TINTAKALTIM.COM-Koalisi PDI-P dan Partai Golkar pada Pilkada 2020 mendatang di Kota Balikpapan tinggal menunggu keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP), tapi arah itu sudah dibangun di cabang sampai daerah partai berlambang banteng moncong putih ini.
“Komunikasi untuk koalisi kan sudah dibangun di daerah. Saat ini sudah dimatangkan di pusat. Tinggal final saja,” kata Sekretaris DPD PDI Perjuangan Provinsi Kaltim, Ananda Emira Moeis saat dikonfirmasi kaitan koalisi dua partai di Pilkada Balikpapan mendatang.
Mesin politik PDIP dari tingkat cabang, daerah dan pusat akan kerja keras memenangkan pilkada di Kota Balikpapan. Sebab, itu juga sudah jadi keputusan musyawarah nasional (Munas) beberapa waktu lalu. “Kalau membangun komunikasi PDI-P-Partai Golkar benar sudah dilakukan. Bahkan, masing-masing DPP pun telah sepakat koalisi, ini sejalan dengan koalisi yang dibangun di pemerintahan Presiden Jokowi,” jelas Ananda.
Jika dua partai ini berkoalisi, maka memiliki kekuatan besar. Sebab, perolehan kursi di parlemen pada pemilihan legislatif (pileg) 2019 lalu, Partai Golkar tampil sebagai pemenang dengan raihan 11 kursi. Sementara PDIP memperoleh 8 kursi, sehingga totalnya 19 kursi. Dan, dapat dipastikan, koalisi ini akan bertambah dari Partai Demokrat 4 kursi yang totalnya secara keseluruhan 23 kursi. Alasan Partai Demokrat merapat ke Partai Golkar karena ketua kedua partai ini adalah kakak-beradik. Rahmad Mas’ud (Ketua Partai Golkar Balikpapan) dan Abdul Gafur Mas’ud (Ketua Partai Demokrat Balikpapan) yang dipastikan akan saling ‘bergandengan tangan’ untuk pilkada di Kota Balikpapan.
Dalam kaitan keputusan DPP PDIP kata Ananda, semua digodok di pusat. Dirinya tinggal menunggu saja. Langkah strategis seperti pemetaan politik, ada usulan dari daerah tentu jadi kajian. Kemudian DPP partai akan mengkaji hasil survei terhadap sosok calon menyangkut kerakyatan, kebangsaan untuk kemajuan daerahnya. “Rekomendasi DPP tentu akan ditandatangani Ketua Umum Megawati Soekarnoputri,” ujar Ananda.
Pilkada serentak tahun ini digelar di 270 daerah. Kaltim termasuk Balikpapan jadi atensi DPP, sebab sudah dibahas dalam kongres V di Bali pada Agustus silam. “Calon yang diusung PDIP di Kaltim harus menang. Ini target kita semua,” ungkap Ananda.
POPULARITAS
Sementara itu, dari informasi sejumlah survei yang didapatkan media ini, popularitas calon Walikota Balikpapan asal Partai Golkar Rahmad Mas’ud (RM) cukup tinggi di kisaran angka 90 persen lebih. Demikian halnya juga dengan tingkat elektabilitas yang mencapai 60 persen.
Sedang dari konstelasi politik partai-partai lainnya yang juga memperoleh kursi di DPRD Balikpapan sejauh ini masih ‘saling intip’ kaitannya tentu mau kemanakah koalisi dibangun. Seperti PKS yang memiliki 6 kursi dan Partai Gerindra 6 kursi. Sehingga, ini juga akan jadi partai yang disebut-sebut ‘gadis cantik’ berkoalisi atau berkoalisi dengan partai lain.
Tetapi, jika konstelasi politik berubah, PDIP tidak jadi koalisi dengan Partai Golkar, maka PDIP yang koalisi dengan PKB sudah dipastikan dapat mengusung calon sendiri, sebab memiliki jumlah total 9 kursi yang cukup syarat untuk memajukan calon di pilkada.
Peta lainnya, tidak dapat dianggap remeh PPP yang memiliki 3 kursi dan Nasdem 3 kursi, sebab, kedua partai ini pun akan jadi penentu mengusung calon jika harus berkoalisi dengan partai yang memiliki 6 kursi misalnya Gerindra dan PKS. Sehingga, calon pun dapat diusung. Kecuali Perindo yang hanya 1 kursi akan ikut kebijakan calon mana yang akan didukngnya.
Sejauh ini, koalisi PDIP-Partai Golkar sangat kuat. Ini jika melihat kemesraan dua partai ini pada Pilpres 2019 lalu di tingkat pusat. Tapi, itu tak serta-merta turun ke daerah. Semua tergantung dengan dinamika politik yang terjadi di masing-masing daerah. Artinya tidak juga otomatis seperti koalisi nasional. “Tapi Insya Allah, komunikasi di daerah sudah dibangun dan menunggu DPP PDIP saja,” ujar Ananda memastikan koalisi dua partai merah-kuning ini bakal final.
Apalagi sebelumnya, kendati Partai Golkar punya 11 kursi dan dapat maju sendiri tanpa koalisi lantaran lebih 9 kursi, tetap tidak ingin menunjukkan partai yang leading sendiri tanpa berkoalisi. “Kami membuka diri kepada semua partai untuk berkoalisi. Sebab, pemerintah harus dibangun secara sinergi agar mendapatkan legitimasi yang kuat di masyarakat,” ujar Rahmad Mas’ud, Ketua Partai Golkar Balikpapan saat itu. Lalu siapa pasangan RM? Jika dari PDIP, maka ada dua nama yang santer dibicarakan yakni Tohari Azis atau Edy Tarmo.
Tetapi, analisa lain juga berkembang bahwa pasangan RM bisa saja akademisi, tokoh atau birokrat. Ini tentu semua akan berpulang pada irama politik yang detik per detik berubah. Sebab, dilihat dari sejumlah billboard dan baliho yang beredar selain sosok dan figur Rahmad Mas’ud, juga ada Yaser Arafat (Ketua Kadin Balikpapan), Ahmad Basir (benderaha Nasdem), Sabaruddin Panricalle (Wakil Ketua DPR yang juga politisi Gerindra). Justru, istri Walikota Rizal Effendi, Arita pun disebut-sebut akan maju. Termasuk Ustaz Sholehudin Siregar (Ketua DMI Balikpapan) yang bakal maju lewat jalur independen dan sosok lainnya drg Syukri Wahid.
Hanya semua tergantungn partai koalisi. Jika PDIP-Partai Golkar, Demokrat berkoalisi mengusung Rahmad Mas’ud dan kader dari PDIP, maka tinggal Gerindra dan PKS yang akan jadi ‘penentu’ mulusnya calon lain.
Sebab, ada dua partai yakni Nasdem dan PPP yang sama-sama mengantongi 3 kursi. Jika di antara partai yang punya 6 kursi itu bergabung maka dapat mengusung pasangan calon yang jumlahnya 9 kursi. “Tapi semua tergantung DPP masing-masing partai. Sebab, sejauh ini lobi-lobi ke pusat telah intens dilakukan para calon untuk meraih tiket pada Pilkada 2020,” ujar sejumlah sumber media ini.
Prediksi lain juga berkembang. Pilkada 2020 di Balikpapan , bisa terjadi 2 pasang atau 3 pasang. Sementara itu, dari sisi jalur perseorangan atau independen tampaknya harus terus kerja keras untuk mengumpulkan dukungan sebanyak 40 ribu sampai 50 ribu KTP dari warga. Dan, hingga detik ini baru ada calon yang menyampaikan punya dukungan 20 ribu, sementara waktu terus berjalan menuju verifikasi administrasi dan faktual. (git)