TINTAKALTIM.COM-Salat ghaib terus dilakukan. Sebelumnya, komunitas Balistik dan kali ini Paguyuban Malang juga suporter PSM Makassar dan Aremania menggelar salat ghaib sekaligus pembacaan Surah Yasin di Masjid Baitul Aman kawasan Polres Balikpapan, Senin (3/10/2022) setelah salat Isya.
Gelaran itu, sebagai wujud rasa keprihatinan yang mendalam terhadap korban Tragedi Kanjuruhan yang juga diikuti Keluarga Besar Polres Balikpapan.
Hadir pula Kasat Reskrim Polresta Balikpapan, Wakasat Lantas Balikpapan, Wakasat Intel Balikpapan, Kanit Kamreg, Kasubbag Dalpers Polresta Balikpapan, Kasi Propam Balikpapan, Pembina Balistik Balikpapan Suwanto bersama 10 orang anggota dan Koordinator Mach Man (Superter PSM Makassar) Farhan dan 6 anggotanya, Koordinator Aremania (suporter Arema) Heri bersama 15 anggotanya, Koordinator Paguyuban Kerukunan Warga Malang Balikpapan Sutrisno bersama 20 orang anggota dan calon siswa (casis) bintara Gasum tahun 2023 sebanyak 80 orang.

“Semoga amal ibadah para korban diterima Allah dan ditempatkan yang terbaik di sisi-Nya, serta keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberikan ketabahan dan kesabaran,” ucap Kasi Ibadah Masjid Baitul Aman, Joko Sunarto menjelaskan acara salat ghaib dan Yasinan itu.
Kegiatan kata Joko, diawali salat Isya berjamaah dilanjutkan salat ghaib, pembacaan Yasin dan doa. “Alhamdulillah di kegiatan itu disiapkan snack,” tambah Joko.

Peristiwa memilukan itu mengundang duka mendalam semua pihak. Solidiritasnya dilakukan lewat doa bersama. Tak hanya di Kota Balikpapan tetapi termasuk di Surabaya, Jogya dan Solo serta beberapa daerah lainnya.
Bukan itu saja, dari data Tintakaltim.Com, tanda solidaritas juga dinyalakan 1.000 lilin di Lembata NTT. Mereka memberikan simpati untuk para korban sekaligus mendoakan korban yang telah meninggal dunia.
“Selain di Balikpapan, juga di seluruh dunia sebagai bentuk belasungkawa. Dan, doa-doa mereka semua semoga dikabulkan (diijabah) Allah. Jujur, kita semua sangat sedih atas kejadian ini,” ungkap Joko.

Sementara itu Menurut Suwanto, kegiatan yang dilakukan anggota Balistik (Balikpapan Suporter Fanatik) sebagai wujud rasa duka dan solidaritas atas kejadian di Stadion Kanjuruhan Malang. “Kita ikut sedih. Semoga ini adalah kejadian terakhir. Jujur, jangan sampai ada lagi korban karena sepakbola,” ungkap Suwanto.
Menurut Suwanto, dalam olahraga itu apalagi kompetisi ada yang menang dan kalah. Sikap kesatria menerima kekalahan harus ditanamkan kepada siapa saja. Termasuk kepada Balistik.
“Kuncinya di sportivitas dan objektif. Tak hanya pemaian tetapi wasit dan juga suporter. Saya yakin, jika itu dilakukan, semua akan berjalan baik,” ujar Suwanto yang juga Ketua Komisi II DPRD Balikpapan ini.

Ia menyebutkan, sebenarnya pemenang bukan berarti tak pernah merasakan pahitnya kekalahan, hanya saja mereka menyikapi kekalahan dengan benar. “Semoga sepakbola Indonesia dan suporter bisa lebih baik di masa mendatang. Memang, menerima kekalahan itu sulit, tetapi Tragedi Kanjuruhan bisa dijadikan pelajaran berharga,” katanya.
Menurut Suwanto, kepada anggota Balistik diminta untuk belajar dari kejadian Malang. Terus jaga persaudaraan, dan ikut belasungkawa atas kejadian itu.
“Kan ada ungkapan begini, kemenangan terbesar itu bukan karena kita tidak pernah kalah, tetapi ketika kita bisa bangkit dari setiap kekalahan dan menerimanya dengan kerja dan karya lebih baik,” pungkas politisi PDI Perjuangan ini. (gt)