TINTAKALTIM.COM-Iktikaf Ramadan, yang dilakukan di sepuluh hari terakhir Ramadan, di era pandemi covid-19, boleh dilakukan di rumah, kendati secara sunah lebih afdhol di masjid. Asalkan syarat iktikafnya dijalankan.
“Jadi iktikaf itu sebagai usaha berdiam diri untuk melakukan kegiatan positif. Amalannya untuk menambah pahala dan kuncinya fokus pada Allah,” kata Syech Majid Abdullah Al-Illyani dari Arab Yaman saat memberikan tausyiah Ramadan di Masjid Al-Fatah kawasan Gunung IV Kompleks PT Pertamina, Minggu (2/05/2021) bada’ salat Subuh.
Kehadirannya di Kota Balikpapan sengaja diundang 1 bulan penuh oleh Ustaz Rendy Saputra, pengusaha yang lahir di Balikpapan dan lebih banyak di Bandung untuk memberi edukasi agama ke masyarakat kaitan ajaran Islam.
Syech Majid juga dikenal sebagai ulama yang menerapkan fiqih Syafi’i dan sering memberikan dauroh (pembekalan) kaitan ajaran agama dan syariat Islam. Lalu, di Masjid Al-Fatah ia tampil tanpa penterjemah karena fasih berbahasa Indonesia.
“Saya ini di masjid Al-Falah ya. Oh Al-Fatah. Semoga sesuai artinya pintu kebaikan bagi jamaah dibuka lebar dan di bulan Ramadan termasuk pintu hati kita semua dan kita diampuni dosa,” kata Syech Majid Abdullah yang diaminkan jamaah.

Dikatakannya, iktikaf di rumah tak masalah. Misalnya di kamar atau musala dan mengikuti syarat-syarat iktikaf. Nanti diisi dengan baca Quran, tahajud. Terlebih ditambah salat hajat dan taubat. “Kalau tidak dapat 10 hari terakhir, iktikaf di rumah di malam-malam ganjil saja,” kata Syech Majid.
Iktikaf sejatinya kata Syech, berdiam diri di masjid untuk beribadah. Tujuannya menjernihkan hati serta mendapatkan lailatul qadar. Hanya di rumah juga boleh. “Tapi pada Ramadan terakhir sebelum wafat, Rasulullah beritikaf selama 20 hari,” jelasnya.
Dalam konteks iktikaf di rumah, Syech Majid mengingatkan tetap konsentrasi dan tidak menyibukkan diri dengan perkataan dan perbuatan yang tak bermanfaat
NIKMAT
Ia menyebutkan, puasa yang sudah dijalani di akhir Ramadan, rugi jika tidak dinikmati maksimal. Karena, jenis kenikmatan dirasakan ibarat berbuka puasa. Jika tidak nikmat dan berkualitas, maka jamaah perlu koreksi diri. Ada yang kurang dalam ibadah puasanya dan rangkaian ibadah lainnya.
Justru kata Syech, 10 akhir Ramadan itu sangat istimewa. Selain ada lailatul qadar, Rasulullah memberi motivasi semangat dan umat Islam harusnya semakin menggelora ibadahnya dan tidak kendor.
“Alihkan kesibukan akhir Ramadan dengan ibadah, salat malam dan baca Alquran. Syukur sampai tamat berkali-kali,” anjur Syech yang sudah 12 tahun berada di Indonesia ini.
AMALAN KHUSUS
Syech Majid menyebut, Rasulullah di 10 hari terakhir Ramadan punya amalan khusus. Dan ada 7 amalan yang bisa dilakukan umat muslim. Secara berurutan yakni, qiyamul lail atau salat malam.
“Jadi giatkan salat malam. Karena faedahnya luar biasa. Dan Rasulullah mengisi malam terakhir dengan memperbanyak ibadah bahkan membangunkan keluarganya untuk ibadah,” kata Syech Majid mengutip salatu satu hadist.

Membaca Alquran, sangat dianjurkan di malam akhir Ramadan. Syech berharap, tamat sekali. Syukur dapat 2,3 bahkan 5 kali. “Lakukan dengan metode yang bisa tamat lebih banyak,” pintanya.
Berikutnya, amalam adalah berzikir. Zikirnya tentu memuji nama Allah yang itu akan memberikan tanaman di surga. Rasulullah mengungkapkan dengan zikir, akan mendapatkan satu pohon kurma di surga.
“Jadi ini hadist bapak-bapak. Siapa yang mengucapkan subhanallahu, walhamdulillah, walaa illlaha illalaah wallahu akbar, maka setiap bacaan itu akan menumbuhkan satu pohon di surga. Bayangkan kalau 1.000 kali, maka kita punya 1.000 pohon kurma di surga,” jelas Syech Majid seraya mengutip hadist dari Ibnu Majah.
Selanjutnya, amalan akhir Ramadan adalah membaca selawat nabi. Sebab itu penting. Karena, selawat atas nabi dapat terkabulkannya doa. “Mari kita amalkan selawat ini. Syukur-syukur di akhir Ramadan yang orientasinya kita bisa dapat pertolongan (safaat) Rasulullah,” anjur Syech Majid.
RUMAH DI SURGA
Dalam ceramahnya, selain salat wajib, Syech Majid mengingatkan jamaah pentingnya untuk melaksanakan amalan-amalan sunah yakni salat sunah rawatib. Salat ini ibadah tambahan. Tujuannya melengkapi kekurangan yang terdapat pada ibadah wajib yang dikerjakan.
“Rasulullah itu selalu mengerjakannya dan tidak pernah sekalipun meninggalkannya jika tidak berpergian jauh. Dan totalnya 12 rekaat. Termasuk amalan iktikaf tadi,” kata Syech Majid.
Apa saja itu? Syech membeberkan yakni 4 rekaat sebelum salat Zuhur (dengan 2 salam), 2 rekaat setelah salat Zuhur (satu kali salam), 2 rekaat setelah salat Magrib (1 salam), 2 rekaat setelah salat Isya dengan 1 salam dan 2 rekaat sebelum salat Subuh (1 salam). “Jadi ini hadist shahih yang dikerjakan Rasulullah. Ayo dikerjakan,” pinta Syech Majid.

Bahkan menurut Syech, salat sunah rawatib 12 rekaat itu sangat dianjurkan karena siapa yang melakukannya, dijamin mendapat rumah di surga. “Barangsiapa yang salat sunah 12 rekaat dalam sehari-semalam, Allah akan bangunkan untuknya rumah di surga,” kata Syech Masjid mengutip hadist riwayat Muslim.
SEDEKAH
Kaitan amalan yang penting di akhir Ramadan kata Syech Majid adalah bersedekah. Karena, Rasulullah itu sangat dermawan dan di saat Ramadan semakin menjadi-jadi dermawannya.
“Sedekah itu tak harus uang. Justru, menahan atau mencegah diri dari berbuat kejahatan itu juga sedekah. Termasuk juga memberi senyuman tulus kepada sesama muslim dan memindahkan duri di tengah jalan,” kata Syech Majid.
Di akhir tausyiahnya, Syech berpesan bahwa fadhilah atau keutamaan sedekah itu dahsyat. Ada ratusan hadist yang menyebutkan keutamaan.
“Bahkan dengan sedekah rutin nanti akan disiapkan pintu surga dan itu hanya bisa dimasuki oleh orang-orang yang rajin bersedekah. Untuk itu, manfaatkan momentum Ramadan bersedekah sebanyak-banyaknya,” pungkas Syech Masjid yang mengakhiri dakwahnya dengan salat syuruq bersama jamaah lain dan dilanjutkan diskusi ringan sambil lesehan. (gt)