TINTAKALTIM.COM-Walikota Balikpapan yang sedang menjalani cuti Pilkada 2024 H Rahmad Mas’ud SE ME menegaskan, santri selain belajar di pesantren juga harus punya visi dan jiwa pengusaha (entrepreneur) sebab sekarang eranya pesantren menjadi badan usaha pesantren (bumpes).

“Apresiasi untuk santri Syech Al-Banjari. Terus belajar dan itu bagian dari peningkatan kapasitas ilmu. Tetapi, yang paling penting juga jaga adabnya. Lalu, kembangkan ilmu itu untuk peningkatan kapasitas lewat usaha,” kata Rahmad Mas’ud di hadapan santri dan undangan di acara Festival Balikpapan Go Halal yang dirangkai dengan Hari Santri Nasional dan Bulan Inklusi Keuangan gelaran Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Balikpapan Minggu (27/10) di Pesantren Syekh M Arsyad Al-Banjari kilometer 19 Jl Soekarno Hatta Balikpapan.

Rahmad yang hadir dalam kapasitas ketua umum MES Balikpapan itu juga menjadi keynote speaker untuk tema Santri Maju, Cerdas Berwirausaha dan Berinvestasi mengatakan, santri kendati bergelut dengan ilmu keagamaan tetapi tak membatasi mengembangkan diri menjadi wirausahawan.
“Kan santri itu tak hanya dibatasi oleh tembok pesantren. Santi harus bisa jadi seorang militer dan juga entrepreneur dan ke depan jadi pemimpin dan itu bagian moderasi Islam,” ujar Rahmad.
Rahmad juga menjelaskan, bahwa Kota Balikpapan yang ia pimpin selama ini sudah banyak meraih prestasi. Kesejahteraan masyarakat terus meningkat dengan indikator tingkat kemiskinan terendah di Indonesia hanya 2,23 persen.
“Kontribusi keuangan bidang syariah juga meningkat dengan menunjukkan market share perbankan syariah mencapai 14 persen lebih tinggi dari Kaltim bahkan nasional,” kata Rahmad.
Oleh karena itu, karena ekonomi syariah di Balikpapan tumbuh maka santri harus ikut memberi kontribusi untuk menjadi pengusaha. Sebab, kemandirian ekonomi itu bisa lahir dari pesantren.
“Saya yakin santri Syech Arsyad Al-Banjari punya kompetensi itu. Lahannya luas, bisa misalnya membangun perumahan syariah dan lainnya. Kan ada Bank Syariah. Nah, kalau nggak ada bisa ke Bank Rahmad,” kelakar Rahmad.
BUMPES
Sementara itu dalam Festival Balikpapan Go Halal 2024 yang sekaligus dirangkai dengan ziarah juga peluncuran wisata religi Haul Abuya Prof Dr KH Ahmad Syarwani Zuhri, program ulama sehat, bedah rumah oleh Baznas Balikpapan, edukasi ekonomi keuangan syariah dan lainnya.

Saat itu, Rahmad didampingi sejumlah undangan dan unsur ketua Pesantren Syekh Ahmad Al-Banjari, KH Zailani Mawardi dan pengurus MES seperti Ustaz Mustaqim melaksanakan haul Prof KH Syarwani Zuhri yang akrab disapa guru atau Abuya Syarwani.

Dari sejarahnya, KH Syarwani lahir di Sungai Gampa, Marabahan Kecamatan Rantau Badauh, Barito Kuala 8 Agustus 1950. Ia mendalami ilmu agama sampai ke Timur Tengah dari Makkah dan Madinah dilanjut ke Suriah, Irak, Mesir, Maroko dan Yaman dan pernah mengambil ijazah dari dua ulama besar di Sudan yakni Syaikh Ibrahim Ar-Rasyidi As-Saudani dan Syaikh Al-Allamah Ahmad Jabarti.

Jika merujuk pondoknya, itu dibangun tahun 1987 di atas lahan seluas 30 hektare dan KH Syarwani pernah menjabat ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Balikpapan dan pernah memimpin lokalisasi Lembah Harapan Baru (LHB) di km 17 Balikpapan. Dan ia meninggal pada Selasa, 26 Maret 2019 hingga pengelolaan pesantren dipercayakan dua keponakannya yakni Ustaz Muhammadun Mawardi dan KH Jalani Mawardi.

“Kalau haul di Ponpes Al-Banjari dijadikan wisata religi itu sangat bagus. Karena, almarhum adalah tokoh yang punya kontribusi besar terhadap pengembangan Islam di Kota Balikpapan,” kata Rahmad.
Sementara itu Ketua Umum Forum Ekonomi Pesantren Indonesia (FEPI) KH Badrus Syamsi SPdi ME mengatakan, pesantren itu harus mandiri dan bisa jadi motor perekonomian Indonesia. Dan sekarang bisa mengembangkan Badan Usaha Milik Pesantren (BumPES)

“Silakan ajukan proposal bahwa pesantren sudah bisa membentuk badan hukum usaha. Nanti bisa menerima bantuan inkubasi bisnis dan memiliki izin usaha,” kata Badrus Syamsi
Dikatakan Badrus, ponpes di Kaltim termasuk Balikpapan akan didukungnya jika menjadi Bumpes, sebab itu upaya transformasi untuk menuju pesantren mandiri. Dan FEPI sudah terebentuk yang nanti jadi platform bagi pesantren untuk saling berbagi informasi dan mencari solusi bersama atas pengembangan Bumpes.
“Sebagai ketum FEPI tentu saya akan mendorong bagaimana ponpes di Kaltim bisa punya Bumpes termasuk Pesantren Arsyad Al-Banjari. Ketumnya orang Kaltim, tentu harus dibantu,” kata Badrus yang juga salahsatu unsur komisioner Baznas Kaltim ini. (gt)