TINTAKALTIM.COM-Wanita muda ini bernama Aisyah Eka Fitri SE. Dia memiliki ‘trah politik’ dengan mantan Wakil Gubernur Kaltim alm Mukmin Faisyal HP. Ia adalah cucu almarhum yang kini mengikuti jejak sang kakek.
“Politik itu kan tempat belajar. Tentu, belajar psikologis, belajar karakter dan juga belajar bagaimana strategi pemerintahan. Jadi saya tertarik. Karena, sudah jadi caleg harus berjuang maksimal. Kompetisinya luar biasa sih di Balikpapan Timur,” kata Aisyah Eka menjelaskan niatnya nyaleg tersebut.
Diakui Aisyah, ‘darah politik’ Golkarnya lahir dari sang kakek. Sebab, figur kakeknya Mukmin yang mantan Wakil Walikota Balikpapan itu pun sampai sekarang masih melekat. Apalagi, almarhum pernah pula berjuang di DPRD Balikpapan sebagai wakil ketua.
“Saya terinsipirasi kakek yang berjuang dari bawah. Sehingga, kalau meneruskan perjuangannya di Golkar itu wujud saya sayang dan ingin mengenang nilai perjuangan itu. Dan pimpinan Partai Golkar Balikpapan sudah menunjuk saya jadi caleg. Jadi berjuang saja,” ujar Aisyah yang lahir di Balikpapan, 25 Desember 1997 silam.
Lulusan fakultas ekonomi pembangunan di Unvirsitas Muhammadiyah Jogjakarta ini, ternyata jago accounting dan perpajakan. Kini bekerja di salah satu perusahaan swasta di Balikpapan. Tetapi, ia adalah owner bisnis kecil di bidang F & B (Food & Beverage).
“Bisnis kecil-kecilan. Tetapi di situ saya belajar manajemen keuangan. Mungkin kalau nanti lolos di DPRD bisa duduk di komisi II (bidang ekonomi dan keuangan). Namanya ikhtiar, tentu harus optimististis,” kata wanita yang pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jogjakarta ini.
Aisyah Eka tentu saja ‘dibayangi’ rekan satu partainya yang juga caleg di dapil Balikpapan Timur. Apalagi, salahsatunya adalah incumbent yakni Suriani. Ada pula H Gasali yang mantan anggota DPRD Balikpapan, serta pendatang baru tetapi strategi gerakannya pelan tapi pasti ‘meratakan’ kawasan Balikpapan Timur. Itu terlihat balihonya sampai ke Lamaru dan Teritip. Dia adalah Nurliah Kadir SPd, istri ketua nelayan Syamsul Alam alias Anchu.
Ada lagi, mantan pensiunan ASN Suwandi SE. Caleg ini tak boleh dianggap enteng. Karena, populer saat ia menjabat dan pernah menjadi camat. Bawaannya pun sangat low profile. Ditambah mantan pimpinan DPRD Kabupaten Majene Hajar Nuhung SE yang tentu saja pergulatan perolehan suara pun semakin menarik.
Hanya bagi Aisyah Eka, ia tak gentar. Apalagi spirit perjuangannya muncul dari sang ayah yang tak lain adalah kader lama Golkar yakni H Narta. “Saya hanya support dan berjuang untuk anak. Itu juga ibadah toh. Mengenai hasil, kita lihat saja nanti,” ujar Narta optimistis.
Diakui Narta, dapil Balikpapan Timur benar jadi ‘dapil tempur’. Karena, secara kualifikasi caleg yang maju pun selain didukung finansial juga punya basis massa yang berbeda. “Parpol lain juga tak mau diam. Tapi, ini Golkar Bung. Tunjukkan bahwa perjuangan kita semua bisa membuahkan hasil terbaik,” kata Narta yang ilmu politiknya juga lahir dari sang ayah alm H Mukmin Faisyal HP.
Menurut Narta, sang anak Aisyah Eka punya kemampuan di bidang sosial media (sosmed). Skillnya itu dimanfaatkan untuk personal branding. Bahkan, saat di ‘Kota Gudeg’ sempat terlibat dalam penggarapan konveksi Jogja ID.
“Bismillah saja. Semua diserahkan pada Allah. Intinya kita berjuang maksimal. Kalaupun tak memperoleh kursi, jadikan semua perjalanan politik yang asyik,” pungkas Aisyah Eka yang mengusung tagline calegnya, Yang Muda yang Berkarya. (gt)