TINTAKALTIM.COM-PT Jasa Raharja (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Keberadaannya di daerah Kaltim-Kaltara tak ubahnya sebagai operator. Yakni, menjalankan regulasi dari pusat. Sehingga, proses menjalankan perusahaannya harus terukur dan transparan.
“Kita sadar tantangan zaman di masa depan makin kompleks. Sekarang pun, trend teknologi sudah berubah. Sehingga, Jasa Raharja (JR) harus berubah atau bertransformasi,” kata Kepala Cabang PT Jasa Raharja Kaltim-Kaltara saat berbincang kaitan BUMN ini di era disrupsi atau perubahan.
Kepada media ini, Dwi ternyata lebih banyak menyinggung bagaimana era perubahan itu disiapkan di internal perusahaannya. Seluruh pegawai diajak berpikir melihat kecepatan masayrakat mengakses informasi. “Jasa Raharja harus tanggap. Teknologi sudah maju begitu pesat. Kita sekarang pun mendesain bagaimana mengenalkan JR lewat aplikasi JRku,” urai Dwi Sasono.
Dalam konteks santunan kecelakaan misalnya, Dwi ingin menjelaskan ke masyarakat, bahwa JR di daerah sebagai operator, tentu menjalankan fungsinya sesuai keinginan regulator. Dasarnya, Undang-Undang Nomor 33 dan 34 tahun 1964 yang tidak boleh dilanggar. “BUMN itu punya pedoman dalam menjalankan perusahaan yakni penerapan Good Corporate Governance (GCG) atau tata kelola perusahaan yang baik. Jadi harus transparan, bertanggungjawab dan profesional. Itu yang saya lakukan,” ujar Dwi.
Ia ingin menjelaskan, bahwa tidak ada ‘bargaining position’ atau cara-cara ‘diskresi’ di Jasa Raharja di dalam memberikan santunan. Harus tercatat dan regulatif. Sebab, dasarnya dengan institusi lain yakni kepolisian.
CEPAT TANGGAP
Dalam kaitan pelayanan, JR sekarang tidak seperti dulu. Sudah punya aplikasi JRku yang dapat diunduh (download) di aplikasi playstore. “JR harus cepat tanggap dan menyesuaikan generasi sekarang. Pelayanan berubah 100 persen. Sekarang, harus super cepat. Makanya, kita pakai aplikasi JRku,” ungkap Dwi.

Dari pengamatan Tintakaltim.Com, Kacab Jasa Raharja ini tampaknya sudah menerapkan era disrupsi (disruption era) yang ingin keluar dari rutinitas kegiatan kantor dan banyak berinteraksi dengan masyarakat. Karyawan di internalnya dibekali dengan pengetahuan bagaimana proses perubahan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
“Pelan tapi pasti kami mengajak seluruh pegawai di internal Jasa Raharja Kaltim-Kaltara untuk melihat bagaimana kebijakan pusat kaitan pelayanan harus diimplementasikan di masyarakat,” ujarnya.
Langkah itu, direalisasikan Dwi Sasono dengan mengadakan semacam in house training kaitan informasi dan komunikasi yang menghadirkan narasumber dari media massa. “Ke depan, pegawai juga harus paham bagaimana melakukan pemetaan dan melihat masyarakat maunya apa. Sentuhannya bagaimana, cara mengubah mindset kaitan Jasa Raharja juga harus disampaikan,” kata Dwi.
Ternyata Dwi juga mengikuti perkembangan teknologi. Bahkan, terus mengasah gaya kepemimpinannya dengan melihat karakteristik masyarakat milenial dibanding generasi sebelumnya.
Saat diskusi dengan media ini, Dwi tampaknya telah melakukan pendekatan khusus dan corak kepemimpinan yang selain mengasah keilmuannyu juga membedayakan kemampuan dengan gaya kepemimpinan generasi Z (generasi milenal).
“Ada buku bagus untuk mengubah mindset era milenal, Disruption karangan Prof Rhenald Kasali. Dan itu sangat bagus. Juga Tomorrow is Today,” ungkap media ini, saat berbincang dengan Dwi Sasono.
Ia ternyata telah khatam alias tamat membaca buku Disruption. Sehingga, pola pikirnya seperti tertuang dalam buku yang idiomnya: tak ada yang tak bisa diubah sebelum dihadapi. “Tapi untuk buku Tomorrow is Today saya belum baca. Itu karangan Pak Rhenald juga,” tanya Dwi yang sepertinya ingin juga memperkaya pengetahuannya dalam memimpin Jasa Raharja lebih baik.
Ke depan, seluruh pegawai di lingkup Jasa Raharja Kaltim-Kaltara akan terus dibekali pengetahuan. Justru, Dwi telah menerapkan konsep SDM dengan strategi human capital. Yakni, menilai manusia atau pegawai itu modal untuk maju di perusahaan. Sehingga, harus terus dibekali pengetahuan. “Saya akan terus tingkatkan kapasitas SDM agar mereka mampu memberi pelayanan secara maksimal,” pungkas Dwi. (git)













