TINTAKALTIM.COM-PDAM Tirta Manggar Balikpapan jadi contoh atau best practice dalam implementasi bidang hubungan masyarakat (humas) dengan konsep digital secara nasional. Itu dengan ditunjukkan perusahaan ini menjadi fasilitator di event Indonesia Water Forum 2019 di Jakarta International Expo Kemayoran, 6-8 November 2019.
Direktur Utama (Dirut) PDAM Kota Balikpapan Haidir Effendi ketika dikonfirmasi Tintakaltim.Com, membenarkan jika perusahaan yang dipimpinnya menjadi tolok ukur atau benchmarch nasional oleh Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi).
“Benar saya mendapat surat dari Direktur Eksekutif Perpamsi Ashari Mardiono agar PDAM Balikpapan jadi fasilitas nasional untuk memberi contoh bagaimana humas yang kegiatannya menggunakan pola digital,” kata Haidir.
Menurut Haidir, PDAM Balikpapan memberi kesempatan stafnya Suryo Hadi Prabowo yang memang mengelola konten kreatif divisi kehumasan untuk jadi pembicara di tingkat nasional itu untuk sharing informasi dan berbagi pengalaman. “Alhamdulillah, sebenarnya masih banyak kekurangan PDAM Balikpapan, tetapi pihak lain melihat ada kelebihan di bidang humas digital. Nggak ada salahnya, kita transfer knowledge,” ujar Haidir.
TRANSFER ILMU
Sementara itu, Suryo Hadi Prabowo yang tampil di hadapan peserta humas dan customer service PDAM se-Indonesia menyampaikan presentasi berjudul Peran Humas PDAM dalam Industri 4.0 di Era Teknologi Multiplatform. Suryo menjelaskan secara detail presentasinya terdiri dari 55 slide. “Saya sharing di forum itu apa yang sudah dilakukan PDAM Balikpapan untuk bidang humas,” kata Suryo.
Suryo menjelaskan, bagaimana target audiens harus dicermati terlebih dahulu oleh divisi humas. Seperti pelanggan, pemerintah dan internal di perusahaan air minum tersebut. Sehingga, ketika merancang konten akan lebih lengkap dan dapat diketahui seluruh pihak.
Ia juga menjelaskan, bagaimana humas yang ideal di era sekarang. Harus menguasai materi atau konsep terkait kebijakan internal perusahaan. “Humas itu tidak boleh bohong, menutupi fakta dan data. Namun, tidak harus menyatakan semuanya,” ujar Suryo.
Selain itu ungkap Suryo, Humas juga harus dapat membatasi mana informasi yang dapat dishare ke publik dan media. Sebab, tidak semua informasi harus disampaikan. “Ada kebijakan internal yang tidak harus diketahui publik. Itu tidak hanya PDAM, seluruh perusahaan juga memiliki etika kehumasan semacam itu,” ungkap Suryo yang merancang konten kreatif di PDAM Balikpapan untuk kepentingan pelanggan dan lainnya ini.
Sejauh ini, PDAM Balikpapan telah membuat humas dengan pola digital. Baik dalam bentuk aplikasi platform media sosial maupun gimik yang didesain lewat video informasi. Misalnya, Suryo membuat content video yang berjudul Tok-Tok PDAM, di mana di dalamnya menceritakan tentang sosialisasi bagaimana pelanggan PDAM harus mengetahui tentang hemat air, kebocoran dan juga membayar rekening air tepat waktu.
Menurut Suryo, Humas PDAM Balikpapan akan terus berkreasi di era digital. Sebab, sekarang sudah masuk disruption era atau era disrupsi. Seluruh pelanggan telah memiliki smartphone, sehingga pola pelayanan harus digital. “Kalau kita tidak menguti era digital, maka akan tertinggal. Makanya, kami di humas terus melakukan langkah-langkah inovasi demi kepentingan pelanggan,” ujarnya. (git)