TINTAKALTIM.COM-Spirit Pemuda Muhammadiyah akan digelorakan di Provinsi Kaltim tepatnya Kota Balikpapan. Ini sejalan dengan digelarnya Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) awal Maret 2020 mendatang. Salah satu yang dibahas adalah Ibu Kota Negara (IKN) dan penguatan sumber daya manusia (SDM).
“Kami melaksanakan Rakornas di Kaltim karena pemerintah telah menetapkan jadi IKN. Dan ini jadi isu aktual Pemuda Muhammadiyah, sehingga nanti kita dapat memberi solusi pemikiran terhadap hal-hal yang aktual,” kata Sekretaris Bidang Organisasi Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Anderyan Noor saat silaturahmi dengan Wakil Walikota Balikpapan H Rahmad Mas’ud di kediaman pribadi Jln Wiluyo Puspoyudo, Sabtu (11/1/2020).
Silaturahmi Pemuda Muhammadiyah sekaligus menyampaikan rencana kegiatan Rakornas di Kota Balikpapan. Anderyan didampingi Bendahara Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Kaltim Ahmad Syahrir, Wakil Ketua Bidang Hukum dan HAM Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Kaltim Amrizal, Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Balikpapan Sahrul, Wakil Sekretaris Bidang Organisasi Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Balikpapan Ahmad Ridho Rahmatullah dan Wahid Sangaji dari Muhammadiyah Balikpapan.
Menurut Anderyan, rencana Rakornas di Kota Balikpapan sudah disampaikan Ketua DPP Muhammadiyah Dr H Haedar Nashir MSi, sehingga langkah koordinasi dan konsolidasi pengurus tinggal dilakukan. “Saya minta dukungan Pak Wawali sebagai tuan rumah. Momentum IKN sangat penting untuk jadi bahasan di Rakornas. Termasuk nanti kawan-kawan jika memungkinkan dapat visit ke lokasi IKN,” jelas Anderyan.

Menurut Anderyan, tahun 2020 merupakan tahun politik. Sehingga, keberadaan Pemuda Muhammadiyah tetap akan netral dalam bersikap. Secara pribadi itu hak kader tapi organisasi tidak boleh. “Tujuan kita konsentrasi membangun bangsa lebih baik termasuk Kaltim. Dan pemuda lebih membutuhkan bimbingan dan kebersamaan untuk membantu Indonesia. Itu akan kita bahas di Rakornas Balikpapan,” jelas Anderyan di hadapan Wawali Rahmad Mas’ud.
Anderyan justru meminta masukan Wawali apa saja isu aktual yang dapat dihimpun untuk dibahas bersama panitia sehingga nanti secara komprehensif dapat diputuskan dan jadi agenda Rakornas. “Ini hajatan nasional yang dikemas juga dalam bentuk silaturahmi dan tema kita rumuskan kemudian,” ujarnya.
Tetapi kata Anderyan, ke depan tantangan untuk mewujudkan bangsa yang lebih maju dan berkembang semakin beragam dan kompleks. Sehingga, Rakornas juga akan membas kaitan sumber daya manusia (SDM) untuk menghadapi era industri 4.0. “Kita akan godok bagaimana Pemuda Muhammadiyah mengembangkan potensi demi kesejahteraan masyarakat termasuk di Kaltim,” ujarnya.
EKONOMI UMMAT
Sementara itu, Rahmad Mas’ud mendukung rencana Rakornas Pemuda Muhammadiyah digelar di Kota Balikpapan. Sebab, Balikpapan sudah menjadi kota Meeting, Incentive, Conference dan Exhebition (MICE), sehingga banyak event nasional dan internasional digelar di Kota Madinatul Iman ini. “Saya menyambut baik dan memberi apresiasi Pemuda Muhammadiyah untuk mengelar Rakornas di Kota Balikpapan. Dan tentu pemerintah akan mendukung sebab ini event nasional,” kata Rahmad Mas’ud.
Rahmad lalu memberi input kaitan sisi peradaban Indonesia itu sebenarnnya cikal bakalnya lahir dari Kaltim tepatnya di Kutai Kartanegara. Di mana ada kerajaan pertama dan tertua di Indonesia yaitu Kerajaan Kutai Martapura. “Kerajaannya Mulawarman dan rajanya Kudungga itu bukti. Nah, jika Kaltim diputuskan menjadi IKN tentu sangat tepat,” ulas Rahmad Mas’ud.
Menurut Rahmad, pindahnya ibukota ke Kaltim bukan tidak dilihat dari sisi peradaban. Sebab, ini bagian dari perjalanan melakukan titik balik untuk peradaban di Indonesia. Sebab, ada perjalanan sejarah yang panjang dalam masa kejayaan Indonesia. “Saya pernah bicara 10 tahun lalu dengan istilah ‘Mabalu’ atau Mamuju, Balikpapan dan Palu. Ini kutub 3 penghubung yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dalam konteks kebutuhan logistik di Kaltim,” urai Rahmad Mas’ud.

Dan itu ternyata terbukti sekarang. Seluruh kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako), dipenuhi dari sentra ‘Mabalu’ itu dan hampir 90 persen. Selebihnya adalah Jawa. Hanya untuk daerah Jawa tentu beayanya sangat tinggi. “Rakornas Pemuda Muhammadiyah di Balikpapan sangat tepat membahas aspek ekonomi. Tolong bagaimana merumuskan pengembangan ekonomi umat di IKN termasuk daerah penyangga (buffer zone) Kota Balikpapan,” pinta Rahmad kepada jajaran pengurus Pemuda Muhammadiyah.
Dalam konteks IKN, di tahun 2010 Rahmad Mas’ud memberi ilustrasi pernah pula ditulisnya. Ia menyebut dengan istilah ‘Basampam’ atau singkatan dari Balikpapan, Samboja dan Penajam. Ternyata itu semua jadi Indonesia Baru dengan diputuskan Penajam Paser Utara (PPU) tepatnya di Sepaku jadi Ibu Kota Negara (IKN). “Kaltim ini unik, semua ada di daerah kaya ini. Coba, kayu ada, migas ada, emas ada dan lainnya. Hanya jika pengelolaannya tidak baik maka akan berbahaya. Pemuda Muhammadiyah tepat untuk Rakornas membahas IKN dan perkembangan ke depan untuk Indonesia lebih baik,” pinta Rahmad. (git)