TINTAKALTIM.COM-Ada ungkapan, mampu belum tentu mau. Artinya, ada kelebihan harta tetapi ketika disuruh berkurban belum tentu punya kemauan. Tapi terkait dengan nilai ubudiyah, warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Balikpapan punya kesungguhan dalam menjalankan ketaatannya pada Allah jika bicara kurban.
Mereka Idul Adha tahun 2024 mampu menyembelih ratusan ekor sapi. Bukan karena sekadar merayakan Idul Kurban, tetapi ada rasa kenikmatan tersendiri dirasakan warganya untuk meraih nilai-nilai ketaqwaan.
Tak hanya bersandar pada hukum kurban itu sunah muakkad atau sunat yang dikuatkan. Tetapi kurban-kurban warga LDII didasarkan perintah Allah yang bukan sekadar urusan punya finansial alias orang mampu tetapi urusan ketaatan yang bisa dilakukan siapa pun. Sehingga, strata sosial di bawah pun berkurban
“Sebulan penuh, ketika masuk bulan haji atau zulhijah, warga LDII mendapat ilmu pentingnya berkurban. Kajiannya lewat taklim dan sampai ada tanya jawab. Sehingga itu jadi ilmu mereka mengetaui manfaat berkurban,” kata Ketua LDII Balikpapan H Herry Fathamsyah menjelaskan bagaimana cara warga LDII berkurban saat ditemui di Pesantren Bairuha, Selasa (18/04/2024)
Kurban di LDII bukan dimaknai sebagai ritual penyembelihan saja tetapi ada inspirator pengembangan kesalehan sosial seorang muslim kepada orang-orang sekitarnya atau tak hanya kegiatan rutinitas bagi-bagi daging.
Nilai ikhlas jadi roh utama bukan untuk bersaing nama atau memburu popularitas. Ada dimensi kejujuran para pelaku kurban (muqorib) atau shohibul qurban. Saat mereka berkurban baik secara individu maupun berkelompok satu sapi 7 orang.
“Mereka juga bersyukur karena bisa berkurban yang semata-mata taat kepada Allah. Sehingga, sudah lazim warga LDII mengucapkan jazakumullahu khoiron katsiro,” kata Herry yang bermakna rasa syukur saat ada di VIP Room Pesantren Bairuha bersama jajaran pengurus lainnya yakni Wakil Ketua Laode Benny, Ketua Yayasan Tri Sukses Generus H Munawar Cholil dan staf-stafnya.
SAMI’NA WAATHO’NA
Pelaksanaan penyembelihan hewan kurban di LDII Balikpapan dilakukan di seluruh cabang. Ada sebanyak 241 ekor sapi dan 88 ekor kambing disembelih secara berbeda lokasinya di Balikpapan. Jumlah kurban itu, jika dikonversikan ke uang sekitar Rp5,7 miliar. Tentu, ini nilai kurban yang besar bagi organisasi keagamaan seperti LDII.
Bagi Herry dan jajaran pengurus, warga LDII itu jika sudah mendapat perintah untuk taat Allah dan Rasulullah SAW maka hanya satu yang dijalankan yakni aku mendengar dan aku menjalankannya (sami’na waa’tho na). Karena, itu jadi dasar ubudiyah atau tauhid bagi individu.
“Kajian agama itu membedah Alquran dan hadist Rasulullah SAW. Mereka mengetahui keutamaan (fadhillah) berkurban. Makanya, mudah ikut kurban,” kata Laode Benny dibenarkan Munawar Cholil
Dalam berkurban, wujud ketaqwaan dan peduli sosial bagian dari dimensi kehidupan yang inklusif LDII tercermin dari membagi-bagikan daging kurban kepada warga dan saudara serta tetangga.
Daging kurban yang sudah dikemas (packaging), ditempatkan di pos security. Mereka yang sudah terdaftar tanpa terkecuali bisa mengambil langsung. Sehingga, tak perlu menunggu daging itu belum siap.
“Kami tempatkan di pos. Jadi warga tinggal ambil. Sebab, kita juga saat pemotongan kurban melibatkan pihak kelurahan serta bhabinkamtibmas, babinsa dan lainnya,” jelas Laode Benny.
Lalu apa yang membuat warga LDII semua ingin berkurban? Ternyata ada metode unik dalam berkurban yakni menabung sejak awal tahun untuk berkurban tahun depan. Sehingga, partisipasi semua kalangan yang berkecukupan. Bahkan yang tak merasa cukup pun bisa berkurban karena nilai ketaatan tadi
“Saya sisihkan gaji saya. Karena, mengetahui apa manfaat berkurban. Rasanya setiap bulan Rp300.000 sehingga tak berat. Itu kita kumpul 10 bulan,” kata warga LDII yang ikut dalam silaturahmi di VIP Room.
Bagi LDII kurban dimaknai sisi spiritualitas karena hidup berdampingan dengan orang lain. Aspek dimensi sosial ini diwujudkan LDII berbagi kebahagiaan terutama dengan masyarakat sekitar untuk dapat menikmati daging kurban.
“Ada ibrah atau pelajaran dari Nabi Ibrahim yang bersedia menuruti perintah Tuhan untuk mengorbankan anaknya sendiri. Inilah ketaatan pada Allah itu,” kata Laode Benny.
Sementara kata Herry Fathamsyah, orang yang berkurban di LDII itu menguatkan kemanusiaan dan ternyata kesalehan yang dicapai bukan hanya kesalehan individual tapi juga kesalehan sosial.
“Ketaatan itulah yang diajarkan di LDII. Semuanya juga dalam kaitan watawa saubil haqqi wa tawaa saubis sabr (mengerjakan kebajikan serta saling menasihati demi kebenaran dan kesabaran) untuk mencapai ridha Allah. Itulah ketaatan tersebut,” kata Herry Fatahmsyah.
Selain dari warga LDII ratusan kurban itu, ternyata juga ada sumbangan dari anggota DPR-RI Komisi III H Rudy Mas’ud, PT Pertamina (Kilang Pertamina Balikpapan) dan Polda Kaltim. (gt)