TINTAKALTIM.COM-Pertamina telah mengambil peran besar. Khususnya di saat pandemi covid-19 melanda. Caranya, merintis program kemitraan dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sehingga mampu berusaha dan jadi tangguh serta mandiri. Tak hanya menyiapkan dana, tetapi juga melakukan pendampingan dan pembinaan.
Itu digerakkan lewat program Corporate Social Responsibility (CSR) dan kemitraan PT Pertamina (Persero) dengan UMKM atau disebut SMEPP (Small Medium Enterprise Partnership Program).
“Siapapun boleh jadi mitra binaan Pertamina. Hanya ada syaratnya termasuk ketika bagaimana ingin mengetahui simulasi pinjaman,” kata Vice President (VP) CSR & SMEPP PT Pertamina (Persero), Arya Dwi Paramita Ssos MM dalam Webminar Explore Borneo 2021 (Kaltim Fair) bertema Akses Dukungan UMKM dan Koperasi di Atrium Big Mall, Samarinda, Selasa (16/03/2021).
Arya dalam webminar itu bersama narasumber lainnya yakni Staf Ahli Khusus Menteri Koperasi dan UKM Bidang Ekonomi Kerakyatan, Riza Damanik, Kepala Dinas Perindagkop Kaltim Mohammad Yadi Robyanoor dan dipandu moderator H Sugito SH (Wk Ketua Media Online Indonesia).
Menurut Arya, program kemitran Pertamina terdiri dari bidang usaha seperti industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, jasa dan lainnya. Secara nasional sudah merangkul mitra binaan ribuan UMKM termasuk di Kalimantan.
“Mau dapat kucuran dana pinjaman. Boleh perseorangan, badan usaha bahkan UMKM. Asalkan usaha yang ditekuninya minimal 6 bulan serta belum mendapat akses perbankan (non bankable),” urai Arya dalam webminar nasional itu.
Menurut Arya, nilai penyaluran bantuan hingga Rp200 juta dengan tenor maksimal 3 tahun dengan jasa administrasi sebesar 3 persen per tahun sesuai regulasi perusahaan.
UMKM NAIK KELAS
Pertamina kata Arya, tak hanya berhenti pada penyaluran pinjaman. Punya program juga menggagas bagaimana UMKM naik kelas dengan melakukan pembinaan secara intensif yang mencakup kegiatan go modern, go digital, go online hingga go global. Caranya, lewat pilot project pendampingan program kemitraan Pertamina.
“Tentu kita harus melakukan survey, verifikasi dan assessment calon mitra binaan,” jelas Arya.
Tak hanya itu, UMKM naik kelas ada langkah Pertamina memberikan pelatihan kewirausahaan, pembukaan akses pasar, sertifikasi maupun perizinan serta program peningkatan kapasitas.
Mendorong itu semua, Pertamina serius meningkatkan kapasitas UMKM setelah naik kelas adalah bagaimana terjadi peningkatan kapasitas produksi, peningkatan omzet, pemasaran produknya nasional dan internasional. Itu sejumlah syarat naik kelas.
“Kami punya mekanisme kegiatan. Memang harus lewat kurasi dan verifikasi pada mitra binaan . Tapi secara garis besar peserta akan diberi pelatihan,” kata Arya yang bicara dalam webminar itu secara virtual tetapi juga disaksikan secara live on big screen olehpengunjung di Atrium Big Mall, Samarinda Kaltim.
Pelatihan UMKM naik kelas jelas Arya adalah pembuatan website, pelatihan marketing dan motivasi agar bisa tumbuh dan menginspirasi UMKM lainnya. Lalu, ada pelatihan implementasi aplikasi digital, sosial media dan otomatisasi produk. Tak hanya itu, Pertamina juga membuat kelompok kelas sesuai roadmap pembinaan. Contohnya, go modern akan ada kurikulum pelatihan kemasan, branding dan standarisasi produk.
“Mengapa UMKM harus naik kelas, diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan kemandirian ekonomi dan penyediaan lapangan pekerjaan. Kan, Pertamina juga mendukung implementasi goal 6 Sustainable Development Goals (SDGs) yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi,” papar Arya
Bicara soal UMKM naik kelas, secara umum menurut Arya, untuk go modern, itu adalah upaya optimalisasi mesin guna peningkatan kapasitas.
Go digital optimalisasi sosial media, aplikasi digital yang terintegrasi dan mencarikan solusi. Terus, go online yakni mampu mengoptimalkan penggunaan e-commerce serta go global yakni peningkatan jangkauan pasar, produksi dan omset.
PERTAMINA KALIMANTAN
Dalam webminar itu, Arya juga menjelaskan bagaimana Pertamina Kalimantan menjalin kemitraan . Misalnya, sebanyak 206 peternak sapi yang tersebar di Kukar, Kutim, Kubar, Paser, Samarinda dan Balikpapan diberikan pelatihan program penggemukan sapi.
Juga ada Rumah BUMN dan membangun channel dengan Walikota Balikpapan, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Balikpapan hingga sampai mengucurkan pinjaman modal Rp5 miliar, forum UMKM Kalsel, perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia (PPJI) Kaltim dan Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (Ipemi) Kaltim.
“Yang di Kalimantan digerakkan oleh Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VI. Bahkan ada pula Rumah Dahor Heritage Balikpapan sampai UMKM itu tumbuh dan besar lewat program From Zero to Hero dari bidang food & beverage sampai mitra binaan Pertamina MOR VI ditampilkan dalam ragam event dan sukses,” jelas Arya.
SWITCH BISNIS DAN ADAFTIF
Pertamina tak hanya memberikan pelatihan dan sertifikasi, tetapi juga memberikan peluang untuk terus mengembangkan bisnis UMKM dengan mencarikan peluang pasar. Adaptasi bisnis itu dilakukan karena adanya dampak pandemi covid-19.
“Istilah kita, mereka bisa melakukan switch bisnis atau malah bisa memperkuat bisnisnya dengan cara mengubah bisnis. Tidak lewat janji dari Pertamina tetapi peluang yang menjanjikan. Ya itu tadi mereka membentuk ekosistem sendiri dengan cara Pertamina jadi penyerap atau yang membantu produk mereka (offtaker),” ujarnya.
Dicontohkannya, banyak UMKM yang dibantu untuk switch bisnis tadi, misalnya saja ada yang beralih membuat masker dan perlengkapan medis hazmat dan pembuatan wastafel portable.
“Pertamina selalu berpikir terus bagaimana UMKM ini tumbuh. Sebab, mereka semua adalah penyangga ekonomi nasional termasuk di Kalimantan,” pungkas Arya. (gt)