TINTAKALTIM.COM-Waspada! Penyebaran nyamuk aedes aegypty sebagai perantara penyebar virus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) terus meningkat. Di kota Balikpapan berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota (DKK) sudah mencapai 400 kasus dan di Kelurahan Margomulyo ada 51 kasus.
Walikota Balikpapan H Rahmad Mas’ud SE ME melihat itu langsung megeluarkan Surat Edaran (SE) agar warga melakukan kerja bhakti massal (KBM) yang juga melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Di dua RT yakni RT 38 dan RT 39 Kelurahan Margomulyo kedua RT-nya Neneng Juleha atau Ipon dan Sihombing bergegas mengajak warganya kerja bhakti.
Kaitan DBD ini, menurut Kepala DKK Balikpapan Andi Sri Juliarty, memang jika dibanding tahun 2021 kasusnya lebih rendah. Saat itu ada 700 kasus dan di tahun 2022 400 kasus. “Tapi harus tetap waspada meski belum ada kasus kematian, sehingga kita harus cepat lakukan pencegahan,” ujar Andi yang biasa disapa Dokter Deo ini.
Lurah Margomulyo Ibnu Hasim sebagai ‘kepanjangan tangan’ pemerintah terus menggelorakan KBM dan pemberantasan sarang nyamuk. Ia mengedarkan surat yang ditujukan ke seluruh RT. Diminta agar ada kegiatan menaburkan larvasida (abate) pada penampungan air.
“Kami melanjutkan pesan Pak Lurah maka mengajak warga kerja bhakti. Ini penting, termasuk sejumlah imbauan menguras tempat penampungan air yang ditemukan jentik dengan gerakan 3M Plus,” kata Ipon yang juga menyebar flyer digital imbauan kepaswadaan di group warga RT 39.
Tagline atau semboyan 3M plus sendiri merupakan akronim dari (Menguras, Menutup dan Memanfaatkan) kaitan pemberantasan DBD. Sementara plusnya memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, mencegah gigitan nyamuk dan tidak membiasakan menggantung pakaian dalam kamar.
Kaitan pemberantasan jentik ini, Ipon pun memberikan imbauan kepada warga. “Intinya ayo sama-sama waspada. Lakukan gerakan pribadi di rumah-rumah sesuai imbauan pemerintah. Kami ingin warga di lingkungan RT sehat semua,” ujar Ipon.
Senada disampaikan Sihombing. Di RT 38 yang ia pimpin pun gerakan 3M Plus digelorakan. Mengajak warga kerja bhakti dan ikut mendukung program pemerintah. “Kalau melihat kasusnya sudah tinggi, kita memang harus waspada. Makanya, saya imbau warga terus waspada,” ujar Sihombing.
Lurah Margomulyo sempat road show keliling RT saat KBM digelar minggu lalu mengajak Babinsa Saleh. Ia membawa stafnya yang tak lain adalah ‘ladies jumantik’. Jumantik adalah juru pemantau jentik. Disebut ladies karena yang datang adalah jajaran wanita yang mengenakan seragam warna pink.
Menurut Lurah Ibnu Hasim, jentik nyamuk DBD bukan berarti di air kotor. Justru, di air bersih dan tertampung. Sehingga, sebisa mungkin rutin membersihkan tempat penampingan air minimal seminggu sekali.
“Termasuk saluran drainase harus dibersihkan. Kami turun ke RT-RT memang membawa jumantik. Mereka kader yang berada di kelurahan dan posyandu membantu sosialisasi DBD dan pemberian bubuk abate ke masyarakat,” jelas Lurah Ibnu Hasim.
Musim pancaroba kata Ibnu, menyebabkan terjadi hujan yang membuat ada genangan air sebagai tempat berkembang biaknya jentik nyamuk. “Semoga kasusnya yang ada 51 kasus di Margomulyo tidak bertambah. Ayo sama-sama terus waspada dengan 3M Plus tadi,” ajak Ibnu.
Warga atas imbauan lurah, langsung melakukan KBM. Ipon memantau warganya kerja bhakti. Halaman rumah, parit dan genangan air pun dibersihkan termasuk menaburkan abate. “Jika ada gejala DBD segera lapor ke puskemas atau dinas kesehatan dan koordinasi dengan ketua RT,” pungas Ipon. (gt)