TINTAKALTIM.COM-Owner Salakilo, Riswah Yuni menilai sekarang untuk menangkap peluang (opportunity) Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sangatlah terbuka lebar. Sebab, di bangku sekolah khususnya SLTA, sudah diterapkan program dual track atau double track yang jadi tempat siswa mencetak start up entrepreneur.
“Kuncinya memang sabar. Kini eranya jika mampu memanfaatkan platform digital sebagai sarana penjualan dan memperluas jaringan bisnis, Insya Allah mampu berkompetisi dan sukses,” kata Riswah Yuni saat menjadi narasumber talk show bertema UMKM Beragam, Ekraf Berkembang lewat aplikasi Podcast Onix 99,7 FM yang dipandu host Dwi Yoga Mukti (Pemred Onix).
Yuni mengapresiasi SMA double track, karena ke depannya menjadi sarana menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki skill sesuai passion (bakat pribadi) yang pada gilirannya jadi semacam trigger songsong Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Dan, ia melihat SMA double track bisa dilakukan link-match dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) seperti yang dilakukan SMK. Justru, ini positif untuk mencetak SDM unggul di Kaltim. Karena, selain punya ijazah SMA juga bisa memiliki sertifikat keahlian karena sudah menjalin momarundum of understanding (MoU) dengan DUDI tadi.
Sebagai entrepreneur di bidang UMKM kuliner, Yuni melihat potensi anak muda sekarang dahsyat. Apalagi era digital dengan tumbuhnya start-up baru. Justru, skill itu bisa diasah di sekolah. Karena, kemampuan anak-anak dapat dipetakan seperti mengelas, tata boga, elektro, listrik, IT untuk ke depan berwirausaha atau bekerja di sektor swasta dan dunia industri.
“Apalagi Kaltim ditetapkan jadi IKN. Kota Balikpapan sudah disebut penyangga atau terasnya IKN. UMKM-nya sudah terlihat menggeliat. Karena, kebutuhan dan pasar produk kuliner dan apapun diperlukan. Jadi, mau tidak mau dan siap tidak siap, itu sudah di depan mata,” kata Yuni yang Maret 2023 diwisuda dan menyandang gelar SE ini.

Dikatakan Yuni, lewat double track, keberadaan Balai Latihan Kerja (BLK) milik pemerintah dan pelatihan lainnya, setidaknya harus mendorong semangat siapapun untuk berkarya. Dan, pemindahan IKN ke Kaltim UMKM harus siap menghadapi permintaan karena produksi akan meningkat. Memang langkahnya berani dulu tapi dengan perhitungan.
“Prinsipnya seperti bagaimana melakukan kreasi (how to create) dan akhirnya bagaimana mendapatkan (how to get) baik income, pasar dan kualitas produk yang baik,” kata Yuni yang produk Salakilonya teruji secara kualitas, higenis hingga mendapatkan ragam penghargaan termasuk dari Presiden RI dan sudah lulus kurasi ini.
MANAJEMEN
Yuni yang kini sudah menjadi mentor di berbagai acara bahkan mampu menciptakan coocking class sendiri untuk edukasi dan keterampilan ini, memberi saran bahwa manajemen menjadi penting. Apalagi arahya juga penciptaan daya saing berbasis kearifan lokal (local wisdom).
“Saya mulai usaha di tahun 2012. Itu jatuh-bangun dan yang ada adalah semangat untuk berkembang dan maju. Alhamdulillah, dengan mengangkat kearifan lokal lewat salak, bisa menciptakan ragam produk lainnya,” contoh Yuni yang bicara pada sisi manajemen kearifan lokal.
Hanya ia pun berharap, UMKM tidak bisa jalan sendiri. Perlu kolaborasi-sinergi jika ingin menangkap peluang IKN. Ia juga berharap, Badan Otorita IKN juga melihat dan memberi prioritas kepada orang-orang lokal untuk maju. Karena, itu bagian dari upaya partisipasi masyarakat yang diakomodir. Karena kata ibu dua anak ini, kearifan lokal bisa menjadi sumber daya potensial untuk membangun daya saing UMKM secara berkesinambungan.
Bagaimana dengan nanti gempuran produk dari luar karena IKN sudah jadi ‘gula’ bagi pelaku UMKM lainnya tanya Yoga? “Wah nggak perlu takut dan pede (percaya diri) saja dengan produk kita. Sebab, UMKM itu punya energi tinggi. Mereka sering bertemu teman-teman yang satu circle untuk bicara pelatihan, pengolahan, perizinan hingga bagaimana produk itu dikemas (packaging),” kata Yuni optimistis.
Manajemen itu katanya penting, kalau kita terus belajar akan mendapat peluang baru untuk melakukan inovasi. “Jadi, ayo terus semangat semua UMKM di Balikpapan dan Kaltim umumnya,” support Riswah Yuni yang kini membuka store sangat reprsentatif di kawasan Jln Soekarno Hatta Pasar Buton (Depan Hotel Ariya) ini.

Yuni juga membantu UMKM lainnya untuk sinergi. Caranya, memasukkan produk UMKM ke store-nya sehingga bisa menarik pasar dan akhirnya ikut dikenal. “Hanya polanya konsinyasi. Semua kami lakukan begitu. Enak toh, tinggal dipajang dengan konsep itu yang tujuannya juga untuk mengenalkan produk UMKM lainnya,” ujar ibu yang humble dan murah senyum ini.
Dalam menghadapi persaingan kata Yuni, harus memiliki keunikan seperti yang dilakukan Salakilo dengan brand oleh-oleh Balikpapan dan hampers serta pelatihan kewirausahaan. Bahkan kini, sudah jadi master oleh-oleh terbaik se-Indonesia yang pernah juga meraih juara nasional Bango penerus warisan kuliner.
“Saya selalu memberikan motivasi ke karyawan. Jangan jadi penonton. Caranya, maksimalkan skill sehingga tidak takut walaupun ada serbuan produk dari luar Balikpapan,” katanya.
Bagi Yuni, kalau sekarang Salakilo besar dan sukses, itu bukan karena kerja sendiri. Diawali sinergi dan membangun networking dengan pemerintah seperti Dinas Perdagangan, Dinas Perindustrian serta lainnya. Jika ada kesempatan untuk meningkatkan kapasitas harus dicoba.
Sebab katanya, era digital tidak seperti era sebelumnya di tahun 1996. Hanya berbekal ijazah SLTA saja sudah cukup. Makanya, sekarang ada program double track itu memacu semangat anak-anak muda di dunia pendidikan untuk memiliki skill.
Di bagian akhir, Yuni yang tampil bersama Lily Handayani (Owner Safina Quilt) ini, memberi pandangannya bahwa UMKM harus memanfaatkan platform digital seperti marketplace, karena itu peluang untuk berbisnis. Sebab, pelaku UMKM harus menjadi pemain utama dari perkembangan ekonomi digital di Kaltim dan Indonesia.
“Karena, kalau tidak menggunakan platform digital, UMKM bisa saja tergerus dengan mereka-mereka yang menguasai digital. Sebab, peluangnya semakin besar,” ujarnya.
Kata kunci kata Riswah Yuni, dalam menyambut IKN, maka diperlukan semangat dan kerja keras. “Istilahnya itu begini, usia tua itu pasti, tapi yang ditakutkan adalah jika usia muda tapi tidak berkarya,” pungkas Yuni. (gt)