TINTAKALTIM.COM-Ungkapan doa dipanjatkan dan menjadi kata-kata kesedihan yang menggambarkan betapa publik memberikan rasa simpati dan kehilangan atas meninggalnya mantan Walikota dua periode 2001-2011 H Imdaad Hamid SE bin H Abdul Hamid Kadir Karim.
Media ini jadi saksi. Baik masa lalu dan kini. Begitu tinggi animo masyarakat yang ikut berbelasungkawa. Di ruang VIP Room Bandara SAMS Sepinggan menjemput jenazah dari Jakarta, di rumah duka Jln Bhayangkara hingga peristirahatan terakhir di Taman Makam Pahlawan (TMP) kawasan Stal Kuda. Semua menyebut: almarhum orang baik.
Terlihat yang ikut takjiah (melayat). Dari pejabat, pengusaha, tokoh pemuda, ASN dan seluruh kerabat almarhum, rata-rata menyebut bahwa sosok Imdaad seorang yang visioner atau orang yang memiliki pandangan ke depan. Rencananya tepat mencapai tujuan.
Sikap dan kepribadian almarhum, bisa dijadikan acuan bagi pemimpin. Almarhum disebut mampu menciptakan, merumuskan, berkomunikasi dengan baik bahkan implementasinya pun terukur.
“Saya saksi hidup. Kegiatan positif apapun didukungnya. Asalkan jelas, dilengkapi data dan outputnya demi kemajuan,” kesan anggota DPRD Balikpapan Ali Munsyir Halim yang ikut memanjatkan doa sekaligus tahlilan untuk almarhum Jumat (5/08/2022) di rumah Bhayangkara.
Rumah yang sederhana sekelas mantan walikota 2 periode itu, penuh dengan pendoa. Kalangan ibu-ibu, dan sahabat almarhum saling memanjatkan doa. Tak hanya di dalam, luar rumah pun dipasang tarup, tempat duduk yang ada penuh.
Usai salat Isya, KH Sayid Machmud Al-Balgheits, sahabat almarhum memimpin pembacaan doa. Terlihat anak-anak almarhum seperti H Muhammad Dimyathie Riza SE, Hj Mirza Imada Zulfhieqar (Micha) dan mantu Imdaad, Noer Hidayah (Nunu) pun ikut berdoa dan larut dalam kesedihan. Acara dibuka pembawa acara Nur Harsamdani, Kabag SDM PDAM yang juga MC spesialis wedding dengan pembacaan Surah Alfatihah dan dilanjutkan KH Sayid Machmud.
Selama 30 menit, Ustaz Sayid Machmud memimpin doa yang dikirim ke alm Imdaad Hamid. Sebelumnya, ada rangkaian zikir dan tahlil. Semua urutan doa diikuti jamaah yang memenuhi undangan ahlul bait. Doa itu ditujukan untuk ahli kubur yang dituju agar almarhum Imdaad husnus khatimah.
Ali Munsyir, pernah bersama Imdaad saat mengurusi bowling. Menurutnya, bowling berprestasi sebab didukung APBD, asalkan pengajuan rasional dan Imdaad tak pernah menolak. Imdaad saat itu ketua umumnya.
Ia terkenang masa-masa saat Imdaad masih menjadi sekretaris daerah (sekda) hingga walikota. Saat itu, Munsjir menjabat Kabag Humas.
“Saat itu saya hadir di coffee morning, duduk sebelah Pak Imdaad. Ada ultimatum agar seluruh informasi dari pemkot dan juga dinas-dinas harus satu pintu melalui dirinya agar tidak bias khususnya terkait kebijakan,” ujar Munsjir.
Bukan itu saja kata Munsjir, Imdaad juga sangat concern dengan prestasi. Sehingga, proses dukungan anggaran selalu maksimal tak hanya di bidang olahraga tetapi bidang-bidang lainnya.
Ada rasa hormat dan sedih ketika doa dipanjatkan dan disebut nama almarhum. “Khusuushon ila ruuhi H Imdaad Hamid SE. Allahumaghfirlahu warhamhu wa’aafihi wa’fu ‘anhu, lahul faatihah,” ucap KH Sayid Machmud. Semua undangan menimpalinya dengan amin.
Media ini juga ikut berdoa. Jajaran pegawai PDAM di bawah kepemimpin Direktur Umum Nunu pun hadir. Terlihat Kabag Hubungan Pelanggan (Hublang) Abdul Ramli, Kasubag Customer Service (CS) Suryo Hadi Prabowo, mantan Satuan Pengawas Internal (SPI) Arifuddin dan lainnya berbaur dan saling memanjatkan doa.
Tokoh-tokoh pun hadir di acara doa bersama itu. Kehadiran itu karena gerakan hati, melihat masa lalu Imdaad yang dikenang tak pernah marah dan selalu menyelesaikan masalah dengan tenang.
Dari tamu yang hadir ada Becky Subagyo bersama istri. Becky mantan Ketua Ikatan Olahraga Dansa Indonesia (IODI) Balikpapan yang digantikan Agus Kencana. Ia banyak kesan yang mendalam pada almarhum. “Kehadiran saya di acara tahlil dan doa ini untuk mendoakan almarhum bersama istri dan teman-teman. Tentu, doa itu jadi senjata agar almarhum tenang di alam barzah dan diampuni segala dosanya,” ujar Becky yang terlihat berkaca-kaca matanya melihatkan kesediahannya.
Imdaad di mata Becky sebagai guru dan orangtua. Petuahnya begitu berarti yang lebih menitikberatkan pada meraih opportunity dan masa depan baik. Sehingga, doa yang ia panjatkan bersama sang istri Etty Paulina Soebagyo jadi doa terbaik dan dikabulkan Allah.
“Almarhum sangat rendah hati dan tawadhu serta smart. Sehingga masyarakat jadi kagum. Tak ada kebencian dirinya pada orang lain. Ia tempat mengadu warga dan mencarikan solusi,” urai Becky.
Yang hingga kini sulit dilupakan Becky adalah, memberi nasihat kepada siapapun dan sosok pemimpin yang mengedepankan spiritual quotient. Salat lima waktunya tak pernah terlupakan. “Intinya jika bertemu Pak Imdaad itu ada semacam semangat (ghirah). Sebab, pesan-pesan moralnya membangun motivasi dan sangat sabar serta tak pemarah,” kenang Becky.
Dari doa bersama itu, anak almarhum Dimyathie Riza yang selama orangtuanya sakit selalu merawat bersama istri juga masih menunjukkan kesedihan. “Bapak itu, tidak bisa melihat orang lain susah. Contoh, ada yang kesulitan biaya kuliah, justru dibiayai sampai menyandang gelar sarjana. Belum lagi lainnya. Semoga semua jadi amal jariyah,” sebut Riza.
STABILITAS CASH FLOW
Dari sahabat almarhum dan mantan stafnya, hadir pula di doa bersama itu yakni Madram Muchyar atau biasa disapa Memet. Ia dulu di zaman Imdaad sebagai Kabag Keuangan. Yang selalu menjadi perhatian almarhum adalah stabilitas cash flow APBD.
Imdaad kata Memet, mencermati APBD yang dijadikan instrumen kebijakan yang dipakai sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat di daerah.
Arus kas APBD kata Memet, dikontrol maksimal baik penerimaan dan pengeluaran. Sehingga manajemennya diperhatikan.
“Almarhum jika sudah melihat kondisi APBD cukup 3 bulan sudah serius. Efisiensi dilakukan, sehingga ketika membuat forecasting atau proyeksi yang skala prioritas dulu. Misalnya gaji pegawai (fix cost). Itu diutamakan jangan terlambat,” cerita Memet.
Ragam kenangan indah almarhum semua terucap masing-masing dari undangan pembaca doa 3 hari wafatnya Imdaad. Tak dapat disebutkan satu per satu, tetapi seluruhnya menyebut sosok Imdaad jasa-jasanya dan dedikasinya untuk Kota Balikpapan selalu dikenang masyarakat.
Nunu mewakili keluarga pun ikut sedih. Tetapi, dia menyampaikan ribuan terimakasih kepada masyarakat Kota Balikpapan yang telah ikut mendoakan dan mengantarkan jenazah hingga ke pekuburan. “Terimakasih gubernur, wagub, walikota dan seluruh kerabat bapak. Semoga doa-doa yang dipanjatkan dikabulkan Allah dan bapak ditempatkan di surga serta husnul khatimah,” pungkas Nunu dan suaminya Riza. (gt)