TINTAKALTIM.COM-H Rudy Mas’ud SE ME calon tunggal yang dijagokan Partai Golkar maju di Pilgub Kaltim 2024, memiliki kans besar untuk dicalonkan dengan siapa saja, apalagi bila calon untuk wakil gubernur (wagub) itu punya sisi ketokohan dan elektabilitas yang tinggi. Salah satunya adalah Drs H Makmur HAPK, MM.
“Tidak ada yang tak mungkin di dunia ini. Apalagi bicara politik itu sangat dinamis dan fleksibel alias lentur. Tapi, kolaborasi itu bisa dilakukan demi memberikan keyakinan kepada grassroot,” kata H Sjarifuddin Hasbullah, alumnus Universitas Mulawarman (Unmul) saat memberikan pendapat politiknya berkaitan dengan Pilgub Kaltim 2024 mendatang.
Sjarifuddin yang wartawan senior eks Kaltim Post Group ini, mengatakan Rudy Mas’ud juga tepat bersama Nabil Husein Said Amin Al Rasyidi. Tetapi, poros politik ke depan terus bergerak mencari formula, skema mana yang tepat. Hanya saja sejauh ini, Makmur HAPK memiliki talenta politik yang pasti.
“Pak Makmur itu mantan bupati Berau dua periode dan ketua DPRD Kaltim sehingga diyakini beliau cukup mumpuni dan sangat paham mengenai bidang pemerintahan. Pak Makmur sekarang berlabuh di Partai Gerindra,” jelas Sjarifuddin yang sempat satu dasawarsa menjadi motor penggerak DPC Gerindra Balikpapan.
Secara historis, kata Sjarifuddin, Makmur memiliki silsilah kesultanan di Kaltim dan itu terlihat daripada singkatan HAPK di belakang namanya adalah Haji Aji Panglima Kahar yang punya jiwa kepemimpinan. Dan lahir di Kampung Batu-Batu sekitar 60 kilometer dari Berau pada 17 April 1958.
Kapasitas bidang pemerintahan pun kata Sjarifuddin, dua periode menjadi orang nomor satu di Berau, Makmur dikenal sebagai pemimpin yang berkharisma dan berhasil. “Karya politiknya jadi semacam legacy yakni Bandara Kalimarau dan destinasi wisata Pulau Derawan, Maratua dan Labuan Cermin hasil polesan Makmur. Jadi, insting kebijakan mengembangkan daerah dan leadership-nya luar biasa. Kalau tandem dengan Rudy Mas’ud sangat klop,” kata Sjarifuddin.
Apa alasan Sjarifuddin mengusulkan pasangan Rudy Mas’ud-Makmur di Pilgub Kaltim 2024? Karena dinilai keduanya sangat tepat memimpin Kaltim ke depan. Rudy yang seorang pengusaha kapasitas politiknya juga sangat mumpuni. Tegas dan analisa politiknya tajam serta memiliki kapasitas ‘orasi panggung’ lewat artikulasi dan narasi sangat baik.
Bukan itu saja kata Sjarifuddin, Rudy Mas’ud tercatat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kaltim dan menjadi anggota DPR-RI Dapil Kaltim dan duduk di komisi III (bidang hukum) yang terpilih kembali di tahun 2024 dengan suara terbanyak.
“Itu bukti leadership Rudy Mas’ud dan keberhasilannya adalah ketika menjadi Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Kaltim di Pilpres 2024. Saat itu, Kaltim meraih 70 persen kemenangan. Ini berkat polesan tangan Rudy Mas’ud,” urai Sjarifuddin.
Supporting kapasitas lainnya kata Sjarifuddin, Rudy Mas’ud sudah menyelesaikan S3 Ilmu Ekonomi di Pascasarjana Universitas Mulawarman . Sehingga selain memang berhak dengan predikat doktor hukum, ia juga pantas dijuluki doktor politik karena pencapaiannya yang signifikan dalam dedikasinya sebagai nakhoda Partai Golkar di Kaltim dan pada tataran nasional.
“Rudy Mas’ud itu jangan ditanya apa yang dikerjakan untuk Kaltim. Saat menjadi anggota DPR-RI juga banyak yang ia perjuangkan. Khususnya kontribusi dan sinergi dengan multistakeholders di Kaltim berkaitan dengan masalah keamanan. Karena, Komisi III itu ‘kan bidang hukum, HAM, dan keamanan,” kata Sjarifuddin yang lebih dikenal dengan nama akrabnya Jenderal.
Keliru katanya, ketika mempertanyakan posisi tugas-tugas Komisi III sama dengan komisi lainnya. Contoh, Komisi V dan Komisi X itu lebih pada kegiatan yang wujudnya infrastruktur. Seperti Komisi V ruang lingkupnya infrastruktur, transportasi, daerah tertinggal dan transmigrasi yang mitra kerjanya luas seperti Kemenhub dan lainnya. Dan itu untuk dapil Kaltim ada Irwan Fecho.
“Jadi melihat itu secara objektif. Nah, sekarang Rudy Mas’ud itu punya kekuatan lobi politik yang dahsyat. Kalau nanti jadi gubernur Kaltim, tentu bisa berjuang untuk menambah anggaran APBD Kaltim. Apalagi saat Pileg 2024 tadi, Partai Golkar se-Kaltim mampu meraih sekitar 500 ribu suara. Itu modal politik yang tak bisa diabaikan,” jelas Sjarifuddin yang juga ketua Majelis Kehormatan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Kaltim ini.
Bagi Sjarifuddin, politik itu juga ada ‘gerakan dari langit’. Ibaratnya di dunia sudah menjalani kaitan ‘2 tangan’ yakni tanda tangan dan campur tangan. Hanya, 1 tangan lagi sangat penting, yakni ‘garis tangan’. Gerakan politik Rudy Mas’ud itu adalah ikhtiar dan semua kita serahkan pada Allah.
Insya Allah, kata Sjarifuddin, nalurinya mengatakan sangat tepat kalau Rudy Mas’ud berpasangan dengan Makmur. Biarkan politik ini berjalan dinamis dan pada akhirnya nanti akan ditemukan deal politik demi kepentingan Kaltim.
“Kalaupun toh nanti harus bergandengan dengan Nabil Husein juga dipandang tepat. Ada kekuatan anak muda di situ yang bisa mengakomodir program-program kepemudaan. Apalagi Kaltim juga akan masuk dalam era bonus demografi di mana usia produktif lebih besar dan harus mendapat porsi untuk berkiprah dalam pembangunan Kaltim,” tuturnya.
Namun demikian, Sjarifuddin menambahkan, “Soal Nabil, saya kira tergantung restu dan pertimbangan Pak Said Amin. Saya kenal persis Pak Said itu seorang petarung sekaligus tokoh visioner yang bijak. Saya cenderung punya keyakinan bahwa Pak Said akan memberi kesempatan yang luas bagi Nabil untuk memetik pengalaman dan pemahaman yang lebih dalam melalui kiprahnya sebagai anggota DPR RI dulu selama 5 tahun ke depan. Toh, karier politik Nabil masih sangat panjang, ia lelaki dewasa yang masih muda, dan biarlah waktu yang bergulir akan mematangkan kemampuan dan kesiapannya kelak,” pungkas Sjarifuddin.(gt)