TINTAKALTIM.COM-Balikpapan Islamic Centre (BIC) tahun ini menyembelih 16 hewan kurban berupa sapi. Proses penyembelihan lancar. Hanya diperlukan 2 versi. Yang satu menggunakan alat perebah, satunya lagi manual atau konvensional. Dan, panitia juga menggunakan wadah besek untuk kantong daging.
Diawali doa Ustaz Sarbini yang juga seksi ibadah, lalu proses penyembelihan berjalan. Satu per satu hewan kurban dipotong. Dari 16 sapi, sebagian merupakan kurban dari shohibul qurban dengan konsep patungan atau tabungan kurban. Lainnya bantuan dari Walikota, Bankaltimtara Syariah, RDMP, PGN dan lainnya.

“Kami sudah rutin menggunakan besek (wadah dari anyaman bambu). Karena lebih hygenis dan menghindari plastik,” kata Ketua Masjid Islamic Centre Drs Syaiful Bahri yang memantau proses penyembelihan, Senin (20/07/2022) di pelataran masjid.

Besek kata Syaiful, lebih concern lingkungan. Karena, itu ia menerapkan di BIC saat penyembelihan kurban. Besek juga bukan barang sekali pakai. Selesai untuk bungkus daging dapat dimanfaatkan untuk kepentingan wadah lainnya. “Terimakasih panitia yang sudah bekerja keras dan saya memberi apresiasi kepada seluruh shohibul qurban yang ikut menyalurkan kurbannya ke Masjid Islamic Centre,” kata Syaiful.

Proses penyembelihan hewan kurban harus dilakukan dua versi, karena menurut Kepala Sekretariat Masjid Islamic Centre H Damuri SH, untuk mempercepat saja. “Karena, memang kalau pakai perebah kan harus proses pengikatan. Nah, kebetulan ada petugas dari rumah potong hewan (RPH) dan mereka juga penjagal. Sekalian saja memotong hewan yang tersisa,” jelas Damuri.

Hanya namanya proses penyembelihan manual, petugas harus merebahkan sapi dulu. Sapi harus dicarikan cara bagaimana bisa berebah. Kadang sesaat sapi meronta tapi karena terikat di antara dua pohon, maka lebih mudah untuk merebahkan dan akhirnya disembelih.

Di sisi lain, H Sukri yang bertugas untuk announcer atau pengumuman sapi-sapi yang disembelih, harus bersuara keras. Sebab, jadwal giliran sapi yang sudah ditetapkan, harus bergeser karena ada penyembelihan dua versi. “Tak masalah, asalkan nanti diinformasikan saja sapi ke berapa dan tabungan kurban milik siapa, tinggal kita sebutkan satu per satu,” kata H Sukri yang saat proses pemotongan hewan kurban harus selalu melantunkan gema takbir, tasbih, tahmid dan tahlil.
IBU-IBU SIGAP
Sementara itu dari pantauan media ini, space untuk ibu-ibu melakukan pemotongan, pencincangan daging kurban sudah siap. Bahkan, sampai ke pengepakan atau kemasan. Sapi usai dipotong, dikuliti, dan dipilah menggunakan gergaji chainshaw hingga ‘disiangi’ dan dicincang oleh ibu-ibu.

“Saya pantau sejak pagi, luar biasa ibu-ibu sigap sekali bekerja. Memang urusan potong-memotong daging itu ibu-ibu. Karena biasa di dapur,” kata Syaiful.
Kelompok ibu-ibu panitia kurban yang dipimpin Hj Erni Safitri ini, tak pernah terlihat lelah. Hanya sesaat harus istirahat sholat makan (ishoma) dan berbaur bersama rekan-rekannya. Setelah itu, harus bekerja kembali menyelesaikan tugasnya, sampai pukul 13.30 Wita, pelan tapi pasti pemegang kupon daging mulai berdatangan.

Tempat penerima kupon ada dua tempat. Yang satu untuk shohibul qurban yang satunya masyarakat umum.
Menurut Damuri, tidak ada kesempurnaan setiap kegiatan. Jika ada kekurangan, ia bersama panitia qurban lainnya meminta maaf. Dan kekurangan akan jadi bahan evaluasi di tahun mendatang untuk diperbaiki.
“Tetapi, saya ingin menyampaikan beribu-ribu terimakasih kepada semua pihak yang turut mendukung kegiatan penyembelihan hewan kurban di Islamic Centre, khususnya Pak Walikota H Rahmad Mas’ud SE ME dan seluruh pihak yang telah membantu berkurban,” pungkas Damuri. (gt)