TINTAKALTIM.COM-Persatuan Sopir dan Kernet (Personet) jurusan Sepaku-Semoi sangat siap untuk mengikuti regulasi atau aturan kaitan peremajaan (revitalisasi) kendaraan. Tujuannya, untuk memberi pelayanan masyarakat lebih maksimal. Apalagi, kendaraan yang ada sudah sangat usang.
“Kami sangat siap. Kalaupun toh harus berbadan hukum, kami bisa lakukan lewat koperasi. Prinsipnya, kami mendukung kebijakan pelayanan dan juga Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kaltim dalam mengatur transportasi,” kata Ketua Personet Sepaku-Semoi Zaenal di hadapan peserta rapat evaluasi moda transportasi menuju IKN di ruang rapat lantai I BPTD Kaltim, Rabu (23/08/2023).
Rapat dipimpin Kepala BPTD Kelas II Kaltim Dr Muiz Thohir itu, dihadiri juga Kepala Seksi Sarana dan Angkutan Jalan, Sungai, Danau dan Penyeberangan Wisnu Herlambang AMd LLAJ, Sap, MM, Kadishub Penajam Paser Utara (PPU) Andi Sangkuru, Kadishub Balikpapan yang diwakili Pengendalian Operasi (Dalops) Suparli dan team, Pengawas Terminal Tipe A Batu Ampar Sulis Setyawan S Kom, jajaran pengurus Personet Zaenal dan Asep, pimpinan Sinar Jaya Rizky dan undangan lainnya. Rapat juga dilakukan secara online meeting menghadirkan Dishub Provinsi Kaltim.
Menurut Zaenal, Personet sudah sejak tahun 1990 beroperasi. Dan itu sebagai upaya untuk mengais rezeki mencari penumpang jurusan Sepaku-Semoi. Sehingga, berharap kebijakan yang ditempuh BPTD harus terus bersinergi. “Kami bersyukur saja, jujur kalau dibilang berkurang penumpang iya, karena adanya transportasi Sinar Jaya. Tapi, Alhamdulillah kami tetap bertahan,” kata Zaenal.
Dalam konteks peremajaan kata Zaenal, dirinya akan melakukan rapat internal. Karena, total kendaraan ada sekitar 22 kendaraan. Apakah nanti pola peremajaan atau revitalisasi itu semua atau bagaimana ikut kebijakan BPTD Kaltim.
“Kami hanya bernaung di bawah PT Borneo. Tetapi, seluruh kendaraan milik pengurus Personet secara mandiri atau individu. Sehingga, kami berupaya maksimal bagaimana mencari rezeki yang halal ini bisa berjalan maksimal. Untuk kaitan pajak dan KIR mobil, urusan pribadi kita masing-masing,” kata Zaenal.
Dikatakan Zaenal, pihaknya tidak ingin neko-neko. Bagaimana operasi transportasi untuk mencari penumpang Sepaku-Semo tidak sampai terganggu. Sebab, sudah dilakukan puluhan tahun lalu demi untuk mencari nafkah sehari-hari.
Ia menyadari, ada proses dalam peremajaan. Hanya, jika dikehendaki untuk membuat badan hukum, sangat siap. Apalagi sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) yang berkunjung ke Terminal Batu Ampar sempat menawarkan peremajaan.
“Kita siap saja kalau diremajakan. Bahkan, kalau nanti polanya harus menyicil pun kita jajaran Personet akan rapat dan memutuskan bagaimana skema kemudian,” ujarnya.
Dalam konteks peremajaan kendaraan milik pengurus Personet ini, sebelumnya sempat terlontar dari penyampaian Menhub Budi Karya Sumadi saat berkunjung ke Terminal Batu Ampar. “Bagaimana, Anda siap jika diremajakan kendaraan,” ujar Menhub kepada sopir Sepaku-Semo saat itu yang dijawab siap oleh para sopir.
KEMENHUB
Sementara itu Muiz Thohir menegaskan, peremajaan itu baru wacana yang ditawarkan dan itu semua kebijaksanaan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) khususnya Direktorat Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat)
“Kami hanya mengusulkan. Semua kebijakan dan persetujuan itu ada pada Kemenhub. Prinsipnya, bagaimana fungsi pelayanan transportasi di masyarakat bisa maksimal. Apalagi adanya Ibu Kota Negara (IKN),” kata Muiz.
Dikatakan Muiz, keberadaan bus Sinar Jaya memang keinginan Kemenhub. Karena, saat itu Menhub ingin ada pelayanan bersubsidi untuk masyarakat agar dapat menuju IKN. Kendati, memang diakui secara peluang penumpang relatif kecil load factor (LF) yang ada.
“Karena rencana peremajaan itu menggunakan dana APBN, maka tidak mungkin dikucurkan bantuannya pribadi-pribadi. Harus lewat badan hukum dan itu mekanismenya juga akan dibahas kemudian. Kami hanya mengusulkan, bagaimana mekanismenya nanti setelah rapat-rapat lanjutan dengan Kemenhub,” ujar Muiz.
Prinsipnya kata Muiz, semua pihak dapat sinergi-kolaborasi untuk memajukan Kaltim. Apalagi, perkembangan IKN ke depan akan semakin memiliki dampak terkait transportasi.
Sementara itu Kadishub PPU Andi Sangkuru mengatakan, jika memungkinkan ada pula trayek yang menghubungkan dan melayani kawasan Penajam Area. Karena, sejauh ini masyarakat banyak kesulitan tranposrtasi jika harus menuju ke Titik Nol IKN.
“Tolong ini bisa juga dipikirkan adanya pelayanan perintis. Sebab, dari Penajam ke Titik Nol itu, banyak yang memerlukan transportasi. Tetapi, sering kesulitan sehingga kita sering meminjam dari perusahaan-perusahaan untuk mendukung transportasi itu,” kata Andi Sangkuru.
Menurut Andi, jika BPTD Kaltim dapat mengurai mekanisme tranpsortasi tersebut lewab pola perintis atau subsidi, akan sangat baik ke depannya. “Karena potensinya juga besar. Dan ini juga bicara pelayanan masyarakat ke depannya setelah adanya IKN,” ujar Andi Sangkuru.
Sedang Dishub Balikpapan melalui Suparli mengatakan, sebaiknya Bus Sinar Jaya juga harus menunggu penumpang yang ada di Bandara Sepinggan atau Pelabuhan Semayang. Karena, potensinya besar. “Target untuk ke IKN itu bagaimana. Ini yang juga perlu dipikirkan ke depan. Sebab, nantinya juga akan ada Transit Oriented Development (TOD),” ujar Suparli.
Mengenai hal itu, Wisnu Herlambang mengatakan, bahwa semua akan dievaluasi. Termasuk, Bus Sinar Jaya yang hingga Desember 2023 nanti. “Apakah kita akan ubah pola transportasinya atau bagaimana, makanya sekarang digelar rapat evaluasi. Semua masukan yang muncul tentu jadi kajian dan melakukan pemetaan (mapping) untuk transportasi. Prinsipnya, kehadiran BPTD Kaltim untuk melayani masyarakat,” ungkap Wisnu.
Disebutkan Wisnu, kaitan pola tranpsortasi IKN yang didesain Kemenhub, BPTD selalu berkoordinasi. Bahkan, ke depan akan ada semacam transfer point di sekitar rumah jabatan bupati PPU.
“Kemenhub selalu melakukan kajian khususnya terkait transportasi IKN. Makanya, nanti juga ke depan Pulau Balang beroperasi, sehingga diperlukan desain baru transportasi untuk mengurai agar masyarakat bisa terlayani. Prinsip transportasi itu kan melayani masyarakat maksimal. Kehadiran BPTD Kaltim juga demi pelayanan transportasi masyarakat,” ujar Wisnu. (gt)