TINTAKALTIM.COM-Bagi ‘tukang ledeng’ predikat yang diberikan bagi pekerja PDAM, tentu punya makna tersendiri saat memperingati Hari Air Sedunia 2022. Karena air adalah hajat hidup orang banyak yang harus dimanfaatkan berbagai keperluan dan harus dilestarikan.
Prose itu ada di Perusahaan Daerah (Perumda) Tirta Manuntung Balikpapan (TMB) atau PDAM. “Kita ini operator yang mengolah air baku jadi air bersih untuk masyarakat. Sehingga, ini vital. Jika mengacu pada air di masa depan tentu Kota Balikpapan harus ekstra menyiapkan. Salahsatunya air baku karena masih defisit,” kata Direktur Umum (Dirum) Perumda Tirta Manuntung Nour Hidayah atau biasa disapa Nunu ketika memberikan pandangannya kaitan Hari Air Sedunia 2022 yang tepat jatuh pada 22 Maret 2022.
Dalam konteks air untuk masa depan kata Nunu, air baku menjadi dasar untuk memenuhi hajat masyarakat. Sehingga, ia menyebut sifatnya holistik (secara keseluruhan). Sebab, tidak hanya PDAM yang menyediakan tetapi sejumlah stakeholders (penentu kebijakan) lainnya.
“Begitu pentingnya air ini, maka ada 16 kementerian dan lembaga yang ikut mengurusi. Begitu juga air baku, PDAM berpikir juga lewat business plan, tetapi sifat holistik tadi ya juga sinergi dan kolaborasi,” urai Nunu
Sebagai operator, PDAM jika ada air pasti diolah dan didistribusikan. Hanya, keberadaan air baku sifat holistiknya dengan Badan Wilayah Sungai (BWS), Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Bappeda juga Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (BPP SPAM) serta Bappenas ikut memikirkan.
“Jadi PDAM tidak kerja sendiri. Karena, kebutuhan air minum itu bermacam-macam dari air permukaan (Waduk Manggar dan Waduk Teritip), air tanah maupun air hujan. Nah, di sinilah pentingnya persoalan air merupakan kerja bersama multi-instansi,” jelas Nunu yang terus berupaya bersama jajaran direksi lainnya memikirkan air baku bagi kepentingan air bersih Kota Balikpapan.
Mengapa air baku yang lebih dititikberatkan air permukaan? Karena kata Nunu secara kuantitas masih bisa disediakan. “Makanya PDAM sekarang sedang berpikir 10-20 tahun ke depan, bagaimana air baku ini disiapkan. Makanya, selain mengucapkan selamat di Hari Air Sedunia 2022, kami juga meminta maaf ke masyarakat yang belum dilayani maksimal. Ini karena cadangan air baku tadi,” jelasnya.
Selain itu, sinergi menjaga sumber air di Kota Balikpapan harus tetap menjadi utama dari semua pihak. Misalnya, daerah-daerah tangkapan air (catchment area), jika digunduli, itu sangat berpengaruh pada ketersediaan air. “Ini maksud saya kita semua harus sinergi menjaga sumber-sumber air itu,” pungkas Nunu. (gt)