TINTAKALTIM.COM-Kawasan zona merah penyebaran covid-19 bisa saja terjadi se-Balikpapan. Ini jika warga tidak patuh, tidak disiplin, tidak ikuti anjuran pemerintah termasuk Dinas Kesehatan Kota (DKK) dalam kaitan melawan wabah covid-19. Sebab, sejauh ini, masih ada warga tak patuh, warga cuek dan warga ada juga yang tetap berkumpul dan tidak mengindahkan imbauan kaitan physical distancing atau jaga jarak fisik.
“Kuncinya pada individu dan warga secara keseluruhan di Kota Balikpapan. Kita tidak melakukan lockdown total, tetapi pembatasan sosial saja. Seperti penutupan jalan dan imbauan lain. Hanya, kalau ini tak diindahkan, bagaimana mungkin memutus mata rantai penyebaran virus covid-19,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) dr Andi Sri Juliarty saat ditanya kaitan pemetaan transmisi lokal wabah corona di Kota Balikpapan.
Dokter Andi sejauh ini tak henti-hentinya bersama tim dan melibatkan sejumlah stakeholders dan bersama Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Balikpapan, Walikota Balikpapan H Rizal Effendi SE, memberikan edukasi kaitan penyebaran virus corona.
Ia menyebut, covid-19 sangat cepat menyebar melalui droplet juga memacu sensitivitas semua pihak atas masalah ini. Sebab, jika diri sendiri sehat dan tidak diikuti oleh lingkungan sekitar, maka risiko tertular juga cukup tinggi. “Kita harus bahu-membahu melawan corona. Ikuti anjuran kesehatan dari pemerintah,” ungkap Dokter Dio.
Menurut Dokter Dio, Kota Balikpapan merupakan salah satu kota yang sudah terjadi transmisi lokal. Artinya sudah terjadi penularan antara warga dalam kota yang tidak ada riwayat bepergian. Ini selain ada yang banyak tak pakai masker, juga masih sering berangkat ke daerah yang zona merah dan pulangnya bisa jadi ODP dan akhirnya mengalami sakit dan ditetapkan menjadi PDP.
“Kalau ada yang menyebut pemetaan, tidak perlu dipetakan lagi sebab orang yang sudah tertular baik waku dia sakit ringan maupun carrier atau bawaan seperti orang tanpa gejala (OTG) sudah mobile beraktivitas kemana-kemana ketika dia belum merasakan gejala saki. Dan itu berbahaya,” ujar Dio.
Ditambahkannya, Balikpapan hanya pembatasan bukan total lockdown, sehingga seseorang tadi bisa saja telah beraktivitas dari Kecamatan Balikpapan Kota ke Timur, Barat ke Utara bahkan ke Selatan dan lainnya. Dan, seseorang tadi baru berhenti setelah sakit berat dan ditetapkan jadi Pasien Dalam Pengawasan (PDP), lalu isolasi di rumah sakit dan positif.
“Jadi pemetaan tidak perlu. Atau mencari tahu siapa yang transmisi lokal, yang sekarang harus dilakukan adalah semua warga pakai masker dan jaga jarak fisik (physical distancing),” pinta Kepala DKK ini.
Semua warga kata Dokter Dio, harus waspada satu sama lain. Sebab, pada saat kondisi transmisi lokal, sangat sulit lagi mengenai Orang Tanpa Gejala (OTG). Dia bisa beraktivitas kemana saja pembawa virus. Pertahanan yang dilakukan, harus pakai masker, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta jaga jarak.
Imbauan lainnya dari Kepala DKK ini adalah, jangan mau berhadapan dengan orang yang tidak pakai masker, jangan mau berbicara dengan orang yang tidak pakai masker, jangan mau berbelanja pada penjual yang tidak pakai masker. Atau jangan mau meeting dengan orang yang tidak pakai masker.
“Kalau bertemu orang tak pakai masker, saling mengingatkan. Tegur sebagai wujud edukasi demi kepentingan yang lain. Jika tak punya masker dan warga punya kelebihan, dapat diberi,” ujar Dokter Dio.
STIGMA NEGATIF
Dalam kaitan data dan pemetaan kaitan alamat Orang Dalam Pengawasan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), atau zona transmisi lokal menurut Dokter Dio, hal itu belum tentu memberi manfaat besar. Justru warga di lingkungan sekitar ketakutan dan sibuk memberikan penilaian negatif (stigma negatif) yang bersangkutan.
“Pesan saya, lebih baik semua saling menjaga, saling melindungi, saling mencegah dengan pakai masker, cuci tangan, menjaga jarak dan tidak berkumpul pada kerumunan,” ujar Dokter Dio mengingatkan berkali-kali sebagai wujud edukasi dan sosialisasi kepada warga kota Balikpapan.
Dan, diharapkan warga juga harus mengikuti anjuran kesehatan dengan menerapkan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara individu.
Ia mengatakan, di Balikpapan sudah 23 orang positif, dan menurut Wali Kota Balikpapan kata Dokter Dio, sudah terjadi kelonggaran aktivitas dan nanti akan lebih tegas lagi ada operasi melibatkan TNI dan Polri khususnya seperti kawasan Melawai, Lapangan Merdeka dan lainnya.
Dalam konteks seruan pemerintah, kata Dio sudah jelas berkali-kali disampaikan, bahkan edaran Walikota telah disebarkan seperti tidak melakukan salat Jumat di masjid, salat tarawih nanti di bulan Ramadan harus di rumah saja. “Jadi belum ada kelonggaran dalam imbauan ini. Jadi mohon diperhatikan surat edaran yang semuanya menjadi protokol pencegahan covid-19,” ujar Dokter Dio. (git)