TINTAKALTIM.COM-Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi (BKS) memuji sikap survive para sopir dan pemilik angkutan eksisting trayek dari Terminal Batu Ampar-Sepaku menuju Ibu Kota Negara (IKN). Karena itu, ia meminta ada format transportasi mobil eksisting itu untuk diremajakan.
“Mereka itu sangat struggle (punya daya juang) serta orang-orang yang survive. Sehingga, harus dibantu bagaimana mengembangkan usahanya,” kata Menhub dalam kunjungannya ke Kaltim dan menggelar rapat bersama jajaran pejabat Ditjen Hubdat Kemenhub di ruang rapat Terminal Batu Ampar, Minggu (13/07/2024)
Rapat terbatas itu dihadiri Direktur Angkutan Jalan Suharto ATD MM, Direktur Bandar Udara Lukman F Laisa, Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Raymond Ivan HA SST, Kasubdit Angkutan Perkotaan Iman Sukandar, Kepala BPTD Kaltim Dr Muiz Thohir ST MT, Staf Khusus Menhub Bidang Komunikasi Adita Irawati. Menhub tiba di Terminal Batu Ampar diterima Muiz dan sejumlah kepala seksi (kasi)-nya yakni Kepala Sub Bagian Tata Usaha (TU) Sudarmaji SAP MM, Kasi Sarana Hendra Ayi Sonica SE MAk dan staf.
Menhub meminta BPTD Kaltim jadi pionir atau melakukan pilot project terkait format peremajaan kendaran eksisting Sepaku yang usia tua. Di Balikpapan ada kendaraan yang mangkal di Terminal Batu Ampar dan dikelola komunitas Persatuan Sopir dan Kernet (Personet). Jumlahnya 19 mobil jenis L-300
“Setahun lalu saya pernah meminta agar mereka dibantu. Karena, jika diremajakan akan menolong dalam usaha mereka ke depan. Sebab, kendaraannya akan lebih layak dan penumpang pun senang,” kata Menhub yang flashback terkait mobil eksisting Sepaku itu.
Dalam konteks peremajaan mobil eksisting di Terminal Batu Ampar jurusan Sepaku itu, sebenarnya sudah dicarikan solusi. Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kaltim Dr Muiz Thohir ST MT mengatakan, pernah diupayakan bagaimana skim pendanaan agar mobil eksisting jurusan Sepaku bisa diremajakan
Saat itu kata Muiz, sudah dijalin kerjasama dengan perusahaan otobus (PO) di Indonesia dan menggandeng juga Bank Syariah Indonesia (BSI). Tetapi, skim pendanaan itu tidak ada kata sepakat
“Kami sudah bertemu jajaran Personet bahkan ketuanya Zainal. Hanya, kendalanya kendaraan milik mereka akan sulit untuk dijual karena mobil lama dan pihak PO bus tidak sepakat,” jelas Muiz Thohir.
Sebenarnya kata Muiz, jika kendaraan yang rata-rata berusia sejak tahun 1995 itu, dijual ke PO bus bersangkutan melalui pengucuran dana dari BSI, maka uangnya untuk down payment (DP) dan pihak pemilik mobil dari Personet siap untuk melakukan cicilan.
“Pak Menhub apa yang bapak inginkan saat itu sudah dilakukan. Hanya, terkendala skim pendanaan saja,” kata Muiz Thohir dibenarkan Pengawas Terminal Batu Ampar Sulis Setyawan S Kom.
Dijelaskan Menhub, sejauh ini Kemenhub sudah menyiapkan kendaraan yang disubsidi yakni bus yang menuju IKN sebanyak 6 bus. “Itu berbeda, karena polanya semacam perintis, ini meremajakan dan setidaknya bisa jadi tolok ukur (benckmark) daerah lain,” kata Menhub.
BPTD Kaltim kata Menhub, bisa melakukan upaya peremajaan. Jika tidak dapat sebanyak 19 unit kendaraan, maka dicoba sekitar 5-6 kendaraan dulu dengan menggunakan biaya BPTD Kaltim.
“Kita coba saja, saya pikir daerah lain juga punya angkutan eksisting yang sama. Dimulai formatnya dari BPTD Kaltim dan nanti bisa jadi acuan. Pilot project-nya dari BPTD Kaltim,” ungkap Menhub.
Menhub memiliki orientasi untuk ‘menyelamatkan’ kendaraan Sepaku itu, sebab dinilainya juga sebagai perintis ketika jalur menuju IKN belum ada kendaraan seperti bus Sinar Jaya yang disiapkan Ditjen Hubdat Kemenhub.
Dalam rapat sekitar 30 menit itu, Muiz Thohir sempat memaparkan kinerja Terminal Batu Ampar termasuk revitalisasi Gedung BPTD Kaltim yang direspons positif Menhub.
Menhub juga menyapa penumpang di ruang tunggu terminal sekaligus menanyakan bagaimana kondisi terminal serta apakah nyaman mengggunakan transportasi massal berupa bus. Rata-rata penumpang menyebut enak dan terminal dinilai bersih.
“Mau kemana ini ibu-ibu,” tanya Menhub. Sejumlah penumpang yang duduk di ruang tunggu Terminal Batu Ampar akan ke Samarinda. “Terminalnya bersih Pak Menhub, nyaman,” ujar sejumlah penumpang yang sekaligus Menhub memberikan goodybag berisi ragam souvenir.
Di bagian lain sebelum menggelar rapat internal, Menhub yang baru tiba di terminal menghampiri Muhammad Ali, pemain alat musik Sampe yang sangat sakral bagi suku Dayak.
Tampilnya musik Sampe di waiting room Terminal Batu Ampar itu karena ide dari Sudarmaji. Tujuannya, ingin kedatangan Menhub dan rombongan disambut iringan musik yang memiliki kearifan lokal (local wisdom). Ia gerak cepat (gercep) meminta stafnya Muhammad Ali untuk memainkan musik yang mirip dengan kecapi dan memainkannya dipetik dengan jari.
Menhub menghampiri Muhammad Ali. “Bisa nyanyi apa,” tanya Menhub ke Ali yang disambut bisa. Sambil mencari lagu apa, Menhub meminta Ali menyanyikan lagu Indonesia Pusaka.
“Ayo coba lagu Indonesia Pusaka,” kata Menhub. Ali pun mencari-cari nada untuk mengiringi Menhub yang ikut bernyanyi.
Nada itu masuk, Menhub lalu bernyanyi lagu yang diciptakan Ismail Marzuki itu. “Di sana tempat lahir beta, dibuai dibesarkan bunda, tempat berlindung di hari tua, tempat akhir menutup mata,” Menhub bernyanyi diikuti rombongan lainnya yang disambut applaus seluruh pegawai.
Kehadiran Menhub ke Terminal Batu Ampar ini menjadi tanggung jawab Sudarmaji. Ia begitu cekatan untuk mempersiapkan hingga maksimal. Bahkan, sejak dua hari dirinya harus ‘pontang-panting’ membantu Kepala BPTD dan staf untuk mempersiapkan kehadiran Menhub dan akhirnya acara sukses dan berjalan lancar. (gt)