TINTAKALTIM.COM-Air tak mengalir di kawasan Gunung Bugis Kelurahan Baru Ulu. Sontak, anggota DPRD Balikpapan Alwy Alqadri langsung merespons. Ia memperjuangkan air PDAM untuk warga di beberapa rukun tetangga (RT) di antaranya RT 42, RT 46, RT 11, RT 12 dan RT 20.
“Keluhan warga kaitan air bersih tidak mengalir. Saya langsung mencari solusi lewat koordinasi dengan PDAM Balikpapan. Alhamdulillah ada droping air bersih lewat mobil tangki,” kata Alwy Alqadri yang juga Ketua Komisi III Bidang Pembangunan DPRD Balikpapan.
Alwi turun langsung menemui warga yang kesulitan air bersih itu. Ia didampingi Lurah Baru Ulu Muhammad Rizal dan Direktur Umum (Dirum) Perumda Tirta Manuntung (PDAM Balikpapan), Hj Noer Hidayah atau Nunu.
Menurut Alwi, droping itu karena debit air di Gunung Bugis tidak terjadi sehingga untuk mendorong tekanan air ke atas sulit. Sehingga, warga banyak yang mati air dan itu menyusahkan. “Saya ambil inisiatif bersama Dirum PDAM dan Pak Lurah. Alhamdulillah bisa didroping air bersih,” kata Alwi yang juga politisi Partai Golkar Balikpapan dan Pengurus Tingkat Kecamatan (PTK) Balikpapan Barat ini.
Disebutkan Alwi, Balikpapan Barat harus dicarikan solusi tak hanya dalam bentuk reservoir. Harus ada kajian mengapa ada sejumlah kawasan tidak mengalir. Contoh di daerah Asrama Bukit (Askit) dan lainnya. Padahal, IPAM Kilometer 8 satu jalur dengan kawasan Balikpapan Barat.
“Memang ini persoalan debit air. Tetapi, harus dicarikan solusi bagaimana caranya agar masyarakat tidak kesulitan air bersih,” ungkap Alwi.
DROPING 8 TANGKI
Sementara itu Nunu melihat kondisi penurunan produksi air PDAM di Balikpapan Barat itu langsung turun ke lapangan mengawal 8 mobil tangki yang membawa air bersih PDAM. “Saya bersam Ketua Komisi III Alwi Alqadri memfasilitasi air bersih itu. Tentu, saya minta maaf, ini karena ada penurunan produksi di Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) kilometer 8 karena adanya kendala teknis,” kata Nunu.
Menurut Nunu, masyarakat yang kesulitan air dan itu berada di daerah tinggi diharapkan berkoordinasi dengan pihak PDAM. Bisa melalui RT, lurah atau camat yang nanti diteruskan ke PDAM. “Ada yang disebut manajemen tekanan (pressure management) mengalami penurunan. Sehingga, air tak dapat dipompa. Ini karena topografi wilayah di Balikpapan berbukit-bukit dan debitnya juga menurun,” urai Nunu menjelaskan hal teknis kaitan sejumlah daerah tinggi yang belum teraliri air selama 24 jam.
Disebutkannya, sebenarnya di Balikpapan Barat telah dibangunkan reservoir dengan kapasitas produksi 100 liter per detik. Itu diharapkan membantu masyarakat yang ada di daerah tinggi. Itu gabungan airnya dari IPAM kilometer 8 dan sumur dalam. Hanya, saat dioperasikan maksimal terjadi semacam penarikan debit air dari sumur-sumur milik masyarakat.
“Kita tidak bisa maksimalkan. Sehingga, diperlukan lagi penambahan sumur dalam agar debit airnya dapat mencapai sesuai kapasitas reservoir yang didesain itu,” ujar Nunu.
Menurut Nunu, bagian teknik PDAM terus melakukan analisa kaitan hal itu. Sehingga, di masa mendatang dapat dicarikan solusi yang dapat meningkatkan kapasitas produksi air di wilayah Balikpapan Barat khususnya daerah tinggi. “Kalau yang daerah rendah tak masalah. Seperti Kelurahan Margomulyo dan sekitarnya. Itu 24 jam normal,” pungkas Nunu. (gt)