TINTAKALTIM.COM-Rakyat pada 9 Desember 2020 nanti, memberikan kepercayaan menjadi Walikota Balikpapan, Rahmad Mas’ud SE ME, akan tetap pada pendiriannya sejak awal, yakni tidak menerima gaji untuk kepentingan pribadinya.
Gaji itu, akan diserahkan untuk kaum dhuafa atau orang-orang yang memerlukan. Karena, selama menjadi wakil walikota, ia pun punya komitmen tidak mengambil gajinya. “Secara pribadi gaji wawali saya tidak saya ambil. Semua dizakatkan masuk kas organisasi RMC (Rahmad Mas’ud Centre) yang dipergunakan untuk kepentingan kesehatan dan pendidikan orang-orang tak mampu,” ungkap Rahmad saat hadir dalam acara sosialisasi dan kampanye di Kelurahan Gunung Bahagia, tepatnya RT 90 Kompleks Perumahan Griya Permata Asri (GPA), Sabtu (10/10/2020) malam.
Justru kata Rahmad, dirinya merasa aneh. Selalu difitnah, dicari-cari kesalahan. Apalagi dalam momentum pilkada, bersedekah atau berzakat pada orang-orang yang memang memerlukan pun dimasalahkan. “Bayangkan, saya dilaporkan katanya money politics. Padahal, usai salat Jumat memberikan zakat. Akhirnya, saya klarifikasi ke Bawaslu dan laporan itu dihentikan. Sebab, tidak ada unsur pelanggaran,” ceritanya di hadapan bapak-ibu ketua RT di kawasan Gunung Bahagia.
Rahmad didampingi anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur dari Fraksi Partai Golkar H Yusuf Mustafa SH MH, anggota DPRD Balikpapan dari Fraksi Partai Demokrat Mieke Henny, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) H Mustaqim Lc MM, Wakil Ketua Bidang Komunikasi, Media dan Penggalangan Opini H Sugito SH, relawan, partai koalisi dan undangan puluhan ketua RT.
‘Orasi’ Rahmad selalu mendapat applaus dan semangat undangan yang hadir. Pekik suara Itu Sudah, Wis Wayahe menggema. “Kalau saya dilarang bersedekah, ya berhenti saja jadi pejabat. Kebetulan, sejak dulu jadi pejabat atau tidak kan selalu bersedekah,” ceritanya.
Dalam keterangannya, selama menjadi wakil walikota, dirinya juga telah berbuat untuk kepentingan Kota Balikpapan. Hanya, ‘kebijakannya terbatas’. Sebab, baru tingkat paraf-paraf saja. “Insya Allah, saya maju jadi calon walikota ini keputusan keluarga. Amanatnya, harus pro-rakyat, membuat sejahtera rakyat dan bekerja untuk rakyat. Jadi harus dijalankan dengan jujur dan benar,” ungkapnya.
Diilustrasikan Rahmad, jika ingin mencari penghidupan atau menjadi kaya bukan menjadi pejabat seperti walikota atau wakil walikota. Sebab, dirinya sudah sangat cukup atas nikmat Allah dari rezeki yang diterima.
“Enak jadi pengusaha toh. Bisa kemana-mana tanpa dibatasi regulasi, termasuk ke luar negeri. Kalau jadi pejabat itu regulasinya ketat. Tidak boleh korupsi, jujur dan harus peduli dengan rakyat. Nah, sekarang saya sudah berbuat. Jika menjadi walikota, tentu kewenangannya sangat besar untuk bisa berbuat lebih besar lagi,” urainya.
Menurut Rahmad, ia mendapat masukan ataupun saran dari berbagai elemen. Kalau jadi walikota harus memperjuangkan rakyat kecil alias wong cilik. “Makanya saya bersama calon wakil walikota H Thohari Azis dan bersama-sama kawan DPRD Balikpapan akan menggunakan anggaran untuk kepentingan maksimal rakyat,” jelasnya.
PROGRAM DARI KELUARGA
Rahmad lebih banyak memberi ilustrasi, bahwa menjadi calon walikota setelah bermusyawarah dengan keluarga. Dicontohkan, Bupati Penajam Paser Utara (PPU) H Abdul Gafur Mas’ud (AGM) yang tak lain adik kandungnya, dulu ketika masih calon bupati, juga ada semacam ‘ultimatum keluarga’. Harus membuat program-program pro rakyat. “Maka muncul program pembebasan biaya Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan gratis untuk kelas tertentu. Itu dari putusan keluarga dibawa ke kebijakan pemerintah. Itu baru adik, nah kakaknya Rahmad Mas’ud kalau jadi walikota, tentu akan lebih dari itu,” kata Rahmad, lagi-lagi applaus dari undangan pun menggelora.
Dalam program pembangunan di Balikpapan, Rahmad telah memilikinya yang tertuang dalam visi-misi yakni pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan juga pemberdayaan ekonomi rakyat. “Semua sudah dirumuskan. Tentu, dalam menjalankan rencana pembangunan jangka pendek, menengah dan panjang akan bersama-sama DPRD. Apalagi, Rahmad-Thohari didukung 40 anggota dewan dari partai koalisi. Ini akan lebih mudah memuluskan program-program rakyat,” tambahnya.
Sehingga, itulah keunggulan calon tunggal jika dipilih oleh rakyat. Sebab, programnya jelas, dukungan atau legitimasinya di pemerintah jelas. Sehingga, jika masyarakat mengusulkan dukungan infrastruktur akan cepat teralisasi. “Jadi tanggal 9 nanti datang ke tempat pemungutan suara (TPS) dan masuk bilik, buka kertas suaranya, tangan kiri menutup kolom satunya. Nah kolom yang dicoblos yang ada gambar Rahmad-Thohari,” pinta Rahmad.
INGIN MENANG
Rahmad juga memberi ilustrasi kaitan dukungan mayoritas partai yang mendukung paslon Rahmad-Thohari. Itu bukan rekayasa, itu bukan urusan borong-memborong partai tapi semua diawali dari hasil survei elektabilitas dan popularitas.
“Partai itu bukan milik saya dan Pak Thohari. Mendukung kita karena melihat hasil survei. Mereka juga ingin menang. Jadi kalau ada informasi memborong itu tafsir yang sengaja dibuat orang-orang tertentu,” kata Rahmad.
Dalam konteks pembangunan, dukungan mayoritas 40 anggota DPRD itu, diibaratkan kerja-kerja untuk pembangunan tak perlu ada perdebatan. Diajukan dari warga lalu diketuk. “Hanya pembangunan ifrastruktur juga bergantian, karena APBD Kota Balikpapan terbatas. Sehingga, tak dapat membiayai seluruh pembangunan. Apalagi setelah digempur wabah covid-19,” ungkapnya
Rahmad juga menyebutkan, tak ada upaya menjadi walikota untuk ‘bergelimang dengan proyek’. Karena, selama jadi wawali, tak ada proyek yang coba disentuhnya. “Saya jujur saja, tanya teman-teman DPRD. Adakah saya mencari-cari proyek sampai detik ini. Sebab, orientasi saya jadi pejabat bukan itu. Semua sudah ‘diwakafkan’ untuk kepentingan dan membantu rakyat,” ujarnya.
Ia tidak menampik, perlu cost politics atau biaya politik dalam mengarungi perjalanan proses pilkada. Tetapi, itu semua tidak pernah ada tujuan ingin mengembalikannya dengan cara-cara yang melanggar amanah dan aturan. “Allah telah memberi rezeki saya. Insya Allah, APBD akan digunakan semaksimal mungkin dan menggunakan skala prioritas. Tentu, dukungan dari pihak swasta juga diperlukan. Makanya, tagline atau semboyan saya bersama Pak Thohari Gotong-Royong Membangun Balikpapan,” tambahnya.
Di akhir-akhir acara, Rahmad juga menambahkan bahwa jika nanti dianalisa oleh DPRD Balikpapan kemampuan dana memungkinkan, maka dana operasional (DO) ketua-ketua RT se-Balikpapan dapat dinaikkan. “Kita upayakan naik. Semoga juga memberi semangat bekerja bapak dan ibu RT,” pungkasnya. (tig)