingin mengubah cara pandang agar pensiun itu jangan jadi momok. Ayo ubah dengan berani memulai usaha,” kata Riswah Yuni yang sukses membangun usahanya dari bawah saat memberi spirit kepada peserta Gathering ASN Pra Pensiun yang digagas Pemerintah Kota kerjasama Bankaltimtara dan PT Taspen di Ballroom Hotel Platinum Kamis (2/03/2023)

Yuni memberi tips di acara yang bertemakan Pensiun Produktif & Bahagia yang dihadiri Sekda Balikpapan Ir Muhaimin ST MT, Pimpinan Bank Kaltimtara Iwan Haryanto, Branch Manager PT Taspen Samarinda Yunias Eko Pramono. Ia tampil lugas dan edukatif lewat paparannya untuk memberi ‘injeksi’ pemikiran agar peserta tidak takut saat pensiun kehilangan pekerjaan.
“Intinya jangan post power syndrome. Siapkan mental, pola pikir, hidup sehat dan merencanakan keuangan terus ya belajar bagaimana menjadi entrepreneur,” pinta Yuni.

Mental block yang ada saat masa pensiun bahwa akan sulit menghasilkan pendapatan, justru itu kata Yuni dibuang jauh-jauh. Karena, pensiun tidak terikat waktu dan ‘merasa bebas’ serta tidak ada penugasan dari atasan. Justru bisa menjadi ‘bos’ atau leader pada usaha milik sendiri.

Bagi Yuni, menggali potensi diri atau passion penting. Tetapi, diperlukan literatur bisnis sambil terjun dalam praktek. Seperti yang dilakukan Yuni, mengawali kerja keras dengan membuat kue sendiri. Sampai allout untuk bisa sukses dan akhirnya usahanya berjalan dengan memiliki puluhan karyawan.

Inovasi diperlukan kata Yuni. Jika sekarang belum pensiun dan ada usaha kecil-kecilan, itu lebih baik. Tak harus membuka usaha baru dan diarahkan melakukan kerjasama. Kuncinya, orientasi bisnis (business oriented) benar dulu, sehingga fokus bisnisnya prospek dan bisa dikembangkan.
“Kan ketika pensiun itu, kebutuhan sehari-hari tetap harus terpenuhi. Makanya bisnis atau usaha bisa untuk menopang kebutuhan hidup,” kata Yuni yang mengawali bisnisnya sejak tahun 2012 dan kini memiliki gedung representatif 4 lantai dijadikan tempat usaha Cake Salakilo & Café di Jln MT Haryono Pasar Buton KM 4,5 Seberang Hotel Asria Balikpapan dengan hotline 0813.500.84934.

Bagi Yuni, memulai usaha dan berani itu penting. Misalnya saja, bisa dicoba bisnis waralaba atau franchise, makanan atau minuman dan produk lainnya. Kaitan modal sebenarnya relatif, bisa diawali yang kecil dulu.
“Saya memulai bisnis dari bisnis rumahan. Terus berkreasi dan Alhamdulillah, Allah mengetahui niat tulus kita untuk terus kerja keras yang hasilnya bisa bermanfaat bagi sesama,” kata Yuni yang selalu tampil low profile ini dan mengembangkan usahanya di bisnis ekspor-impor.
ANAK BANGUNAN
Yuni, yang alumni STM Negeri Balikpapan ini, justru 180 derajat mengubah passion-nya. Ia dulunya disebut ‘anak bangunan’ karena mengambil jurusan gambar bangunan. Tetapi, ia termotivasi menjadi sukses menjadi pebisnis karena memiliki motto hidup menjadi manusia bermanfaat bagi manusia lainnya.
Bahkan, dulu juga dia pernah menjadi sekretaris di PT HH Transindo di tahun 2000-an, perusahaan milik Australia yang bergerak di bidang perbaikan alat berat. Dan akhirnya sukses sebagai owner pengolahan makanan dan minuman berbahan buah salak lokal Balikpapan.

Ibu dua anak ini, terus mengembangkan bisnisnya lewat berbagai manajemen dan strategi bisnis. Salahsatunya seperti ia kenalkan bagaimana bisnis harus mengedepankan unique selling point (USP) Cake Salakilo. USP adalah produk yang dijual punya nilai keunikan.
Misalnya, buah lokal Balikpapan, memperoleh sertifikasi halal MUI. Kemasan menarik dan pertama di Indonesia. “Bagaimana membuat produk menjadi daya tarik market. Sehingga, lahirlah sesuatu yang berbeda (something differrent) dari lainnya,” papar Riswah Yuni.
Yuni yang masuk dalam binaan Bank Kaltimtara ini terus berkreasi di semua event. Ia juga bergabung dengan Rumah BUMN. Sehingga, ia menemukan perpaduan bisnis yang diarahkan pada pola marketing mix.

Caranya, buah baku salak dijadikannya kerajinan dan souvenir seperti tempat tissue, bunga kering, gantungan kunci, vas bunga, kaligrafi bahkan hampers rustic (sekotak keranjang yang di dalamnya banyak produk) yang kini diburu orang-orang lokal dan nasional.
Dalam penjelasannya kepada peserta pra-pensiun, Yuni membeber kiat bisnis agar pasarnya nasional dan global dengan cara marketing mix promotion yang dilakukannya seperti penjualan secara langsung (direct selling), online social media dan marketplace, visual merchandis bahkan juga melakukan public relations dengan memberi bantuan ke panti asuhan, rumah tahfidz dan menjalin relasi dengan media lokal dan nasional (TV), supaya produknya dikenal khalayak dengan baik.

Yuni juga sharing, bahwa di era digital tidak bisa hanya berbisnis dengan pola mainstream atau biasa-biasa saja. Diperlukan inovasi dan berpikir di luar kebiasaan (out off the box) seperti menjalin jualannya dengan kerjasama go-food, grab-food, shoppe-food. Bahkan, membuka sosmed lewat Instagram:@cakesalak, Facebook: Salakilo, Tiktok:@Cakesalak dan youtube
Yuni juga melakukan transfer knowledge sebagai mentor lewat pelatihan cookingclas, pelatihan kewirausahaan Balikpapan bahkan merangkul siswa-siswa SLTA lewat pelatihan program dualtrack (program sekolah lewat dua program pendidikan formal dan keterampilan kewirausahaan)

Untuk itu, kata Riswah Yuni para pensiunan nanti perlu punya jiwa dan mindset optimistis. Yuni membeber kiat sukses ala Salakilo seperti harus menyenangi ide usaha yang dikerjakan, ciptakan visi dan misi usahanya mau diapakan, action atau berani memulai, belajar dan miliki ilmunya, belajar administrasi sederhana, mengurus legalitas bisnis, silaturahmi, sedekah, hargai konsumen, sabar dan fokus pada pekerjaan.
“Mangapa harus sedekah. Karena usaha yang kita hasilkan jika ada rezeki maka ada hak orang lain. Insya Allah, rezeki tidak tertukar dan Allah akan selalu membuka pintu rezeki dari cara yang tidak disangka-sangka,” urai Riswah Yuni yang sudah menyabet 29 penghargaan atas bisnisnya termasuk dari Presiden RI di tahun 2019 ini.
Di akhir tipsnya, Riswah Yuni selalu mendorong peserta punya spirit tinggi berusaha. Dan, harus membuang jauh-jauh stigma yang melekat ke kalangan purna tugas umumnya yang dianggap sudah tidak produktif.
“Itu tidak benar. Karena, pensiunan itu justru bisa tetap produktif dan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga,” pungkas Riswah Yuni yang menambahkan keyakinan dengan Allah jadi modal utama berusaha. (gt)