TINTAKALTIM.COM-Rencana positif demi pelayanan atas pemrakarsa (insiator) Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Balikpapan untuk membuka jalur pelayanan bus Damri dari Pelabuhan Semayang ke Samarinda, perlu kajian maksimal. Agar ke depan tidak muncul resistensi (penentangan) dari sejumlah pihak.
“Kalau saya nilai baik saja. Karena ini pelayanan, tetapi perlu kajian dan rapat-rapat menghadirkan multi-stakeholders pelaku transportasi. Sehingga, tidak muncul masalah di kemudian hari,” kata Kepala Seksi Prasarana Jalan, Sungai, Danau dan Penyeberangan (SDP) Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kaltim Dailamianus S S Sos MAP mewakili Kepala BPTD Muiz Thohir, usai menghadiri rapat koordinasi di KSOP Balikpapan, Rabu (17/04/2024)
Rapat yang dipimpin Kepala KSOP Balikpapan Capt Bharto Ari Raharjo itu menghadirkan sejumlah pihak seperti General Manager (GM) Damri Kaltim Elpohan, Pelindo, Pelni dan undangan lainnya.
Dikatakan Dailamianus atau biasa disapa Dai ini, sebenarnya sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan Perum Damri sah-sah saja dilakukan. Hanya, melihatnya juga pada supply dan demand penumpang. Serta keberadaan perusahaan otobus (PO) yang sudah memiliki trayek dari Balikpapan ke Samarinda via Terminal Batu Ampar.
“Kalau pelayanan ke masyarakat mengapa tidak. Justru ide Pak Bharto positif saja. Tetapi, perlu ada kajian lewat rapat-rapat dengan menghadirkan organda, dishub dan lainnya. Supaya ditemukan hasil maksimal. Apalagi ini kan kaitan angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP),” kata Dai
Dai mengatakan, ‘kue’ untuk trayek ke Samarinda itu sudah terbagi ke beberapa PO bus yang melintasi dari Terminal Batu Ampar. Rasanya, jika memanfaatkan PO-PO tersebut akanlah sangat realistis. Sehingga, sifatnya umum dan tidak fokus pada BUMN saja.
“Prinsipnya BPTD Kaltim bisa memahami jika kaitan pelayanan masyarakat bidang transportasi. Hanya, jangan sampai di kemudian hari muncul masalah. Sebab yang diangkut adalah penumpang umum bukan khusus,” kata Dai.
Karena ada contoh kata Dai, untuk jalur menuju Ibu Kota Negara (IKN) dari Terminal Batu Ampar saja, kendati rapat-rapat dan kesepakatan sudah dilakukan, tetapi angkutan subsidi dan angkutan konvensional masih sering bersitegang.
“Ide Pak Bharto baik. Kita analisa dulu lah. Agar kalau nanti berjalan sama-sama enak. Jangan sampai program ini justru menimbulkan resistensi tadi,” ujar Dai
PERJUANGAN
Sementara itu GM Damri Kaltim Elpohan sangat mendukung kebijakan yang ingin sinergi kaitan tranportasi antar-BUMN. Tetapi, Damri juga tidak bisa hanya setuju tanpa harus mendengar masukan pihak lain.
“Makanya Pak Bharto ingin memperluas diskusi dengan melibatkan pihak lain termasuk Dishub Kaltim. Saya menilainya perlu duduk bersama agar jika sudah berjalan bisa lebih enak,” ujar Elpohan.
Sebenarnya kata Elpohan, Damri itu kerjanya ‘misi perjuangan’. Misalnya membuka jalur ke Tanjung Selor dan Kubar itu misi perjuangan. Jika dilihat profit marginnya sangat kecil. “Tapi kami demi memberikan pelayanan dilakukan. Silakan saja kalau nanti dari Pelabuhan Semayang ada PO pihak swasta juga ingin melayani. Semua diserahkan pada penumpang dan kebijakan yang dibuat tanpa ada masalah,” ungkap Elpohan.
Dari sisi pengalaman kata Elpohan, Damri sudah melakukan implementasi angkutan dari Stasiun Gambir-Stasiun Tanjung Karang (Lampung) pola pulang pergi (PP). Juga Stasiun Tanjung Karang-Pelabuhan ASDP Bakauheni. “Damri itu kerjanya menghadirkan layanan dan mampu menopang konektivitas perjalanan menggunakan transportasi publik,” jelas Elpohan.
Menurut Elpohan, jarak tempuh Lampung-Jakarta itu sekitar 355 kilometer. Tapi, penumpang merasa nyaman karena fasilitas bus sudah memadai dan modern. “Yang dihadirkan konektivitas itu pelayanan,” ujar Elpohan.
SINERGI BUMN
Sementara itu secara terpisah Kepala KSOP Balikpapan Capt Bharto saat dikonfirmasi menegaskan, ide untuk membuka trayek baru itu semata-mata membangun konektivitas yang dilakukan lewat sinergi BUMN.
“Di Pelabuhan Belawan itu dilayani Damri menuju Siantar, Binjai dan Kota Medan. Dan sejak tahun 2022. Semuanya berjalan baik serta masyarakat menyambut positif,” kata Bharto.
Disinggung adanya trayek ke Samarinda yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan swasta PO bus, menurut Bharto semuanya harus dibahas. “Kan nanti ada rapat lanjutan membahas konektivitas itu,” ungkapnya.
Sementara itu Pengawas Terminal Batu Ampar BPTD Kaltim Sulis Setyawan S Kom menegaskan, ide KSOP untuk membuka konektivitas sangat didukungnya.
“Mau membuka trayek dan berhenti di mana saja itu kan bisa. Hanya, perlu kajian dan pembahasan maksimal agar tidak sampai menimbulkan masalah. Toh semuanya demi pelayanan transportasi publik,” ujar Sulis.
Diakui Sulis, trayek Balikpapan-Samarinda dan sebaliknya sekarang ini sudah dilayani sejumlah PO bus di Terminal Batu Ampar. Jangan sampai sinergi BUMN nanti justru akan menimbulkan pertanyaan dari pihak lain.
“Yang kita hindari adalah social case. Sebab, di IKN saja masih sering menimbulkan ketegangan,” ujar Sulis yang sangat mendukung konektivitas dari Pelabuhan Semayang dengan catatan dibahas maksimal. (gt)