TINTAKALTIM.COM-Walikota Balikpapan H Rahmad Mas’ud SE ME punya keyakinan, jika masuk rumah baru atau ‘naik rumah’ harus diiringi doa dan meminta perlindungan Allah. Kendati belum secara full pindahan, tetapi itu dilakukannya dengan membaca berzanji dan salat jamaah bersama warga.
Sebenarnya, Walikota ingin membuat acara yang melibatkan semua elemen. Hanya, karena Kota Balikpapan masih diwarnai dengan merebaknya covid-19, itu dilakukan untuk kalangan terbatas dengan mengikuti regulasi satgas covid.
“Saya ingin membatasi internal keluarga. Tapi, ada yang sowan untuk membuat acara dan itu dari Kerukunan Keluarga Masyarakat Mandar Balikpapan. Makanya saya ikut dengan catatan tetap ketatkan protokol kesehatan (prokes),” kata Wali Kota yang tak dapat menolak kegiatan doa bersama pindah rumah itu dari paguyuban.
Kegiatan digelar sederhana oleh Kerukunan Keluarga Mandar Sulawesi Barat (KKMSB) Kota Balikpapan dengan mengusung tema: Baca Salawa, Baca Barakka (membaca selawat dan membaca berkah atau meraih berkahnya). Sekaligus dirangkai syukuran atas pelantikan Rahmad Mas’ud.
Kegiatan diawali salat magrib berjamaah. Dilanjutkan pembacaan berzanji. Ini adalah ekspresi spiritual masyarakat Bugis baik Sulawesi Selatan maupun Sulawesi Barat tepatnya Mandar.
“Ini keyakinan selain naik rumah, biasanya berzanji dibaca saat aqiqah, perkawinan, selamatan dan lainnya,” kata Sekretaris KKMSB Balikpapan, Drs Junaidi Latief yang juga panitia acara.
Berzanji kata Junaidi, karena pengaruh ajaran Islam. Sebab, kitab yang dibaca kaitan kemuliaan Rasulullah SAW. Dan itu dibaca untuk mengingatkan kenangan perjuangan Rasulullah.
“Boleh kita sebuat kontemplasi makna kehadiran Rasulullah. Karena yang dibaca doa-doa, pujian dan pencitraan riwayat Nabi Muhammad. Seperti membaca selawat,” urai Junaidi Latief.
Dalam konteks berzanji ini, Syarifuddin dan Ir Patman Parakkasi yang hadir di acara menyebut, isinya mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Rasulullah. Juga sejumlah peristiwa yang jadi teladan manusia. “Intinya wujud kecintaan kita dengan Rasulullah,” ungkap Patman. Bahkan, Syarifuddin menyebut, Gus Dur pun melakukan pembacaan berzanji di masa hidupnya.
Pembacaan berzanji dilakukan selama 30 menit dipimpin Ustaz H Muhammadiah dan secara berurutan pembacaan dilakukan oleh Ustaz Amiruddin, HM Arief, Ali, Ahmad, Salman, Safar dan Kurniadi. Kemudian tuntas berzanji, dilanjutkan salat Isya berjamaah.
Salat berjamaah dipimpin Ustaz Mukhlis (Masjid Istiqomah) juga dihadiri tokoh-tokoh masyarakat Mandar seperti H Syahril H Taher, H Mubar Yahya, Aminuddin Arief, Drs H Ahmad Mallolongan. Juga tokoh muda Mandar Yaser Arafat, Patman Parakkasi dan Ustaz Mustaqim, Sugito, Rosman Abdullah, Syarifuddin, Andi Welly serta pengurus KKMSB lainnya.
Ketua Panitia Acara Irvan Taufiq menyebutkan, acara tersebut wujud rasa syukur atas dilantikanya Walikota H Rahmad Mas’ud SE ME. “Tapi saya ingatkan, lewat podium ini, seluruh warga Mandar di Balikpapan harus mendukung kebijakan pemerintah dalam hal patuh prokes covid-19. Setuju ya bapak-ibu,” kata Irvan disambut setuju hadirin yang hadir.
PUISI REFLEKSI UMAT
Sementara itu, suasana silaturahmi ‘injak rumah baru’ itu, dimeriahkan dengan pembacaan puisi oleh Junaidi Latief. Di atas panggung, Junaidi beraksi dengan puisi berjudul Tunui Undung, Bacai Tula’bala (doa tolak bala) karya Abdul Muis Mandra, budayawan dan sejerawan asal Kota Mandar.
Aksi panggung Junaidi mengundang senyum undangan. Sebab, intonasinya seolah meniru pembaca puisi ternama dengan logat Mandarnya. “Eh macca, macca (pintar-pintar) memang Pak Jun,” puji Patman Parakkasi, warga Mandar sambil tersenyum.
Kepada media ini, Junaidi menyebut bait-bait syair puisi yang dibacanya secara umum sebagai wujud refleksi untuk ummat termasuk undangan bahwa dari hadist Rasulullah SAW, bahwa suatu saat nanti, masjid yang megah tetapi jamaahnya kurang, manusia saling fitnah, wujud syaitan ada di mana-mana dan dajjal merajalela. Dunia sudah jadi idola, diperbudak uang dan hubud dunia atau cinta dunia
“Tunui undung. Baca tula’bala,” ujar Junaidi berkali-kali yang diikuti hadirin jadi ucapan yang mewarnai di ruang acara tersebut.
MEMBANGUN BALIKPAPAN
Sementara itu, Walikota H Rahmad Mas’ud dalam sambutannya menyebutkan, terimakasih kepada warga kota yang sudah mendukung serta taat akan protokol kesehatan (prokes) pencegahan covid-19.
“Saya mengingatkan agar terus terapkan prokes di mana saja. Sebab, sebagai ketua satgas covid-19, saya punya tanggung jawab untuk terus mensosialisasikan pencegahan covid,” kata Walikota yang menambahkan, Kota Balikpapan masih ada penambahan pasien covid-19 sehingga harus terus waspada.
Walikota juga berterimakasih kepada tokoh-tokoh Mandar yang hadir seperti Syahril H Thaher, Mubar Yahya dan lainnya. “Saya harus terus minta bimbingan untuk sama-sama membangun kota Balikpapan. Ayo kita bangun Kota Balikpapan dengan ikhlas dan berkelanjutan . Tak hanya dari Mandar, tapi seluruh paguyuban di Kota Beriman ini untuk bersama membawa Balikpapan lebih baik, modern, relegius, nyaman dihuni dan aman dalam bingkai madinatul iman,” ujarnya.
Disebutkan Walikota, ada beban besar yang harus dipikulnya jika ia kerja sendiri membangun kota. Sehingga, tagline gotong-royong harus melibatkan semua pihak. “Jujur saya minta dukungan bersama-sama. Mari kita membangun kota yang sudah baik dikerjakan oleh para pendahulu untuk ditingkatkan. Dan, yang kurang diperbaiki,” pinta Walikota.
Selain menjaga persatuan-kesatuan serta persaudaraan, Walikota juga berpesan agar masyarakat tidak mengabaikan prokes dalam kaitan covid-19. “Dalam beraktivitas di mana saja termasuk di perkantoran, harus terus patuhi prokes covid-19. Sebab, ini penting dalam menjaga kesehatan. Khususnya gunakan masker,” ujar Walikota berkali-kali. (gt)