TINTAKALTIM.COM-Dua asosiasi masing-masing Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) dan Indonesia National Ferry Owner Association (INFA) Balikpapan menilai, reward atau keuntungan bagi mereka yang bekerja untuk mencari muatan penumpang ke ferry, itu semua diberikan oleh operator.
“Operator itu jika ditanya satu-satu pasti mengaku. Apakah memberi reward atau casback. Jika strategi marketnya tidak sampai menghasilkan market bagus, mengapa harus menyalahkan operator lain, itu sangat tidak fair,” kata Ketua Gapasdap Balikpapan DodyHS menanggapi kaitan penumpang ferry Pelabuhan Kariangau.
Menurut Dody, sebenarnya kaitan penumpang ferry sekarang ini melihatnya harus secara fair. Sebab, yang melayari Pelabuhan Kariangau itu sudah banyak sekali kapalnya. Tidak ada perebutan atau monopoli penumpang karena data marketingnya dimiliki oleh operator masing-masing. “Setiap operator kan mengeluarkan dana cashback. Mengapa harus sulit mencari pasar. Kalau tidak tercapai, kan owner tinggal evaluasi saja kepada petugas di lapangan kaitan strategi marketing itu,” ujar Dody.
Dalam konteks mendapatkan penumpang, petugas lapangan itu biasanya diberi dana untuk reward. Jumlahnya beragam. Tergantung bagaimana operator melakukan manage terhadap sopir.
“Jangan sampai ada persoalan internal operator lalu data yang dilaporkannya tidak sesuai dengan dana reward yang diberikan. Terus menilai operator lain melakukan langkah-langkah tidak benar. Sekali lagi ini sangat tidak fair,” ujar Dody.
Dody sebelumnya juga telah menyebutkan bahwa secara operasional sebenarnya tidak ada masalah kaitan muatan penumpang, sebab ada jadwal pengaturan untuk 6 operator yang beroperasi di Pelabuhan Penyeberangan Kariangau.
Dari data Dody di bulan Februari 2021 data rekapitulasi produksi angkutan penyeberangan lintas Kariangau-Penajam sangat jelas. Ada 1 operator muatan kendaraan hingga 1.900 lebih. Sementara operator lain hanya ratusan saja. Tapi operator lainnya tidak protes. “Ini yang sebenarnya melakukan pengaturan siapa. Coba kalau urusan bisnis itu melihatnya tidak harus saling menyalahkan. Sebab, di lapangan operator itu juga melakukan langkah-langkah strategi market,” kata Dody.
RAPAT SEPAKAT
Sementara itu Ketua DPC INFA Balikpapan Yanuar Supriyadi mengatakan, kaitan strategi marketing dalam rapat semuanya sepakat. Masing-masing saling mencari market. “Tapi ketika marketnya kecil, lalu ribut sendiri dan menyalahkan operator lain melakukan pengkondisian, monopoli dan tudingan yang tidak sehat. Ini sangat tidak baik,” kata Yanuar.
Menurut Yanuar, sebenarnya ASDP sangat memberi toleransi kepada kawan-kawan operator. Hanya dalam tataran kebijakan verifikasi adminitrasi dan vaktual tentu tidak dapat seenaknya kapal ferry itu berlayar. “Dulu ada yang memaksakan kehendak agar kapalnya dioperasikan. Padahal, surat-surat perizinannya tidak lengkap. Nah, yang begini ini kan tidak benar. Sebab, kita semua harus patuh dengan pihak BPTD Wilayah Kaltim-Kaltara. Tapi setelah perizinannya beres, kan tetap diberi kesempatan beroperasi,” ujar Yanuar memberi contoh.
Dalam kaitan pandemi covid-19 kata Yanuar, seharusnya operator itu kompak. Karena, market di Pelabuhan Penyeberangan Kariangau itu harus dibagi-bagi. Kekompakan akan dapat memberi ‘angin segar’ dalam berbisnis dengan baik. “Rezeki itu pasang surut. Ada saatnya naik dan turun. Itulah bisnis. Kita ini juga masing-masing operator bekerja bagaimana mendapatkan revenue dengan baik. Sebab, akan ada semacam evaluasi kinerja. Sehingga, diperlukan kekompakan dalam berbisnis,” urai Yanuar.
Menurut Yanuar, bisnis transportasi penyeberangan bukan seperti bisnis kuliner. Yang sifatnya primer dan menjadi kebutuhan setiap hari. Di saat pandemi covid-19 di mana ada pembatasan aktivitas, juga ikut berimbas. Sehingga, jangan sampai operator yang ikut beraktivitas di Pelabuhan Penyeberangan Kariangau bikin gaduh.
“Kegaduhan itu memang sengaja dibuat. Agar iklim bisnis di Penyeberangan Kariangau tidak kondusif. Sehingga, persepsinya sudah kemana-mana. Sadarilah ini pure bisnis yang mencari penumpang dengan cara dan strategi marketing masing-masing operator,” urai Yanuar.
Yanuar yang berpengalaman bidang pelayaran ini mengatakan, seluruh karakter operator diketahui. Sehingga, jika ada yang melakukan hal-hal di lapangan tidak benar mudah sekali untuk diidentifikasi. “Siapa yang buat ribut-ribut kita tahu. Karena, operatornya itu-itu saja. Apalagi adalah teman-teman kita juga. Jadi, sudahlah wong cari makan mengapa harus sampai mencari-cari kesalahan pihak lain,” pungkas Yanuar. (gt)