TINTAKALTIM.COM-Diskusi pariwisata, tentu tidak akan pernah tuntas. Gagasan baik dan positif pun muncul tak akan ada batas. Apalagi yang berdiskusi penggiat pariwisata ditambah orang-orang yang punya disiplin ilmu berbeda. Pasti, hasilnya penuh dengan konsep-konsep dan desain pariwisata masa depan.
Itu yang dilakukan Nawa Cita Pariwisata Indonesia (NCPI) Provinsi Kaltim. Baru berdiri organisasi ini, hanya pengurusnya ‘orang lama’ yang malang-melintang di dunia pariwisata. Mereka semua tak ingin jadi penonton tapi harus jadi pelaku. Memberi kontribusi untuk ‘menyulap’ agar pariwisata di Kaltim berkembang berkelanjutan. Begitu gagasan mereka.
Sadar akan keberadaannya hanya jadi think-thank untuk pemerintah, mereka semua menawarkan ragam program bahkan solusi bagaimana dua kata sinergi dan kolaborasi disatukan demi pariwisata Kaltim jadi menawan. Isi diskusi levelnya bukan sebatas tata naskah tapi bagaimana mengembangkan pariwisata yang korelasinya pada pertumbuhan ekonomi.
Diskusi lebih berbobot, karena menghadirkan Syafruddin Pernyata (SP), mantan Kepala Dinas Pariwisata Kaltim yang dalam forum itu dinobatkan dengan panggilan prof alias profesor. Sontak, SP pun berkomentar. “Saya jadi kurang sreg dengan sebutan prof. Sebab, nanti ada yang bertanya kapan pemberian gelarnya. Jangan sampai Kepala Dinas Pariwisata sebelumnya Prof Aswin Effendi menggugat saya,” kata Syafruddin di Hotel Aston Samarinda saat digelarnya rapat pleno NCPI Kaltim.
Gelar prof, karena Syafruddin tak hanya disebut pelaku pariwisata, ia juga konseptor yang punya pengalaman segudang dalam dunia tourism di Kaltim. “Tak masalah gelar prof itu, kan ada yang profesor honoris causa. Nah, Pak SP kita nobatkan sebagai prof bidang pariwisata,” jelas Wied Paramartha, GM Aston Samarinda Hotel & Convention Center.
Tentu bagi Wied, gelar honoris causa dapat diberikan bila seseorang telah dianggap berjasa dan berkarya di berbagai bidang. SP dianggap berjasa bidang pariwisata.
Itu ‘warna’ rapat pleno. Syafruddin tetap low profile, ia justru memberikan input positif di forum. NCPI Kaltim diharapkan tidak seperti organsiasi yang paling mahfum atau paham. Kendati di dalamnya ada orang-orang expert di bidang pariwisata seperti PHRI, Asita, Indonesian Hotel General Manager Asociation (IHGMA), PUTRI, asosiasi yang bergerak di bidang taman rekreasi dan objek wisata, event organizer (EO) dan lainnya.
“Karena gabungan orang-orang pariwisata, kita siapkan ide atau gagasan kita dipaparkan saat audensi ke gubernur maupun DPRD Kalttim. Ada 4 sampai 5 rumusan lah,” pinta Syafrudin yang juga owner taman rekreasi Salma Shofa Samarinda dan dewan panasehat NCPI Kaltim ini.
Untuk mendapatkan dan mengubah pariwisata Kaltim, Dinas Pariwisata Kaltim kini sudah memiliki Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (Ripparda). Itu acuan pedoman dalam perencanaan pembangunan pariwisata. Di dalamnya meliputi 4 pilar yakni destinasi wisata, industri pariwisata, pemasaran pariwisata dan kelembagaan pariwisata. “Kita harus koordinasi dengan komisi II DPRD Kaltim, agar program NCPI sinkron,” pinta Syafruddin.
PEMETAAN DESTINASI
Dalam rapat itu, Syafruddin juga usul pemetaan destinasi untuk dikaji NCPI. Balikpapan dan Samarinda sebagai destinasi Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE), Penajam Paser Utara (PPU) dan Paser destinasi pesisir alam, Kukar, Kubar dan Mahulu destinasi wisata alam dan budaya serta Berau, Bontang, Kutim destinasi bahari. “Pariwisata itu jangan yang biasa. Itu mudah, kita harus cari yang wow dan curi perhatian,” ujar Syafruddin yang menambahkan, usul tentang provinsi branding kaitan pariwisata harus juga dicermati dan hati-hati, sebab bisa menimbulkan masalah di belakang hari.
Pleno yang dipimpin Ketua NCPI Kaltim Joko Purwanto didampingi Sekjen Johanes Kans Betekeneng, Hj Leni Marlina SE (divisi organisasi) itu berjalan produktif. Sejumlah pengurus saling memberikan masukan konstruktif dan untuk kepentingan pariwisata secara umum.
Percepatan pengembangannya misalnya. Wied Paramartha usul agar perencanaan menjadi penting. Karena itu rujukan dalam setiap aktivitas untuk melangkah. Action plan NCPI harus sinkron dengan kementerian pariwisata. Sehingga, tidak sia-sia. “Juga jika perlu pengembangan NCPI itu ke kota-kabupaten dengan pembentukan DPC NCPI sehinga jadi konektivitas,” usul Wied yang juga Wakil Ketua IV NPCI Kaltim bidang MICE, akomodasi dan industri ini.
Mengapa perencanaan? Karena, konektivitas organsiasi itu penting kata Wied, jika tidak akan kesulitan untuk mengembangkan pariwisata di Kaltim. Sebab, dari situ dapat dilakukan mapping atau pemetaan.
Wied juga menyampaikan event besar yang bakal digelar Aston Samarinda yakni seminar dan kompetisi chef. “Eventnya bernama Chef’s Day dan mohon izin, logo NCPI Kaltim kami sertakan,” kata Wied.
PROGRAM NCPI
Joko selaku ketua, juga memberi ilustrasi bahwa event internasional yang bakal digelar adalah Borneo Maraton pada Februari 2020 yang dirangkai HUT Kota Balikpapan. Event ini, merupakan inisiasi Blue Sky Hotel Balikpapan yang bekerjasama dengan Kanwil Pajak Kaltim-Kaltara. “Tapi yang paling penting, NCPI harus bertemu bupati dan walikota se-Kaltim untuk memperkenalkan dan menjalin kerjasama pariwisata,” kata Joko.
Dalam pertemuan dengan Pimpinan Bank Indonesia (BI) Balikpapan Bimo Epyanto, menurut Joko, BI siap menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang nanti temanya lebih membedah potensi pariwisata Kaltim untuk mendongkrak kunjungan wisatawan dan ekonomi. Kerjasamanya juga BI Provinsi Kaltim.
Untuk konteks skup Kaltim, audensi dengan sejumlah pejabat seperti gubernur, Pangdam, Kapolda Kaltim, GM PT Angkasapura di Balikpapan, Ketua DPRD Kaltim harus jadi skala prioritas. Sehingga, NCPI dapat segera merumuskan sejumlah kebijakan yang sesuai dengan misi dan visi pariwisata Kaltim.
PRESIDEN DAN MENTERI
Dalam penjelasan lainnya, Joko Purwanto juga menyampaikan program jangka menengah dan panjang. Jika memungkinkan, dapat audensi dengan Presiden Jokowi. Tentu, bersama-sama dengan pengurus DPP NCPI termasuk bertemu Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif Wisnhnutama Kusubandio yang juga pendiri PT NET Mediatama atau NET TV.
“NCPI harus memperjuangkan Pulau Balak-balakan yang masuk Sulawesi Barat (Sulbar). Kita harus desain jadi pariwisata yang dapat dijual paketnya ke wisatawan. Jangan punya pikiran itu daerah lain. Perlu jadi catatan, pariwisata itu tidak ada sekat-sekat daerah,” jelas Joko Purwanto yang berpengalaman dengan bisnis wisata adventure ini hampir belasan tahun.
Jika pariwisata itu bicara sekat daerah, tentu Candi Borobudur di Jawa Tengah tidak dapat dijual oleh Jogyakarta, Solo dan lainnya yang daerahnya berdekatan. “Ini menciptakan destinasi, nanti kunjungan ke Balikpapan juga tinggi. Nah, paketnya kita jual ke Pulau Balak-balakan,” urai Joko yang menambahkan, mapping untuk potensi pariwisata di Kaltim juga perlu dilakukan NCPI.
Usul yang yang cenderung ‘heboh’ juga disuarakan Wakil Ketua II bidang pengembangan dan SDM, HM Zulkifli. Ia menyarankan ada lobi-lobi dengan melihat relasi terhadap sejumlah pejabat di Pemprov Kaltim. Misalnya saja, lewat Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP). Sebab, ini tim sangat penting. “Setelah itu, kita bertemu gubernur, kan nyaman,” kata Zulkifli yang kental logat bahasa Banjarnya.
Ia juga memberikan informasi kaitan adanya rencana Kepala Dinas Pariwisata Kaltim Sri Wahyuni untuk mengumpulkan seluruh asosiasi. Jika perlu, NCPI Kaltim harus terlebih dahulu sowan untuk silaturahmi. “Kita juga harus cari dana untuk kas organisasi. Termasuk sowan ke daerah-daerah harus dibagi tim. Sebab, daya jangkaunya luas,” ujar Zulkifli.
EKSEKUTOR JANGAN KONSEPTOR
Dalam kaitan mempercepat kerja dan implementasi program NCPI, usulan Novriwendi R Tamin (divisi pengembangan dan organisasi), sangat menarik. Ia berharap, hasil pleno atau bahasan apapun yang dilakukan NCPI tidak hanya sebatas berbentuk konsep yang dibuat konseptor. “Kita semua harus menjadi eksekutor jangan konseptor saja. Sebab, sudah sangat banyak ide-ide pariwisata itu didiskusikan oleh sejumlah asosiasi,” ujar Novriwendi.
Novriwendi yang juga GM Blue Sky Hotel Balikpapan ini, juga menyebut bahwa event Borneo Maraton Road to Ibu Kota Negara (IKN) harus terwujud dan jadi penanda untuk brand sosialisasi NCPI. “Ini maraton internasional, penyandang dana Insya Allah ada. Tapi, ini kerja untuk seluruh pengurus NCPI. Sehingga, seluruhnya harus membuat sukses ini acara,” jelas Novriewendi.
Sementara itu Dian Rosita (divisi kemitraan dan hubungan antar lembaga NCPI Kaltim), menyebut, keberadaan Putri, organisasi yang dirinya pimpin sangat selaras dengan kebijakan NCPI. “Kami juga dapat mandat dari DPP Putri untuk melakukan mapping. Sehingga, ketika NCPI melakukan mapping, tentu ini sejalan. Initinya Putri dan NCPI harus sinergi memajukan pariwisata di Kaltim termasuk Samarinda,” ujar Dian.
SEKRETARIAT NPCI
Suasana pleno yang berjalan penuh kekeluargaan itu, juga ada usulan agar NCPI Kaltim memiliki sekretariat. Sebaiknya sekretariat dipusatkan di Samarinda karena kantor gubernur Kaltim ada di Samarinda. “Ini usul saja pak ketua. Termasuk juga dengan gelaran maraton 42 kilometer harus menggunakan event organizer (EO) yang profesional. Kita juga sudah punya rekomendasi dari Dispora Provinsi untuk menggelar event sport internasional,” kata Wakil Ketua III NCPI Rusdiansyah Bandjar.
Sedang usul yang berkembang di forum hampir rata-rata memberikan penguatan bagi NCPI. Itu disampaikan Hendra Prasetya, H Suyadi M, Wiji Winarko, H Sugito dan Tentrem Subekti. “Bahasan tentang aspek legal juga penting. Misalnya apa yang jadi isu pariwisata di bidang hukum,” kata Wiji Winarko.
Dalam kaitan skala prioritas destinasi, Sekjen Johans Kans Betekeneng juga usul bagaimana menjadikan Pulau Kumala di Tenggarong Kutai Kartanegara agar jadi destinasi baru bagi pariwisata di Indonesia.
“Sebagai taman rekreasi ada sejumlah wahana bermain cukup dapat dijadikan andalan destinasi. Misalnya cable car, jet coaster, bombom car bahkan ada sky tower termasuk aquarium raksasa. Ini jika kementerian pariwisata berkunjung dan melihat secara langsung dapat dijadikan destinasi pariwisata ke 6 atau 7 atau berapa,” jelas Kans Betekeneng yang punya pengalaman mengelola hotel bintang lima hingga Marina Bay Sands di Singapura ini.
Di akhir acara pleno digelar foto bersama pengurus NCPI yang hadir yakni Joko Purwanto, Syafruddin Pernyata, H Rusdiansyah Bandjar, Hendra Prasetya, Tentrem Subekti, Wied Pramartha, Novriewendi, Fauzie Effendy, H Suyadi MP, Rilianto, Sugito, Hj Leny Marlina, Johanes Kans Betekeneng, Wiji Winarko, I Gusti Bagus Putra, Dian Rosita dan HM Zulkifli. (git)