TINTAKALTIM.COM-Hujan beberapa hari yang mengguyur Kota Balikpapan, ternyata tidak berpengaruh signifikan terhadap posisi ketinggian air baku PDAM di Waduk Manggar kilometer 12. Posisi level air pada Selasa (8/10) berada pada 8,79 meter. Jika tidak ada hujan beberapa lama maka akan terus menurun. Bahkan per hari ini, posisi level waduk mencapai 8,76 meter.
Sehingga, air di Waduk Manggar sudah tidak melimpah atau melimpas. “Kita biasa menyebutnya dengan melimpas atau limpas. Itu kalau di posisi level air mencapai 11 atau 10,40 meter. Sehingga, sekarang tidak melimpas,” kata Direktur Teknik PDAM Kota Balikpapan Arief Purnawarman yang turun ke waduk mengecek posisi level air itu, Selasa (8/10).
Arief yang meninjau waduk bersama Tintakaltim.Com menjelaskan, jika posisi air waduk limpas maka menggenangi bagian spillways yang letaknya di bagian ujung. Spillways adalah lubang besar atau katup yang merupakan kontrol arus dari bendungan untuk menuju daerah hilir dan gunanya juga untuk mengendalikan pelepasan air.
“Nah sekarang posisi air tidak melimpah atau limpas ke spillways. Biasanya kalau posisi 11 atau 10,40 meter tumpah-tumpah,” jelas Arief kaitan dengan berkurangnya air di Waduk Manggar itu.
Apakah hujan tidak sampai turun di Waduk Manggar, menurut Arif sebenarnya turun, hanya kapasitas waduk yang mencapai 16 juta meter kubik, tentu kenaikannya hanya 3 centimeter dan ketika tidak turun hujan dalam 1 bulan tentu penurunan level airnya drastis kembali yang berpengaruh pada distribusi air ke pelanggan. Sebab, Waduk Manggar menjadi ‘jantung’ air bersih PDAM karena debitnya berkisar 1200 liter per detik atau debit terbesar.

Langkah penyediaan air baku selain Waduk Manggar sekarang dikembangkan di Waduk Teritip yang kapasitasnya 200 liter per detik. “Ramalan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) katanya November 2019 sudah masuk musim penghujan. Tentu kita bersyukur. Hanya langkah-langkah mencari air baku untuk program jangka panjang tetap dilakukan kerjasama dengan multi-stakeholders,” kata Arif.
Dijelaskan, sejauh ini kebijakan PDAM untuk daerah tinggi yang secara geografis airnya tidak mengalir, maka harus menggunakan droping truk air ke rumah-rumah. Tentu airnya harus didapatkan dari pangkalan air PDAM di kawasan MT Haryono.
Dalam proses mengolah air, secara teknis sangat baik jika posisi air levelnya mencapai 10,40 meter atau limpas tadi. Karena, sistem manajemen tekanan (pressure management), dapat diatur dengan mudah dalam kaitan distribusi air ke pelanggan. Jika ketinggian level maksimal, maka Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) juga dapat bekerja maksimal. “IPAM di Waduk Manggar yang kapasitas 100 liter per detik juga sudah beroperasi tapi baru 50 lieter per detik karena menunggu pipa distribusi dan transmisi,” jelas Dirtek. (git)