TINTAKALTIM.COM-Membangun kota tak hanya sekedar infrastruktur, tapi ekonomi juga harus dipikirkan lewat proses pemberdayaan di masyarakat khususnya perangkat Rukun Tetangga (RT). Itulah yang dilakukan Rahmad Mas’ud Center (RMC) di Kota Balikpapan lewat pemberdayaan pengembangan Usaha Milik RT (UMRT).
“Alhamdulillah pelan tapi pasti pemberdayaan RT agar menambah pundi-pundi pendapatan pengurus RT sudah berjalan lewat distribusi beras. Ini harus kita tingkatkan,” kata Koordinator UMRT di bawah Yayasan RMC Andi Welly kepada Tintakaltim.Com saat ditemui di gudang beras kawasan Sungai Ampal, Sabtu (14/11).
Andi yang dipercaya RMC untuk mendistribusikan dan membuat mekanisme UMRT berjalan baik, menyebut sejauh ini lewat beras pengurus RT sudah merasa terbantu. “Setiap hari ada pengurus RT yang pesan beras. Dan itu didistribusikan ke masyarakat dan tentu ada margin untuk uang kas RT atau pengurus RT yang bekerja,” kata Andi yang terlihat sibuk melayani jajaran pengurus RT mengambil ‘jatah beras’.

RMC sendiri bentukan Wakil Walikota Balikpapan H Rahmad Mas’ud. Tujuannya agar proses pemberdayaan RT dapat maksimal. Ke depan organisasi ini mendorong ekonomi masyarakat untuk dapat mengelola kegiatan usaha secara kompetitif. “Saya ingin seluruh ketua RT dan pengurus RT itu mampu punya jiwa pengusaha. Sehingga, keuntungan yang diperoleh dapat membantu mereka,” kata Rahmad.
Dengan tanpa modal, usaha yang dilakukan dan dikembangkan lewat UMRT kata Rahmad, menumbuhkan iklim ekonomi yang pro-rakyat. Peningkatan dapat dilakukan jika sudah berjalan baik. “Nanti secara berkelanjutan jika beras RMC sudah berjalan, maka kebutuhan pokok lain juga kita sediakan seperti minyak, gula dan lainnya,” ungkap Rahmad Mas’ud yang menambahkan bahwa RT merupakan operator pembangunan kota dan harus ditopang dan didorong untuk berwirausaha.
Sementara itu menurut Andi Welly, beras yang didistribusikan sudah mencapai 15 ribu zak dan tersebar di seluruh wilayah Kota Balikpapan. Dan persediaan atau stock yang ada di gudang saat ini berkisar 27 ribu zak, sehingga peluang para pengurus RT dapat memanfaatkan beras itu. “Ada pengurus RT yang dalam dua minggu sudah mendapatkan penghasilan Rp2 juta. Bahkan ada yang sudah menghabiskan 200 zak dalam waktu belum satu bulan,” jelas Welly.

Hal ini katanya, mendorong RT-RT lainnya untuk ikut berpartisipasi. Sebab, nantinya bukan hanya beras tetapi kebutuhan pokok lain juga disiapkan. “Setelah beras ini aka nada minyak dan gula. Inilah UMRT yang akan dikembangkan maksimal di seluruh penjuru kota Balikpapan,” jelas Welly.
Memang katanya, ada syarat-syarat untuk mendapatkan beras dan ketika melakukan order. Seperti membawa fotokopi KTP dan setempel RT. Maksimal pengambilan pun 100 zak per bulan. “Polanya konsinyasi atau RMC menitipkan beras kepada pengurus RT tanpa ada biaya sepersen pun. Ketika diedarkan di warga, maka baru dikembalikan kepada RMC melalui mekanisme administrasi yang disepakati,” kata Welly.
Berapa lama waktu konsinyasi? Menurut Andi Welly, agar memberikan kepastian dan semangat bagi seluruh pengurus RT, maka dalam waktu dua minggu harus disetor.
“Misalnya ambil 50 zak. Nah, 2 minggu setorkan dulu. Nanti jika ada sisanya baru diperhitungkan untuk mengambil lagi dalam perhitungan bulan selanjutnya,” kata Andi Welly yang menambahkan, bagi pengurus RT yang ingin order beras dapat menghubungi hotline 081253583086.
Dalam pemberdayaan RT lewat UMRT agar berkelanjutan, saat ini di kawasan Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) sudah dibangun gudang dan mesin kemasan (packaging) dengan konsep digital. “Kami serius untuk melakukan program pemberdayaan RT. Tapi untuk sementara di lingkup Balikpapan dan PPU. Beras ada yang didatangkan dari Sulsel, tapi hasil panen petani PPU juga akan kita garap,” kata Rahmad Mas’ud yang menambahkan bahwa program ini akan terus dilakukan hingga RT mampu memiliki usaha yang pasti. (git)