TINTAKALTIM.COM-Warga dua rukun tetangga (RT) yakni RT 38 dan RT 39 di Kelurahan Margomulyo Balikpapan Barat memang kompak. Tak hanya berolahraga tiap minggu lewat jalan kaki, tetapi nongkrong bersilaturahmi pun dilakukan sambil nyanyi.
Komunitas untuk sehat sudah terbentuk lama. Namanya komunitas pejalan kaki BTN (Kaki BTN). Jika libur, bapak-bapaknya kendati ‘usia senja’ masih terlihat bugar, fit padahal ada yang usia kepala tujuh.
Gaya hidup sehat dengan olahraga rutin sudah jadi agenda. Tak hanya itu, bersosialisasi bersama kawan-kawan dan tetangga tampaknya membuat otak lebih aktif, komunikatif dan pikiran fresh.

“Kita ini hidup jauhi stress. Makanya, olahraga menjadi penting. Juga jadi cara bersilaturahmi antartetangga,” kata H Sukamto, Ketua Kaki BTN yang terus bersemangat menggelorakan tagline horsa-horsa.
Salam horsa-horsa ide dari Sukamto. Itu terilhami dari gaya salam pasukan cakrabirawa, era Presiden Soekarno yang sekarang disebut sebagai pasukan pengaman presiden (Paspampres). Bahkan, komunitas jalan kaki ini juga membentuk group namanya horsa-horsa kaki BTN.
Sukamto yang mantan pensiunan PT Pertamina ini memang dikenal jago ragam ilmu. Bahkan, sesekali ia bisa jadi dokter. Ia menyarankan, jika sudah usia 50 tahun ke atas dan jarang olahraga bisa membuat tubuh terkena penyakit. Karena, jalan kaki dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan berguna melawan infeksi.
“Pokoknya intinya sehat. Dan jalan kaki itu anjuran dokter,” kata Sukamto yang istrinya mantan pendidik mata pelajaran bahasa Jerman ini.
Sudah jadi ‘tradisi’, Kaki BTN usai jalan kaki berupaya berhenti untuk mengisi ‘kampung tengah’. Kadang bubur, nasi kuning, soto, lontong sampai nasi samin. Asalkan, uang iuran cukup.
KARAOKE WARGA
Tak disangka, ternyata Rudi, warga RT 39 memiliki semacam ‘café warga’. Itu didesain ada tempat duduk, meja sampai karaoke. Desainnya mirip café yang di sekelilingnya ada gantungan kopi.
“Daripada rehat di luar usai jalan kaki, ya ini tempat gratis. Bisa nyanyi lagi,” kata Rudi yang juga owner PT Danau Wiratama Service yang memiliki workshop menawarkan tempatnya untuk istirahat peserta Kaki BTN.
Rudi cukup humble (ramah). Ia justru menjadi pelayan bapak-bapak yang kelelahan. Kopi, teh sampai snack pun disiapkan. Saat diseduh, aroma kopinya memberi stimulus bapak-bapak untuk menimbulkan adrenalin dan membangkitkan energi mengenang masa lalunya yaitu hobi nyanyi.
Lokasinya juga asyik. Di pelataran rumah Rudi. Sehingga, ketika karaoke disiapkan, maka tak pelak bapak-bapaknya pun meraih microphone dan memilih lagu favorit dan bernyanyi.

Sukamto didaulat bernyanyi: lagunya pun legend yakni don’t forget to remember me yang dipopulerkan Bee Gees. “Don’t forget to remember me. And the love that used to be,” suara Sukamto keluar membahana.
Joke kocak terlontar: “Itu lagu ngutang,” kata Sugito, Wakil Ketua Media Online Indonesia Kaltim. Kok ngutang,” tanya Sukamto. Kan judulnya jangan lupa mengingat saya. Biasanya itu pesan orang punya utang kepada yang ngutang. Suasana pun jadi berkelakar.

Tak mau kalah, H Rugito menambah suasana makin seru. Ia memborong beberapa lagu. Yakni, My Way (Frank Sinatra), Negeri di Awan (Kla Project) sampai dangdutan Didi Kempot. “Wah belajar karaokean di mana masa lalunya ini,” ujar Rudi dan Hendra.
Hendra Ahok sebenarnya diminta nyanyi lagu Mandarin. Kebetulan ia warga keturunan yang wajahnya oriental (berkulit putih halus dan bersih). Tapi ia mualaf sejak beberapa tahun lalu. “Nggak bisa nyanyi, saya jadi operator saja,” timpal Hendra sembari membantu bapak-bapaknya memilih lagu lewat remote control.

Mas Anto pun ternyata piawai bernyanyi; Ia mengeluarkan suara khasnya dengan lagu Untuk Kita Renungkan dari Ebiet G Ade juga lagu Pagar Makan Tanaman, lagunya Mansyur S. “Sudah mas, sing sabar. Kalau berumah tangga itu memang perlu sabar dan agak rumit. Kalau sederhana ya rumah makan padang,” kelakar H Sukamto. Ia hanya membuat suasana makin kocak dan terhibur.
Gaya-gaya kocak bapak-bapak ini untuk menghibur diri pun tinggi. Mereka berjoget diiringi lagu. Tampaknya, umur bukan masalah, yang penting happy dan sehat.

Lantunan suara Sugito lewat lagu I’ve Been Away Too Long yang dipopulerkan George Baker Selection membuat H Rahmadi beraksi. Ia memperagakan perpaduan gaya silat dan balet. Seketika itu, ia pun berdansa dengan H Sukamto yang membuat suasana makin heboh. Wis angel pokoe edan.
Semua yang dilakukan bapak-bapak itu menyegarkan pikiran. Karena humor bagian yang penting dalam kehidupan seseorang dan menjadi sosok yang humoris itu tak mudah karena tak semua orang memiliki selera humor yang tinggi.
Dan menariknya, bapak-bapak itu tak hanya membudayakan hidup sehat lewat jalan kaki tetapi silaturahmi, nyanyi sampai ngaji di masjid. Salam horsa-horsa. (gt)